Oleh : Nanang Supendi
Langensari masa dulu, saat ini, dan ke depan.., tentu berbeda serta terus akan berubah seiring proses pembangunan Kota Banjar sebagai kota yang sudah mandiri akan menginjak sepuluh tahun terlepas dari Pemerintahan Kabupaten Ciamis. Terlebih oleh Pemerintah Kota Banjar, Kecamatan Langensari dipersiapkan sebagai kota keduanya Banjar.
Langensari merupakan salah satu Kecamatan di Kota Banjar, wilayah ini berbatasan dengan Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah yang dipisahkan oleh sungai Citanduy, disebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis, sedangkan disebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Berdasarkan catatan, luas wilayah kurang lebih 29,82 km2, dihuni sekira 47.558 penduduk. Sementara terdiri dari dua Kelurahan yaitu Bojong Kantong dan Muktisari dan Empat Desa Yaitu Kujangsari, Rejasari, Langensari dan Waringinsari.
Menilik kebelakang ketika masih dalam naungan Pemerintahan Kabupaten Ciamis bukan maksud untuk membandingkan, namun ini sebuah realita Langensari dulu sebuah wilayah yang sunyi, sepi dengan infrastruktur jalan kurang memadai atau dengan sarana dan prasarana yang kurang mendukung bagi peningkatan tarap hidup masyarakatnya.
Saat ini Langensari kemajuan dan perkembangannya begitu nampak sejalan dengan proses pembangunan kota Banjar, sehingga peluang ekonomipun ada dipelupuk mata yang perlu kita tangkap. Sekarang sudah berdiri jembatan penghubung yang menghubungkan transfortasi Kec.Wanareja dengan Kec.Langensari, yang juga dijadikan jalur alternatif untuk menghubungkan Kota Banjar dengan Jawa Tengah. Sehingga pertukaran arus barang dan jasapun akan semakin lancar.
Serta semakin terkenal, terutama setelah adanya Fly Over yang berdiri megah dengan menghabiskan dana milyaran rupiah, dibangun atas dasar atau dilatar belakangi oleh adanya perlintasan kereta api yang tidak disertai pintu ditambah lebar jalan yang sempit. Fly Over ini juga dibangun untuk menambah keamanan dan kelancaran lalu lintas darat dan Kereta Api pun dapat melintas dengan aman. Selain itu dengan dibangunnya Fly Over ini didasarkan atas analisa jangka panjang diperkirakan meskipun volume lalu lintas sekarang masih sedikit namun di masa yang akan datang di Langensari akan terjadi keramaian lalu lintas.
Fly Over ini tempatnya sangat strategis yang dikelilingi pusat-pusat kegiatan, tercatat berdiri megah dua lantai kantor Kecamatan Langensari, pendukung bidang keagamaan ada Mesjid Agung As-salam sedang dalam tahap pembangunan dan Gedung Dakwah Islam, Stasiun perlintasan Kereta Api, Terminal Sherter angkutan kota, Pasar Langensari, Sekolah yaitu ada SD dan SMP, juga Alun-alun Langensari.
Pada waktu hari-hari libur di pagi hari sangat rame yang digunakan untuk kegiatan olahraga, tak terkecuali aktivitas kehidupan malampun begitu hidup dan ramai, seperti yang terlihat di area Alun-alun dan di sekitar Fly Over, dengan sarana dan prasarana ini di jadikan aktivitas warga Langensari sebagai tempat mengais rejeki untuk berjualan sebagai PKL dari mulai sore sampai larut tengah malam dengan menyajikan berbagai jajanan kuliner.
Terlebih kalau malam minggu di area Alun-alun dan di sekitar Fly Over Langensari serta di jalur jalan depan pasar Muktisari, selain warga Langensari sendiri yang lalulalang, warga diluar Langensari pun seperti warga perbatasan sering mengunjungi tempat ini yaitu warga Ciopat, Madura, Cikawung dan Lakbok, Biasanya kedatangan para pengunjung ini dimulai sore sekitar jam 4 an, atau mulai datang kembali sehabis bada Maghrib yang oleh mereka dijadikan sebagai tempat tujuan jalan-jalan sekedar untuk jajan bersama keluarga, sekedar menemani anaknya menikmati berbagai permainan anak-anak atau hanya sebagai tempat nongkrong anak muda.
Yang menarik disini ada ciri khas jajanan kuliner Langensari Yaitu Pecel Banjur, Goreng Gembus dan Bakso Entog. Jadi kepada penyuka jajan yang ingin mencoba mencicipi jajanan kuliner khas Langensari bisa datang ke sekitar Alun-alun, Fly Over dan depan pasar Langensari.
