Parigi, (harapanrakyat.com),- Pelestarian penyu (Hewan Biota) di Pantai Selatan DOB Pangandaran kurang mendapatkan perhatian dari Pemerintah. Padahal penyu merupakan kekayaan alam yang kondisinya saat ini hampir punah.
Ketua Kelompok Penangkaran Biota Laut (KPBL) di Dusun Golempang Desa Ciliang Kec. Parigi, Didin, beberapa waktu lalu, mengatakan, penyu yang ditemukan di Pantai Selatan terdapat tiga jenis, penyu hijau, tempayang, dan sisi.
Didin mengutarakan, sejak 1983 pihaknya berinisiatif untuk menyelamatkan kehidupan biota laut penyu di wilayah Pantai Selatan mencakup Pantai Batukaras Cijulang, dan Pantai Legokjawa Cimerak.
âAkhirnya, pada tahun 2003 Kelompok Penangkaran Biota Laut (KPBL) dibentuk,â ungkapnya.
Selama ini, lanjut Didin, pihaknya tidak menyerah untuk melestarikan penyu bersama para anggotanya, meski tanpa adanya bantuan dari Pemerintah. Dia mengakui, banyak diantara masyarakat mencemooh apa yang dilakukannya.
âNanaonan meuni tohtohan pisan melaan penyu, (Buat apa sampai mati-matian membela penyu-red),â begitu ceritanya.
Didin optimis, suatu hari apa yang dia perjuangkan bisa memberikan manfaat bagi orang banyak. Walaupun di balik itu, dia harus rela menghabiskan biaya dalam sehari Rp 50 ribu untuk pakan penyu.
Pada kesempatan itu, Didin mengaku sangat menyayangkan, samapi saat ini Pemerintah belum merespon jerih payah dan upaya pelestarian penyu yang dilakukan warga yang tergabung KBPL itu.
Senada dengan itu, Ila, anggota KPBL, mengaku baru bergabung dengan KPBL sejak setahun yang lalu. Dalam pelestarian penyu, anggota biasanya keliling pantai mulai dari kawasan Batu Hiu sampai Bojongsalawe setiap pukul sebelas malam untuk mencari telur penyu.
Menurut Ila, telur-telur itu kemudian disimpan ditempat penetasan, dan akan menetas kurang lebih dalam waktu 52 hari. Setelah telur menetas, dipindahkan ke tempat penekaran atau pendederan, enam bulan kemudian penyu kembali dilepas ke pantai. (Syam)
Editor : Deni Supendi