Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Fenomena penyerangan terhadap pemuka agama oleh orang gila sejak hampir dua bulan lalu cukup menyita perhatian masyarakat, tidak terkecuali di Kabupaten Ciamis. Terlebih fenomena tersebut melejit di saat suhu politik Pilkada semakin tinggi.
Menanggapi hal itu, Dekan Fisip Universitas Galuh Ciamis, Aan Anwar Sihabudin, kepada HR Online saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (28/02/2018), mengatakan, Provinsi Jawa Barat merupakan kantung suara terbesar di Indonesia dalam Pilkada serentak ini.
Asumsinya, jelas ia, jumlah suara yang dihasilkan dari Pilkada ini dapat menjadi barometer pada Pemilu selanjutnya, yakni di tahun 2019.
“Saya tidak berani mengatakan ini menjadi kepentingan pribadi. Yang saya sampaikan di sini semuanya harus bersatu, termasuk para pemuka agama. Jangan sampai mengedepankan kepentingan pribadi dan kita harus tetap berdiri tegak,” katanya.
Kaitannya dengan fenomena orang gila saat ini, Aan melanjutkan, harus disikapi secara jernih oleh semua elemen masyarakat. Terpenting masyarakat tidak perlu panik ataupun takut akan isu seperti ini.
“Justru yang sangat khawatirkan saat ini, adanya orang gila yang benar-benar gila nanti dihakimi massa. Langkah yang harus diambil oleh Pemerintah saat ini adalah perlu adanya Rumah Sakit Jiwa (RSJ) baru,” tambahnya.
Ia harap, Kepala Daerah harus duduk bersama guna membahas kebijakan terkait keberadaan orang gila, terlebih di daerah perbatasan yang kerap menjadi sasaran pembuangan orang gila.
“Apabila ada orang gila ditangkap di suatu daerah, kota maupun kabupaten. Maka secara otomatis masuk ke rumah sakit yang telah pemerintah sediakan. Nah ini tentunya dalam pembiayaannya pemerintah pusat juga harus ikut bertanggung jawab. Sebab, sudah jelas termaktub dalam UU 1945,” pungkas Aan. (Tan/R6/HR-Online)