Sukamantri, (harapanrakyat.com),- Naiknya harga cabai merah beberapa waktu lalu mengundang reaksi dari berbagai pihak. Dan yang pasti, kenaikan tersebut juga dirasakan sangat berdampak pada sendi-sendi perekonomian di kalangan masyarakat.
Beberapa pihak yang bereaksi atas kenaikan tersebut diantaranya, Direktorat Jenderal (Dirjen) Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) dan Direktur Utama (Dirut) Balai Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Barat. Kondisi itu memaksa kedua pihak untuk menyambangi para petani cabai merah di Kecamatan Sukamantri.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K), Itang S.PKP, ketika ditemui HR, Minggu (8/1) di kantornya.itang mengatakan, Kedatangan mereka guna melakukan verifikasi harga cabai merah.
Itang menjelaskan, beberapa faktor yang menyebabkan naiknya harga cabai merah di pasaran. Diantaranya, kurangnya pasokan cabai merah, produksi menurun, kondisi alam, pengaruh iklim, dan hama.
Diakui Itang, dari areal seluas 71 hektar, cabai merah yang bisa dipanen dengan baik hanya mencapai 70 persen. Sementara 30 persen sisanya, terserang hama. Sehingga wajar, jika harga menjadi melambung tinggi.
Menyikapi hal itu, Itang merencanakan adanya sinergitas antara kementrian pertanian dan Ketenagakerjaan, dalam hal pelatihan pertanian. Soalnya, hal itu sedikit banyaknya mempengaruhi tingkat pemahaman dan pengelolaan bidang pertanian.
Berbeda dengan Itang, Dedi, petani cabai merah di Sukamantri, ketika dimintai keterangan oleh HR, mengatakan, bahwa kenaikan cabai merah terjadi, disebabkan oleh unsur mata rantai distribusi pada saat sudah memasuki pasar.
Sementara itu, Bagian Lab. Proteksi Hama Penyakit, Harsu, saat ditemui HR terkait dengan penanganan hama penyakit, menyarankan agar para petani cabai merah menggunakan pestisida ramah lingkungan.
Di samping itu, dia juga menganjurkan agar para petani menerapkan sistem border, yaitu penanaman jagung berlapis sebagai proteksi dari lalat buah. Selain kedua cara tersebut, pihak Dirjen DPTPH, Susilo menghimbau agar penanganan hama dilakukan dengan pembuatan screen house. (dji)