Mantan pendiri WhatsApp, Brian Acton, menggegerkan jagat maya setelah cuitannya di Twitter tiba-tiba menulis agar pengguna WhatsApp menghapus Facebook pada 21 Maret 2018 kemarin.
Dikutip dari The Verge, Acton masih enggan berkomentar soal cuitannya tersebut. Kendati demikian, cuitan tersebut muncul pasca kasus bocornya puluhan juta data pengguna Facebook yang jelas berdampak buruk pada perusahaan. Terlebih tagar #deletefacebook banyak digaungkan oleh pihak yang khawatir data mereka juga jadi incarannya.
Setelah kabar bocornya data Facebook tersebut, dikabarkan saham Facebook mengalami anjlik hingga 6,77 persen. Bahkan, nilai valuasi perusahaan milik Mark Zuckerberg ini mencapai US$ 36 milir atau setara dengan Rp. 487 triliun.
Perlu diketahui, kegelisahan tersebut bukanlah yang dilakukan Acton saja kepada mantan perusahaannya itu, namun tahun lalu mantan eksekutif Facebook sebelumnya, Chamath Palihapitiya, Sean Parker, Justin Rosenstein, serta investor Roger McNamee, juga mengakui jika Facebook telah menciptakan ‘dunianya sendiri.’
Tak hanya Facebook, dikutip dari laman Mashable, pengguna media sosial juga harus waspada terhadap anak perusahaan Facebook, yakni Instagram. Dengan jumlah pengguna yang mencapi sekitar 800 juta ini Instagram memanfaatkan data pengguna untuk menggaet iklan seperti halnya yang dilakukan oleh Facebook.
Menurut saintolog dan sosiolog, Zeynep Tufekci, Instagram menjadi lahan subur penguntit perusahaan. Sebab, Instragram memungkinakan pengiklan untuk membangun prosil secara detail yang menggambarkan target iklan mereka. Melalui skor kategori serta subkategori, seperti afiliasi politik maupun tinggkat pendidikan pengguna, data tersebut diakuinya cukup rentan.
Ia menghimbau, bahwa Instagram juga bisa menjadi “tuan rumah” bagi banyak penyebar berita palsu rusia yang menyamar kelompok advokasi dengan tujuan mempengaruhi pemilihan presiden Amerika Serikat du atahun lali.
“Ini sumber masalahnya dan sangat disayangkan masalah ini belum ada solusi yang konkret. Singkatnya, hapus Facebook dan Instagram. Itu saja,” kata Tufekci. (Muhafid/R6/HR-Online)