Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Dunia penerbangan kembali berduka setelah adanya peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air di perairan laut Karawang, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Terlepas kejadian itu, profesi pilot yang sangat bergengsi itu juga penuh tantangan.
Di Kabupaten Pangandaran, terdapat dua sekolah penerbangan atau sekolah pilot yang diikuti oleh puluhan siswa, yakni Akademi Perkasa dan Bandung Pilot Akdemi.
Hendra, Kepala Bandara Nusawiru Pangandaran, mengatakan, seorang siswa akademi pilot harus memiliki kesiapan mental yang kuat dan memiliki ketelitian dalam berbagai hal, apalagi saat akan berlatih menggunakan pesawat.
“Di sini ada sekitar 40 siswa yang belajar menjadi Pilot. Mereka bergiliran untuk latihan menerbangkan pesawat yang juga didampingi oleh instruktur yang sudah berpengalaman,” kata Hendra kepada HR Online, Kamis (01/11/2018).
Hendra menambahkan, untuk menjadi Pilot seorang siswa harus mengikuti pendidikan sekitar 2 tahun. Apabila lulus, mereka pun akan mendapatkan lisensi untuk melakukan penerbangan.
“Soal berapa biaya pendidikan untuk menjadi pilot, tentu saja tidak sedikit, yakni sekitar Rp 700 sampai Rp 800 jutaan. Besaran ini tentu saja sebanding dengan alat yang digunakan, yakni pesawat,” katanya.
Rudi, salah satu siswa sekolah pilot, mengatakan, dalam sekolah tersebut dirinya setiap latihan menggunakan pesawat jenis Cesna 172 sp. Sebelum menerbangkan, kata Rudi, siswa terlebih dahulu diberikan latihan dasar oleh instruktur.
“Saat terbang juga saya didampingi instuktur. Paling penting dalam sekolah ini adalah memiliki mental dan harus teliti serta cermat,” katanya. (Ntang/R6/HR-Online)