Oleh : H. Basir
Ada beberapa catatan yang menyebabkan pertanian organic belum berhasil, diantaranya : 1). Ada anggapan bahwa reaksi system pertanian organic lambat dan perlu waktu, siapa yang memberikan anggapan ini..? anggapan ini bisa ditepis karena pada saat umur tanaman mencapai 2 minggu atau 15 hari reaksi pertanian organic sudah mulai terjadi perubahan kearah pertumbuhan tanaman yang lebih baik. 2). Ada anggapan bahwa reaksi pupuk dan pestisida kimia lebih cepat, hal ini memang benar kalau pestisida kimia yang digunakan reaksinya adalah membunuh serangga dan meracuni hama, juga bisa membunuh musuh alami , padahal dalam konsep pengendalian hama dan penyakit tanaman bukan meracuni dan membunuh hama melainkan pengusiran dan penolakan sehingga hama dibuat tidak menyukai dan tidak menyenangi tanaman sehingga tanaman tersebut akan terhindar dan terbebas dari hama dan penyakit . Reaksi pupuk kimia lebih cepat, memang benar untuk suatu saat, tapi pada suatu waktu reaksi tersebut akan mencapai titik jenuh dan akhirnya reaksi akan melorot bahakan terjun bebas yang akan menyebabkan pertumbuhan tanaman mandeg dan bahakan tanaman mengalami stroke, lain halnya dengan pertanian organik bisa dibuktikan bahwa diusia tanaman mencapai 1 bulan akan terlihat pertumbuhan yang pesat.
Faktor lain yang menyebabkan belum berhasilnya system pertanian organic adalah 1.).PEMAHAMAN perihal penggunaan pupuk organic dan pestisida organic serta kurangnya ekspos atau contoh keberhasilan pertanian organic, sebab dengan contoh yang berhasil akan merupakan kunci keberhasilan pertanian organic. 2.).Gencarnya promosi pupuk dan pestisida kimia juga menjadi factor penghambat keberhasilan pertanian organic, memang tidak ada yang salah disini, tinggal petani menentukan pilihan HATI , mau memilih yang mana�. 3.) Faktor non teknis yaitu keinginan dari pemerintah yang SETENGAH HATI dalam penerapan Pertanian oraganik.
Pelaksanaan pertanian organic tidak hanya menyehatkan akan tetapi menguntungkan bagi petani baik langsung maupun tidak langsung, Pemerintah Kota Banjar harus mendapat dukungan dari legislative dalam kebijakan politik dan penganggaran untuk pengembangan dan keberhasilan pertanian organic guna memproduksi pangan organic yang sehat, baik bagi produsen maupun konsumen dan keseimbangan ekosistem lingkungan pertanian.
Pemerintah kota banjar diharapkan mencanangkan program GO ORGANIK untuk menunjang ketahanan pangan dan kemandirian dibidang pertanian. Dengan digulirkannya program tersebut diharapkan berdampak kepada sector swasta (industry pupuk organic, pestisida organic, makanan olahan organic, baik sekala besar maupun skala rumah tangga ) sebagai pelaku usaha untuk turut serta berpartisipasi mensukseskan ketahanan pangan dan kemandirian pertanian.
Kota banjar memiliki areal sawah seluas 3.318 Ha yang terdiri sawah berpengairan teknis seluas 1.787 Ha, sawah tadah hujan 1.333 Ha, setengah teknis seluas 198 Ha, dengan rata rata indek pertanaman nilai 200 ( 2x tanam), luasan tersebut memiliki potensi untuk pelaksanaan pengembangan padi organic dalam mendukung Banjar GO ORGANIK guna mensukseskan BANJAR MENUJU AGROPOLITAN.
Untuk mensukseskan tersebut diharapkan pemerintah kota banjar segera membuat pilot-pilot percontohan padi organic disetiap wilayah kelompok tani minimal 10 Ha setiap kelompoknya yang didukung dengan anggaran dari APBD kota Banjuar, Berdasarkan data di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bahhwa jumlah kelompok tani Dewasa yang aktif saat ini tercatat sebanyak 153 kelompok dengan sumberdaya manusia 7.734 orang.
Andai saja percontohan tersebut dilaksanakan maka diharapkan tercetak hamparan padi organic seluas 1530 Ha, luasan tersebut cukup untuk membuat komoditas unggulan padi organic di Kota Banjar yang merupakan salah satu icon BANJAR MENUJU AGROPOLITAN. Smogaaa mimpi ini jadi kenyataan. ***