Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata dalam penjelasan jawaban Pandangan Umum Fraksi-fraksi atas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2017 mengatakan, Pemkab Pangandaran sedang memproyeksikan peningkatan indikator persepsi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara bertahap.
“Hasil perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) nanti pertengahan tahun akan keluar,” kata Jeje.
Jeje menambahkan, upaya peningkatan IPM ada tiga indikator, yakni pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat. Adapun IPM Kabupaten Pangandaran mengalami peningkatan di tahun 2016 dari 65,74 persen menjadi 66,14 persen. Sementara ditahun 2017 angka estimasi capaian realnya di pertengahan tahun.
“Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) kita tahun 2016 di angka 4,10 persen, sedangkan ditahun 2017 di angka 4,17 persen. Jadi ada kenaikan 0,7 persen dan daya beli masyarakat kita 2016 di angka 64,49 persen dan di tahun 2017 menjadi 64,61 persen,” jelas Jeje Wiradinata.
Masih dikatakan Jeje, Indeks Pendidikan Pangandaran di tahun 2016 berada di angka 56,96 persen dan ditahun 2017 diangka 57,59 persen. Sedangkan angka Harapan Lama Sekolah (HLS) tahun 2016 adalah 12,02 tahun dan di 2017 di angka 12,22 tahun. Adapun angka Rata-tata Lama Sekolah (RLS) tahun 2016 berada di angka 7,07 tahun dan 2017 di angka 7,10 tahun.
“Angka Indeks Kesehatan kita tahun 2016 di angka 77,54 persen tahun 2017 menjadi 77,73 persen. Sedangkan angka Harapan Hidup tahun 2016 di angka 70,40 tahun, tahun 2017 menjadi 70,53 tahun. Ini diproyeksikan setelah adanya Unpad di Pangandaran Indeks pendidikan akan meningkat lagi, termasuk infrastrukturnya,” papar Jeje.
Desa sebagai pilar utama dalam pembangunan, imbuh Jeje, sudah benar. Artinya, Pemkab akan fokus terlebih dahulu pada pembangunan di Kabupaten. Untuk menggerakkan sektor ekonomi desa, Jeje menegaskan, jalan yang 65 persen akan diselesaikan terlebih dahulu jalan poros kabupatennya.
“Upaya Pemda dalam meningkatkan indeks daya beli masyarakat lebih pada penguatan pemberdayaan ekonomi haruslah dipusatkan, di mana sentra ekonomi yang kita dorong harus selektif supaya tetap fokus pada penangananya,” pungkas Jeje. (Mad/Koran HR)