Banjar, (harapanrakyat.com).- Setelah sebelumnya masyarakat terganggu dengan keberadaan orang gila (orgil) yang banyak berkeliaran hampir di setiap sudut kota Banjar, kini mereka juga mengeluhkan maraknya gelandangan dan pengemis (gepeng).
Biasanya gepeng banyak terlihat di sekitar Mesjid Agung ketika menjelang sholat Jum’at. Tapi sekarang keberadaannya mulai sering berkeliaran di Alun-alun Banjar pada waktu Minggu pagi.
Seperti dikatakan Ceni, warga Pataruman, yang biasa berolahraga bersama keluarganya pagi sambil bermain di alun-alun. Banyaknya gepeng membuat dirinya merasa terganggu.
“Terganggunya karena mereka itu sering menghampiri sambil menengadahkan tangannya meminta uang. Kalau kadang memberinya, tapi selang beberapa menit kemudian muncul lagi gepeng lainnya, jadinya jengkel,” Ceni, ketika dijumpai HR di Alun-alun Banjar, Minggu (27/1).
Pendapat serupa diungkapkan Wawan Sofyan, warga Purwaharja. Menurut dia, sebelumnya pengemis yang berkeliaran di alun-alun pada Minggu pagi hanya terlihat beberapa orang saja. Berbeda dengan sekarang, jumlahnya malah semakin banyak.
“Dulu memang bisa dikatakan jarang terlihat. Meskipun ada, jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Tapi saat ini sepertinya para pengemis itu sudah punya jadwal rutin, yaitu hari Jum’at dan Minggu. Apakah hal ini tidak terpantau oleh pihak pemerintah. Karena menurut saya keberadaan gepeng ini perlu ditertibkan juga, sama halnya dengan Orgil,” ujar Wawan.
Sementara itu menurut Nono, warga Cimenyan, mengatakan, gepeng yang berkeliaran di Kota Banjar sekarang ini bukan hanya orang tua saja, namun sudah banyak dari kalangan anak-anak usia sekolah.
Tentu jika dibiarkan berlarut-larut tanpa ada penanggulangan dari pihak pemerintah, dikhawatirkan perkembangan keramaian di Kota Banjar akan dijadikan sasaran oleh mereka untuk mendapatkan uang dengan cara mengemis.
“Saya merasa ngeri melihat di Kota Banjar ternyata banyak juga anak-anak yang mengemis. Dua minggu lalu saya sempat dihampiri beberapa pengemis anak usia SD, pakaian mereka kumal dan kakinya tidak menggunakan sandal. Ketika ditanya dari mana asalnya, mereka bilang katanya dari Bobojong, itu berarti orang Banjar,” kata Nono.
Satpol PP Janji Lakukan Penertiban
Menanggapi permasalahan tersebut, Kepala Satpol PP Kota Banjar, Yayan Herdiaman, SH, M.Si., berjanji pihaknya akan melakukan penertiban jika keberadaan gepeng sudah dianggap meresahkan masyarakat.
Namun, penanganan masalah gepeng tidak bisa ditangani oleh satu instansi saja, tapi diperlukan adanya kerjasama antar instansi terkait lainnya. Sebab, dalam hal ini Satpol PP hanya sebatas untuk penertibannya saja.
“Kalau tidak ditangani secara serius, pasti akan berdampak tidak baik bagi Kota Banjar. Dan, apa pun bentuknya, baik orgil maupun gepeng, bila sudah meresahkan masyarakat, Satpol PP tentu akan melakukan penertiban. Karena kami menginginkan Kota Banjar ini aman dan tertib. Kami juga mohon bantuannya dari masyarakat untuk menginformasikan jika ada masalah seperti itu,” ujarnya. (HND/Eva)