Tokoh Masyarakat Panumbangan yang juga Anggota DPRD Ciamis, Ohan Hidayat, saat meninjau rumah warga yang terendam banjir, di Dusun Cibeureum, Desa Tanjungmulya, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu (11/03/2018) malam. Foto: Istimewa
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Sedikitnya 25 rumah warga dan hektaran areal persawahan di Dusun Cibeureum, Desa Tanjungmulya, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu (11/03/2018) malam, terendam banjir. Meski genangan air pada siang ini mulai berangsur surut, namun potensi banjir akan kembali terjadi apabila sore nanti terjadi hujan lebat dengan intentasitas tinggi.
Tokoh Masyarakat Panumbangan yang juga Anggota DPRD Ciamis, Ohan Hidayat, mengatakan, penyebab banjir tak hanya disebabkan dari meluapnya sungai Citanduy, tetapi juga akibat dari dibangunnya klep irigasi yang menghubungkan aliran anak sungai dari Gunung Sawal ke Sungai Citanduy.
” Jadi, ketika sungai Citanduy meluap, otomatis klep irigasi menutup atau membendung aliran air dari anak sungai Gunung Sawal. Ketika aliran air dari anak sungai gunung sawal dibendung, otomatis airnya meluap. Karena sebelum dibangun klep irigasi, di daerah Dusun Cibeureum tidak pernah terjadi banjir,” ujarnya, kepada HR Online, Senin (12/03/2018).
Ohan mengatakan, apabila klep irigasi yang baru dibangun itu tidak secepatnya dibuka, dimungkinkan banjir akan kembali terjadi saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Panumbangan.
“Tadi saya sudah melaporkan kondisi ini ke BBWS Citanduy. Kalau pemasangan klep irigasi tidak diberengi dengan normalisasi sungai Citanduy, otomatis akan sering terjadi banjir seperti ini. Kami sudah meminta agar BBWS segera turun tangan agar banjir tidak terus berulang di daerah Dusun Cibeureum,” ujarnya.
Menurut Ohan, banjir yang sering melanda daerah Kecamatan Panumbangan, karena akibat sungai Citanduy mengalami pendakalan yang cukup parah. Sementara seluruh anak sungai yang mengalirkan air dari beberapa gunung, terutama gunung sawal, seluruhnya masuk ke sungai Citanduy.
“Bayangkan saja, dari mulai hulu sungai Citanduy hingga ke daerah Cihaurbeuti banyak terdapat anak sungai yang mengalirkan air dari beberapa gunung ke sungai Citanduy. Artinya, debit air dari sepanjang hulu sampai ke Cihaurbeuti saja, sudah cukup besar. Sementara sepanjang aliran sungai Citanduy, terutama di sepanjang daerah Panumbangan, sudah mengalami pendakalan. Kalau tidak dilakukan normalisasi dengan cara pengerukan, banjir di daerah Panumbangan pasti akan terus terjadi,” pungkasnya. (R2/HR-Online)