Pembahasan mengenai terbentuknya Kabupaten Indramayu memang tidak dapat terlepas dari kisah sejarah Babad Dermayu. Nama “Dermayu” sendiri merupakan sebutan lain dari Indramayu. Konon dalam catatan sejarah Indonesia menurut cerita dalam babad tersebut didirikan oleh Raden Ali Wira Samudera atau yang lebih terkenal dengan nama Aria Wiralodra, pada tahun 1478.
Wilayah ini kemudian secara resmi berbentuk sebagai Kerajaan Islam Dermayu pada tanggal 27 Oktober 1527. Hal tersebut berdasarkan pengakuan dari Raja Arya Damar, penguasa Kerajaan Palembang saat itu. Pengakuan tersebut juga kian kuat dengan adanya catatan-catatan lama dari keluarga pendiri Indramayu yang tercatat dalam susunan awal pemerintahan wilayah tersebut.
Baca Juga: Sejarah Candi Sanggrahan Tulungagung, Peninggalan Kerajaan Majapahit Bercorak Budha
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kisah lengkap Babad Dermayu dan bagaimana asal-usul Kabupaten Indramayu terbentuk, simak pembahasan selengkapnya dalam artikel di bawah ini!
Sejarah Babad Dermayu dan Sosok Raden Aria Wiralodra
Berbicara mengenai kisah Babad Dermayu tidak lepas dari sosok Raden Aria Wiralodra selaku penghuni pertama sekaligus pendiri Indramayu. Ia berasal dari daerah Bagelen, Jawa Tengah. Raden Aria Wiralodra merupakan putra dari Tumenggung Gagak Singalodra.
Suatu hari, Raden Wiralodra bersemedi di perbukitan kaki Gunung Sumbing selama tiga tahun. Ia bersama Cakra Undaksana dan Ki Tinggil berangkat ke arah barat. Mereka pergi dengan berbekal senjata untuk mencari sungai Cimanuk.
Saat hari mulai senja, sampailah mereka di sebuah sungai. Wiralodra mengira bahwa sungai tersebut adalah Cimanuk. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk bermalam. Saat keesokan harinya mereka melihat orang tua yang menegurnya lalu menanyakan tujuan kedatangannya.
Sosok yang Menegur Wiralodra adalah Kin Buyut Sidum
Dalam kelanjutan kisah sejarah Babad Dermayu ini, diceritakan bahwa orang tua yang menegur dan bertanya perihal tujuan Wiralodra dan rekannya tersebut bernama Kin Buyut Sidum. Ia menjelaskan bahwa sungai yang mereka kira Cimanuk itu ternyata bukan dan mengharuskan ketiganya untuk putar balik karena sudah terlewat.
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan menuju arah timur laut. Selama berhari-hari, mereka berjalan dan akhirnya melihat sungai besar, dengan harapan benar tempat yang Wiralodra cari selama ini.
Tiba-tiba, muncul kebun indah namun pemiliknya sangat sombong dan memicu amarah Wiralodra untuk membantingnya. Namun, tiba-tiba orang tersebut lenyap dan hanya terdapat suara berbunyi berikut.
“Hai cucuku Wiralodra ketahuilah bahwa hamba adalah Ki Sidum dan sungai ini adalah sungai Cipunagara. Sekarang teruskanlah perjalanan ke arah timur, manakala menjumpai seekor Kijang bermata berlian ikutilah. Apabila Kijang itu lenyap maka itulah sungai Cimanuk yang tuan cari,” bunyi suara itu.
Bertemu Dewi Larawana dan Munculnya Seekor Kijang
Kemudian dalam sejarah Babad Dermayu menceritakan kisah pertemuan Raden Aria Wiralodra dengan Dewi Larawana saat meneruskan perjalanan. Wanita itu memaksa untuk menikah dengan Wiralodra. Akan tetapi, pria tersebut menolaknya hingga membuat wanita itu marah lalu menyerangnya.
Kemudian, Wiralodra mengeluarkan cakra ke arah Larawana dan seketika gadis itu pun lenyap dan muncul seekor Kijang setelahnya. Wiralodra kemudian mengejar kijang itu ke arah timur, namun lenyap dan yang terlihat hanya sebuah sungai besar.
Baca Juga: Sejarah Pabrik Madukismo Yogyakarta Menjadi Bukti Berkembangnya Industri Gula di Indonesia
Wiralodra pun tertidur karena kelelahan dan bermimpi bertemu Kita Sidum. Lalu, dalam mimpi kakek itu berkata bahwa inilah hutan Cimanuk yang akan menjadi tempat tinggalnya.
Membangun Wilayah dengan Nyi Endang Darma
Dalam kisah sejarah Babad Dermayu juga menyebutkan bahwa setelah memastikan mimpinya, Wiralodra dan Ki Tinggil membuat gubuk dan membuka ladang. Mereka menetap di area barat ujung sungai Cimanuk. Kemudian, semakin hari, mulai banyak orang yang menghuni di Pedukuhan bernama Cimanuk tersebut.
Salah satu penghuninya bernama Nyi Endang Darma yang mahir ilmu bela diri. Kemudian Raden Wiralodra mengajak wanita cantik itu adu kesaktian. Akan tetapi, Nyi Endang Darma kalah dan terjun ke dalam Sungai Cimanuk.
Selanjutnya, Wiralodra mengajak pulang Nyi Endang Darma untuk bekerja sama membangun padukuhan menolak dan mengajukan syarat kalimat berikut.
“Jika kelak tuan hendak memberi nama pedukuhan ini maka berilah nama dengan nama hamba. Kiranya permohonan hamba ini tidak berlebihan karena hamba ikut andil dalam usaha membangun daerah ini,” ucapnya.
Terbentuknya Nama Indramayu
Dalam bagian akhir kisah sejarah Babad Dermayu, diceritakan bahwa nama pedukuhan yang awalnya dibangun diberi nama “Darma Ayu” sebagai bentuk penghormatan atas jasa Nyi Endang Darma. Ia merupakan tokoh perempuan yang turut berperan penting dalam proses pembangunan wilayah tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, nama Darma Ayu mengalami perubahan menjadi “Indramayu” seperti yang terkenal hingga kini.
Meskipun tanggal dan tahun pasti berdirinya pedukuhan Darma Ayu tidak secara rinci tertera dalam babad, para ahli sejarah kemudian melakukan kajian berdasarkan berbagai fakta dan bukti historis. Dari hasil kajian tersebut, disimpulkan bahwa pedukuhan Darma Ayu berdiri pada hari Jumat Kliwon, bulan Muharram tahun 934 Hijriah, yang bertepatan dengan tanggal 7 Oktober 1527 Masehi. Tanggal ini kemudian menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah berdirinya Kabupaten Indramayu.
Baca Juga: Mengulas Makam Cikundul, Tokoh Besar dalam Sejarah Pembangunan Cianjur
Inilah ulasan terkait kisah sejarah Babad Dermayu yang berkaitan dengan pembentukan Kabupaten Indramayu. Kabupaten ini merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang juga memiliki panorama wisata yang indah. Selain itu, Indramayu mendapat julukan “Kota Mangga” karena terkenal sebagai penghasil Mangga Cengkir. (R10/HR-Online)