Pusat-pusat kegiatan ini harus dimanfaatkan menjadi peluang usaha PKL dengan menyajikan berbagai jajanan kuliner sebaik-baiknya oleh warga Kec. Langensari, terlebih sekarang sudah ada penataan PKL termasuk dengan bantuan tenda PKLnya berjajar di sekitar alun-alun Langensari, dan sudah dilaksanakan pembagian atau pemetaan tempat tenda PKL kepada para calon pedagang yang dilaksanakan di Aula Desa Langensari beberapa hari lalu, tentunya jangan sampai peluang ini dimanfaatkan oleh warga diluar kota Banjar yang dengan sengaja mengais rejeki di tempat ini atau kita sebagai warga Kec.Langensari jangan sekedar menjadi penonton saja.
Insyaallah dengan dibangunnya Fly Over ini selain berfungsi untuk kelancaran lalu lintas kendaraan, juga bisa menjadi peluang sebagai tempat rekreasi masyarakat atau tempat hiburan keluarga bila diperhatikan serius, dan dengan sendirinya peluang ekonomi bagi warga Kec.Langensari akan semakin terbuka. Semoga Fly Over ini dapat dijaga baik-baik sebagai aset bersama.
Selain pusat-pusat kegiatan diatas, Kec.Langensari memiliki lahan pertanian luas dan produktif serta beberapa produk pertanian yang perlu dikembangkan sehingga bisa menjadi unggulan Kecamatan Langensari, seperti halnya disini akan menjadi sentra budidaya pepaya Langensari (Calipornia), juga akan menjadi kawasan kelapa terpadu.
Diperlukan suatu strategi pengembangan produk unggulan seperti, pertama : melalui Agrobisnis, dimana masyarakat yang bergerak dalam agrobisnis akan termotivasi dan digerakan untuk mampu profesional dalam asfek pengembangan budidaya produk unggulan, pengolahan produk unggulan dan packaging. Dalam hal ini diperlukan pendampingan dari ahli bersama-sama dengan pemerintah dan stakeholder dalam upaya untuk menentukan standar kualitas produk unggulan, agar mampu bersaing dalam pasar global.
Kedua: pengembangan produk unggulan daerah berbasis agroindustri, bahwasannya masyarakat menjadi terdorong dan termotivasi untuk menjadi wirausaha baru yang bergerak home industri. Seiring dengan itu diperlukan standar SOP untuk menentukan kwalitas produk unggulan tersebut, jelas diperlukan akses manajemen, akses proses produksi, akses teknologi produksi, akses pembiayaan/modal dan akses pasar serta akses jaringan bisnis.
Peluang ekonomi lainnya yang bisa ditangkap di Langensari adalah setelah ditetapkannya dusun Bojongkoncod, Desa/Kec.Langensari sebagai lokasi pembangunan fasilitas olahraga terlengkap Kota Banjar (Sport Center). Dipilihnya Langensari oleh pemangku kebijakan tentunya ini sebagai upaya pemerataan pembangunan. Dengan adanya fasilitas tersebut nantinya diharapkan bakal mampu menumbuhkembangkan perekonomian masyarakat Langensari khususnya.
Sekarang rencana pembangunan Sport Center ini sudah menginjak tahap Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), yang beberapa minggu lalu telah dilaksanakan sosialisasinya dihadapan para tokoh masyarakat di Aula kantor Kecamatan Langensari sekaligus dihadiri oleh Walikota Banjar. Bilamana sudah terbangun Sport Center tentunya aktivitas kegiatan olahraga dikota Banjar akan bertumpu disini, sehingga pemanfaatan sebagian lahannya bisa dijadikan pusat kegiatan belanja berupa pembangunan ruko-ruko yang didalamnya bisa menyediakan berbagai penyedian pakaian olahraga lengkap dengan berbagai aksesorisnya, berbagai makanan atau minuman (kuliner), dan lain sebagainya. Terlebih kalau ada penyelenggaraan event olahraga kesempatan mengais rejeki di tempat ini akan semakin terbuka.
Dengan demikian dengan hasil-hasil pembangunan ini juga dengan keberadaannya, laju pertumbuhan ekonomi kota Banjar khususnya Langensari akan meningkat serta perkembangan kawasan dan perekonomian warga sekitar Langensari akan semakin dan terus berlangsung pesat, diimbangi terus warganya harus memiliki jiwa kretivitas, inovatif dan mandiri, tentunya juga dituntut kepada birokrat yang ada di pemerintahan Kec.Langensari harus mendorong dengan mampu melahirkan ide-ide serta pola pikir yang mendongkrak kehidupan dan pembangunan Kec.Langensari sehingga apa yang di canangkan sebagai kota keduanya dari Banjar bisa terwujud. ***