Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Terkait dengan rencana pembangunan jalan tol Bandung-Cilacap yang akan melewati Kota Banjar, yaitu wilayah Kecamatan Purwaharja dan Kecamatan Langensari, membuat pemerintah kecamatan setempat meminta agar lahan yang nantinya terkena imbas dikaji lebih mendalam lagi.
Seperti yang dikatakan Camat Purwaharja, Nia Kania Permasih, saat dikonfirmasi Koran HR, Senin (19/11/2018) lalu, bahwa pada intinya, pihaknya mendukung program pemerintah tersebut.
“Tapi, atas wilayah kami ini akan dilalui, maka penting kiranya untuk diperhatikan tentang lahan yang akan terkena imbasnya, supaya dilakukan pengkajian terlebih dahulu,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Nia, pihaknya juga menyikapi atas pembangunan koridor pintu keluar/masuk tol untuk di Kota Banjar ini, yaitu dengan mengusulkan supaya lokasinya ada pula di wilayah Kecamatan Purwaharja.
“Gerbang tol yang tadinya hanya satu di wilayah Kecamatan Langensari, agar bisa ditambah di wilayah kami (Purwaharja red),” ucapnya.
Menurut Nia, usulan pihak pemerintahannya itu tentu memiliki alasan, karena diketahui bersama bahwa wilayah Kecamatan Purwaharja merupakan pusat kotanya Banjar. Jadi, jangan sampai program rencana pembangunan jalan tol Bandung-Cilacap tersebut mematikan perekonomian Kota Banjar.
Dia juga menilai, bagi Pemerintah Kecamatan Purwaharja, pintu tol sangat penting karena akan membuka akses kegiatan perekonomian maupun pariwisata. Tanpa adanya pintu tol, dimungkinkan Kota Banjar tidak akan mendapatkan hasil maksimal dari keberadaan jalan tersebut yang direncanakan Pemprov Jabar.
“Waktu tanggal 15 November kemarin, kami hadir mengikuti rapat persiapan Amdal di Bandung. Hasilnya, kita mendengarkan ekpos dari pihak ketiga. Terus, setiap kecamatan dan perwakilan tokoh masyarakat mengajukan pandangan masing-masing,” tutur Nia.
Intinya, dalam forum itu diperkenan memberikan kritik dan saran dari masing-masing pihak terkait. Namun sayangnya, kata Nia, pihak ketiga tidak dijawab langsung apa yang ditanyakan oleh peserta rapat, dengan alasan akan dibahas oleh tim provinsi.
Sementara itu, Camat Langensari, Asno Sutarno, tak mau mengumbar atas rencana pembangunan tol yang memasuki wilayahnya. Bahkan, dirinya juga enggan memberikan pandangannya mengenai rencana tersebut.
“Lahan kena dampak masih jadi perbincangan. Titik koordinat lokasi jalurnya juga belum jelas. Itu pun entah di tahun kapan dimulainya,” kata Asno, singkat. (Nanks/Koran HR)