Eji Darsono
Dipagi pagi buta itu, sekitar pukul 04.00 WIB, kawasan jalur utama Cisepet Desa Jelat Kec. Baregbeg masih sepi, sinar mentari nampak masih enggan menerangi jalan. Wajar saja, jalur itu masih terasa gelap, lantaran dedaunan dan tingginya pepohonan menghalangi sinar mentari pagi datang menyapa.
Seperti biasa, Tarlan, Sopir angkot 02 jurusan Jelat-Ciamis sudah berburu rejeki sejak dini hari. Sabtu pagi itu, (16/2), terasa berbeda dengan biasanya bagi Tarlan. Saat sedang mengemudikan angkotnya, dia mendengar suara perempuan memanggil, memberhentikan laju kendaraan, seperti ingin menumpang.
Lumayan buat nambah setoran, pikir Tarlan, ada penumpang yang mau naik angkotnya. Diapun memberhentikan laju angkot, dan menunggu si calon penumpang yang memanggilnya, untuk segera naik.
Sedikit lama menunggu, Tarlan kemudian teringat peristiwa yang terjadi di kawasan tersebut. Beberapa waktu lalu, pernah terjadi peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan tewasnya seorang pengendara.
Tarlan mulai merasakan keanehan, calon penumpang perempuan yang memanggilnya, tidak juga kunjung naik. Dia pun menengok ke arah belakang, sontak dia kaget, bulu kuduknya merinding, perempuan yang memanggilnya tidak ada.
Pedal gas angkot dia injak sejadi-jadinya. Tancap gas, meninggalkan kawasan yang membuatnya merinding. Sejenak baru dia ingat, di sekitar itu ada sebuah pemakaman umum yang konon katanya, angker dan berhantu.
Eli (31), warga Dusun Mekarmulya Desa Jelat, membenarkan kisah yang dialami Tarlan. Menurutnya, sopir angkot, tukang ojeg dan warga yang tinggal di sekitar lokasi, belakang ini, tidak lagi berani keluar malam.
Bahkan, Eli, yang tinggal tidak jauh dari lokasi, pintu warung tempat dia berjualan beberapa kali, saat malam, digedor-gedor (diketuk-ketuk). Tapi setelah pintu dibuka, tidak ada satu orang pun di luar.
Senada dengan itu, Abdul Latip, Warga Desa Karangampel, Minggu lalu dia melewati kawasan itu. Saat di tengah perjalanan, lampu motor milkinya tiba-tiba padam, nyala, padam, nyala. Tapi aneh, meski lampu sudah menyala terang, jalanan tetap terasa gelap.
Wawan, warga setempat, mengatakan, semenjak terjadi kejanggalan, dia bersama warga berinisiatf akan memanggil orang pintar. Dia yakin, setelah memanggil orang pintar, kekhawatiran warga soal angkernya kawasan itu bisa hilang.
Di tempat berbeda, Anwar, tokoh masyarakat Desa Jelat, berharap agar warga tidak mudah percaya soal cerita itu. Dia menghimbau, agar warga Desa Jelat mendekatkan diri dan menyerahkan segala urusan kepada Alloh SWT. ***
Editor : Deni Supendi