Berita Kesehatan, (harapanrakyat.com),- Buang angin atau kentut dikatakan normal bila dalam sehari jumlahnya tidak melebihi 10 kali. Jika lebih, mungkin ada gangguan kesehatan. Tapi bukan berarti harus ditahan karena bahaya menahan kentut bagi kesehatan.
Dirangkum dari berbagai sumber, menahan kentut tidak dianjurkan dari sisi medis, sebab bisa menyebabkan adanya tekanan serta rasa tak nyaman bagi tubuh. Dimana gas yang tertahan dalam usus akan memicu distensi abdomen, yakni gas terserap ke dalam sirkulasi yang dihembuskan melalui nafas.
Kondisi ini terjadi saat gas dari saluran pencernaan ke luar melalui dubur. Menurut sebuah penelitian, pada orang sehat usia 21-59 tahun bisa kentut sampai 10 kali dalam sehari.
Namun, akibat penyakit saluran cerna seperti gangguan pada kandung empedu dapat menyebabkan kentut berlebih. Begitu juga dengan kondisi bukan penyakit, seperti menelan udara terlalu banyak, konsumsi makanan tertentu, dan lainnya.
Bahaya menahan kentut
Dikutip dari Newsweek, Kamis (27/09/2018), gas dalam usus yang berasal dari sumber berbeda, seperti menelan karbon dioksida yang dihasilkan saat asam lambung bercampur bikarbonat di dalam usus kecil, dan hasil produksi bakteri yang berada di usus besar. Sehingga, penumpukan gas di usus bisa menyebabkan kembung bahkan nyeri.
Gangguan kesehatan akibat menahan kentut
Bahaya menahan kentut juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya, seperti keracunan gas. Pasalnya, metana merupakan salah satu unsur pada kentut. Kalau tidak dikeluarkan dari dalam tubuh, maka unsur tersebut terus bertambah dan bisa berubah menjadi racun.
Itu sebabnya sering menahan kentut biasanya dikaitkan dengan keracunan. Terkait hal ini, para juga ahli masih memperdebatkannya. Namun, tidak ada salahnya untuk selalu waspada terhadap bahaya tersebut.
Wasir
Saat Anda menahan kentut, otot anus menegang dan pembuluh darah akan melebar. Jika kondisi ini terjadi secara berulang, maka wasir pun tak bisa dihindari lagi. Dampaknya bagi penderita wasir, terlalu sering menahan kentut akan mengalami buang air besar berdarah, nyeri saat duduk, anus terasa gatal, dan berisiko tinggi mengalami anemia bila keluhan tersebut tidak segera diatasi.
Infeksi divertikulosis
Akibat sering menahan kentut juga bisa membuat usus tertekan oleh gas yang terperangkap. Pada kasus tertentu, tekanan ini memicu timbulnya kantung di dinding usus atau disebut divertikula. Kantung-kantung itu bisa terkena infeksi kuman dan mengakibatkan divertikulosis.
Divertikulosis biasanya terjadi tanpa adanya gejala yang spesifik. Tapi pada beberapa pasien, kondisi ini bisa menyebabkan keluhan perut nyeri, kembung, sensitif atau kram, diare dan sembelit, demam menggigil, serta mual atau muntah.
Peritonitis
Penyebab penyakit ini akibat adanya peradangan pada jaringan yang melapisi dinding bagian dalam perut. Peritonitis adalah salah satu komplikasi yang terjadi akibat infeksi divertikulosis kronis.
Guna mencegah munculnya masalah kesehatan yang tersebut di atas, maka lebih baik Anda tidak lagi menahan-nahan kentut. Kalau sekiranya Anda merasakan adanya dorongan gas dari saluran cerna, lebih baik segera mencari tempat yang membuat Anda bisa kentut dengan leluasa.
Jika Anda malu melakukan itu, Anda wajib membatasi atau menghindari makanan maupun minuman yang merangsang gas, seperti sawi, kol, dan minuman bersoda.
Selain itu, Anda sebaiknya tidak mengkonsumsi obat yang mengandung laktulosa atau sorbitol bila tak ada indikasi khusus. Hindari juga ktivitas yang bisa meningkatkan suplai udara ke dalam saluran cerna.
Jadi, jangan lagi menahan kentut apalagi sampai berlarut-larut. Carilah tempat yang aman, dan segera keluarkan gas yang ada di saluran cerna Anda. Karena bisa kentut itu melegakan bukan? (Eva/R3/HR-Online)