harapanrakyat.com,- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sejak beberapa tahun lalu berupaya menarik minat para kaum muda milenial ke bidang pertanian. Distan Ciamis memulai dengan program Petani Milenial dan dilanjutkan sampai sekarang yaitu program Regenerasi Petani.
“Terdapat kurang lebih 389 orang petani milenial yang terdata sudah mendaftarkan diri pada program Petani Milenial. Dari tahun 2021 sampai dengan 2024, yang masih aktif ada diantaranya sebanyak 290 orang,” ujar Kepala DPKP Kabupaten Ciamis, Slamet Budi Wibowo, Selasa (22/4/2025).
Kata dia, di luar jumlah yang di data tersebut, masih banyak petani muda lainnya yang juga sudah mempunyai usaha di bidang Pertanian. “Mudah-mudahan akan masih bertambah lagi kedepannya, Insyaallah apabila ada kemauan, ada jalan, dengan bimbingan praktek Bertani secara baik, bertani itu menguntungkan,” tambahnya.
Baca juga: Dinas Pertanian Ciamis Salurkan Bantuan Beras untuk Korban Longsor di Panawangan
Alat Mesin Pertanian untuk Petani di Ciamis
Lanjutnya, di sisi lain swasembada pangan harus didukung oleh peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, yaitu melalui mekanisasi pertanian, atau menggunakan alat dan mesin pertanian.
“Sebanyak 1.013 unit alsintan untuk pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan telah disalurkan kepada kelompok tani di Kabupaten Ciamis dari tahun 2019 sampai dengan 2024. Di antaranya berupa traktor, pompa air, cultivator, rice transplanter, hand sprayer, dan lain-lain. Sedangkan untuk alsintan panen dan pasca panen seperti combine harvester, power thrasher, corn sheller, color sorter, dan lain-lain juga sudah ada yang kita salurkan ke kelompok tani,” jelasnya.
Permohonan bantuan sarana dan prasarana pertanian masih mendominasi usulan yang disampaikan oleh masyarakat. Sekretaris DPKP Kabupaten Ciamis, Armina, mengatakan, usulan desa tahun 2024 melalui musrenbang kecamatan yang masuk ke DPKP sebanyak 124 usulan. Sebagian besar merupakan usulan infrastruktur pertanian.
“Demikian pula pada tahun 2025 usulan yang masuk sebanyak 246 usulan, yang juga sebagian besar mengusulkan bantuan infrastruktur pertanian,” kata Armina.
Adapun tujuan penyediaan sarana pertanian termasuk alat mesin pertanian, ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam proses pertanian, serta mengurangi ketergantungan pada tenaga manusia. “Alsintan membantu mempercepat pekerjaan seperti pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengendalian hama, dan pemanenan,” ucapnya.
Terkait alat mesin pertanian, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, Dudung Abdul Syukur menyampaikan, jika penggunaan alat dan mesin dalam kegiatan pertanian untuk menggantikan atau membantu pekerjaan manusia dan hewan, dengan tujuan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas hasil pertanian. “Untuk mengatasi masalah terbatasnya tenaga buruh tani, untuk sementara ini bisa dilakukan dengan mekanisasi pertanian atau menggunakan alat mesin pertanian,”katanya.
Tetapi harus dipahami, bahwa apabila akan menerapkan mekanisasi pertanian, petani atau kelompok tani harus menyiapkan, pertama, operator, kedua, tenaga untuk perbaikan alsintan apabila terjadi kerusakan, ketiga, pemahaman operator untuk kesanggupan perawatan alat mesin tertanian tersebut. Keempat, kesiapan dari petani itu sendiri baik secara perorangan ataupun berkelompok untuk pengadaan alsintannya, yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik sawah yang ada di lingkungannya. “Kemudian terakhir tentunya bagi kelompok tani yang telah mendapatkan bantuan alsintan agar dijaga dan diamankan sebaik-baiknya, bila sampai terjadi hilang atau dicuri maka akan terjadi kerugian tentunya,” pungkas Dudung. (Fahmi/R8/HR Online/Editor Jujang)