Berita Gaya Hidup, (harapanrakyat.com),- Postingan Instagram ternyata dapat menunjukkan tingkat depresi dan kesehatan mental kita. Disadari atau tidak, aktivitas media sosial memang bisa mengungkapkan banyak hal mengenai keadaan fikiran sesorang.
Dikutip dari Times of India, Kamis (11/04/2019), baru-baru ini sebuah penelitian mengukapkan bahwa hal kecil seperti filter, pilihan kata pada caption atau judul, serta emojii yang digunakan pada postingan instagram dapat memberitahu banyak tentang perasaan kamu.
Peneliti dari Universitas Harvard dan Universitas Vermont telah mengembangkan suatu algoritma yang memungkinkan bisa mengungkap tanda-tanda seseorang mengalami depresi hanya dari aktivitas media sosial.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti melakukan survei terhadap sekitar 166 netizen di Instagram. Kemudian, para peneliti pun menerapkan algoritma yang mereka kembangkan pada 43.950 foto yang diposting oleh netizen tersebut.
Setelah hasilnya digabungkan, ditemukan bahwa netizen yang menunjukkan gejala depresi kerap menggunakan filter berwarna gelap/hitam, biru dan abu-abu pada foto mereka. Selain itu, netizen juga lebih cenderung memakai foto redup dan memposting foto yang lebih sedikit fitur wajah pada setiap fotonya.
Bukan hanya foto saja yang terlihat sedih, namun netizen juga lebih sering melakukan foto selfie. Hal ini membuktikan kalau mereka tidak menghabiskan waktu banyak dengan keluarganya ataupun teman-temannya. Bahkan, kemungkinan mereka juga jarang bersosialisasi seperti sebelumnya.
Penggunaan Inkwell Filter
Dalam penelitian tersebut juga menemukan bahwa mereka netizen yang mengalami depresi lebih cenderung menggunakan Inkwell filter (hitam dan putih) di Instagram. Sedangkan, mereka yang tidak menunjukkan tanda-tanda depresi lebih suka memakai filter Valencia supaya foto-foto mereka terlihat lebih terang dan lebih hangat.
Menurut penelitian tersebut, algoritma kecerdasan buatan itu mampu mengidentifikasi depresi dengan benar sebanyak 70 persen. Akurasinya itu jauh lebih baik 40 persen dari penelitian para dokter.
Bahkan, yang lebih menarik mengenai penelitian ini adalah, sebelum diagnosis klinis, suatu algoritma (model computer) ini mampu menemukan gejala depresi. Itu artinya, di masa depan teknologi ini bisa digunakan untuk menjangkau orang yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Dengan menggunakan algoritma ini, dokter pun dapat memberikan bantuan lebih cepat. Dengan begitu bisa menghindari diagnosis yang salah mengenai depresi. (Eva/R3/HR-Online)