harapanrakyat.com,- Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, menyambut para peserta Kirab Panji Mahkota Kemaharajaan Sunda 2025, di Alun-alun Sumedang, Jawa Barat, Minggu (27/4/2024). Momen ini bersejarah dalam upaya mengenang kejayaan masa lalu.
Melalui kirab ini, masyarakat Sumedang diajak kembali mengingat kejayaan Kerajaan Sunda, khususnya Sumedang Larang yang dikenal sebagai penerus Kerajaan Pajajaran.
Bersama Radya Keraton Sumedang Larang, Raden Ikik Lukman Soemadisoeria, prosesi kirab berlangsung dengan penuh penghormatan. Panji dan Mahkota Kemaharajaan Sunda, dua simbol kebesaran kerajaan, dibawa dalam perjalanan ini. Tidak hanya sebagai peninggalan sejarah, tetapi juga sebagai lambang identitas dan kebanggaan masyarakat Sumedang.
“Kirab ini adalah pengingat penting. Setelah Kerajaan Pajajaran runtuh, Mahkota Binokasih kemudian diserahkan kepada Sumedang Larang. Oleh sebab itu, Sumedang Larang adalah pewaris sah Pajajaran,” ujar Bupati Dony Ahmad Munir.
Dony menekankan, mengenang sejarah bukan sekadar ritual. Tapi menjadi bagian dari semangat untuk menjaga dan menghidupkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan masa kini.
Baca Juga: Mahkota Binokasih Sumedang Larang Ternyata Karya Orang Kawali Ciamis
“Sejarah membentuk jati diri. Tanpa budaya, kemajuan akan kehilangan arah. Pembangunan tanpa karakter hanyalah kemajuan semu,” tambahnya.
Dony juga mengajak masyarakat untuk membangun Sumedang dengan landasan kuat lewat tradisi luhur, penguasaan teknologi, dan semangat gotong royong. Ia juga mengingatkan pentingnya menanamkan empat nilai utama, yaitu Panji Kebajikan, Panji Ketulusan, Panji Keadilan, dan Panji Cinta Tanah Leluhur.
“Semangat yang kita bangun hari ini berlandaskan filosofi Prabu Tadjimalela: Insun Medal Insun Madangan, Aku Lahir untuk Menyinari Dunia,” pungkasnya.
Kirab Panji Mahkota Kemaharajaan Sunda Diawali Perjalanan Panjang dari Ciamis
Kirab Panji Mahkota Kemaharajaan Sunda ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-447 Kabupaten Sumedang. Rute kirab dimulai dari Kecamatan Darmaraja, melewati sejumlah wilayah seperti Cisitu, Situraja, Ganeas, hingga Sumedang Utara, dan berakhir di pusat kota, Alun-Alun Sumedang.
Kirab ini diawali dari perjalanan panjang dari Galuh Ciamis dan Pakuan Bogor, menegaskan penghormatan mendalam terhadap warisan budaya Sunda. Ribuan warga Sumedang berbondong-bondong hadir untuk menyaksikan prosesi tersebut, yang turut dimeriahkan dengan pertunjukan seni dan budaya lokal. (Aang/R9/HR-Online/Editor-Dadang)