Setiap ayat dalam Al Quran menyimpan pesan mendalam, apalagi kalau menyangkut kehidupan rumah tangga Nabi. Salah satunya bisa Anda temukan dalam kandungan Surat At Tahrim ayat 4. Ayat ini membahas dinamika unik di balik hubungan Rasulullah SAW dan istri-istrinya. Tapi jangan buru-buru berpikir ini cuma soal cemburu biasa.
Kalau Anda kira isi Al Quran hanya bicara soal hukum dan ibadah, coba Anda lihat lagi. Justru banyak nilai kehidupan dan pelajaran yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya ya dalam kandungan surat ini.
Baca Juga: Kandungan Surat Al Qiyamah, Dahsyatnya Hari Kiamat
Dalam ayat ini, Allah SWT seperti sedang menyentil lembut, tapi tetap penuh kasih. Sentilan yang ditujukan langsung untuk dua istri Nabi. Mereka mendapat teguran karena sikapnya terhadap Rasulullah. Tapi hebatnya, teguran ini malah jadi cerminan cinta dan perlindungan Allah untuk hamba-Nya yang paling mulia.
Pelajaran Cinta dari Kandungan Surat At Tahrim Ayat 4
Surat At Tahrim memiliki makna “mengharamkan” dan termasuk dalam golongan surat Madaniyyah, yaitu surat yang turun setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Surat ini turun setelah surat Al-Hujurat dan menempati urutan ke-66 dalam Al Quran. Secara keseluruhan, surat At Tahrim terdiri dari 12 ayat yang mengandung berbagai pelajaran penting, termasuk tentang tanggung jawab dalam rumah tangga, kepemimpinan, dan pentingnya taat kepada Allah serta Rasul-Nya.
Nah, berikut bunyi At Tahrim ayat 4:
Artinya: Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik, dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.
Tidak ada rumah tangga yang selalu tenang. Bahkan rumah tangga Nabi pun pernah dilanda rasa cemburu dan kecewa. Namun lewat kandungan surat ini, Allah menunjukkan bagaimana menyelesaikan masalah itu dengan cara penuh rahmat. Bukan hanya menegur, tapi juga mengajak untuk bertaubat.
Apa yang menarik? Ayat ini secara langsung menyebut dua istri Nabi. Bukan untuk mempermalukan, tapi untuk memberi jalan kembali. Allah menegaskan, jika mereka mau bertaubat, maka hati mereka akan kembali pada kebaikan.
Di sisi lain, ayat ini juga mengangkat posisi Nabi dengan sangat mulia. Allah menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW punya pelindung sejati. Bukan cuma Allah sendiri, tapi juga Jibril, orang-orang mukmin, dan para malaikat.
Cemburunya Hafshah dan Aisyah
Dalam Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 4, Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy menjelaskan bahwa apabila Hafshah dan Aisyah bertaubat kepada Allah atas perbuatan mereka, maka itu menunjukkan bahwa hati mereka telah kembali kepada kebaikan dan mereka telah menjalankan tanggung jawab mereka terhadap Rasulullah SAW.
Menurut salah satu riwayat, Rasulullah SAW pernah meminum madu di rumah Zainab binti Jahsy. Namun, karena adanya rasa cemburu, Hafshah merasa tidak senang dan menceritakan hal itu kepada Aisyah. Nabi pun kemudian bersumpah untuk tidak meminum madu lagi demi menyenangkan hati istri-istrinya. Hafshahlah yang kemudian membocorkan rahasia sumpah tersebut kepada Aisyah, sehingga Allah SWT menegur mereka melalui wahyu, yang antara lain berbunyi, “Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah.” Ayat tersebut merujuk langsung kepada Hafshah dan Aisyah.
Jika keduanya bekerja sama dalam menyakiti hati Rasulullah karena perasaan cemburu, maka Allah menegaskan bahwa Nabi tetap memiliki penolong. Allah sendiri adalah penolong utama Nabi, diikuti oleh Jibril, orang-orang mukmin yang saleh, dan para malaikat yang selalu siap membantu serta memberikan dukungan demi mendatangkan keridhaan bagi Rasulullah SAW.
Ketegasan Allah dan Perlindungan bagi Nabi-Nya
Kandungan Surat At Tahrim ayat 4 juga memperlihatkan sisi lain dari keadilan Allah. Allah tidak membiarkan seseorang menyakiti Nabi-Nya, meski itu istri beliau sendiri. Tapi tetap, Allah tidak serta-merta menghukum. Yang Allah tawarkan pertama kali justru adalah pintu taubat.
Ayat ini juga memberikan peringatan bagi mereka yang mungkin berniat menyakiti Rasulullah. Allah ingin semua orang paham, bahwa Nabi SAW tidak sendirian. Bahkan saat manusia berpaling, langit tetap berada di pihaknya.
Bagi Anda yang sedang mengalami masalah hubungan, ayat ini bisa jadi cermin. Bahwa dalam konflik, niat untuk kembali pada kebaikan dan saling mendukung jauh lebih penting daripada mempertahankan ego.
Baca Juga: Kandungan Surat Al Maidah Ayat 90, Larangan Bermaksiat
Bukan Sekadar Teguran, Tapi Bentuk Cinta
Dalam kandungan Surat At Tahrim ayat 4, Allah tidak bicara dalam bahasa murka. Nmaun yang muncul justru bahasa cinta dan perlindungan. Ini menunjukkan bagaimana lembutnya pendekatan Allah kepada orang yang dikasihi-Nya. Bahkan ketika dua istri Nabi berbuat khilaf, Allah tetap membuka jalan untuk kembali.
Allah tahu, manusia bisa salah, bisa keliru. Tapi selama masih mau berbalik arah dan memperbaiki diri, Allah akan menyambut. Inilah pesan universal dari ayat ini. Bahwa taubat adalah jalan keluar dari gelapnya kesalahan.
Dan ketika seseorang menyakiti Nabi, secara tidak langsung ia juga merusak hubungan dengan Allah. Maka dari itu, ayat ini juga mengingatkan bahwa kedudukan Nabi sangat agung. Beliau tidak bisa disakiti begitu saja tanpa konsekuensi.
Taubat itu Jalan Pulang yang Selalu Terbuka
Salah satu hal paling menghangatkan hati dari kandungan Surat At Tahrim ayat 4 adalah ajakan untuk bertaubat. Allah seperti berkata, “Aku tahu kamu salah, tapi Aku lebih suka kalau kamu memperbaiki diri.” Ini bukan hanya untuk Hafshah dan Aisyah, tapi juga untuk semua hamba-Nya.
Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk Allah ampuni, selama ada kemauan untuk berubah. Allah menyukai orang-orang yang menyucikan dirinya. Dan taubat adalah bentuk paling nyata dari usaha itu.
Bayangkan, bahkan kesalahan yang menyakiti Nabi sekalipun bisa Allah ampuni. Apalagi kesalahan-kesalahan kecil kita yang sering kali tidak kita sengaja. Maka tidak ada alasan untuk tidak pulang kepada-Nya.
Pesan Lembut tapi Tegas dari Langit
Dalam kandungan Surat At Tahrim ayat 4, kita melihat bagaimana cara Allah menegur. Teguran itu tidak Allah sampaikan dalam bentuk marah-marah. Tapi dengan ketegasan yang penuh kelembutan. Inilah yang seharusnya jadi inspirasi bagi setiap pemimpin atau kepala rumah tangga.
Baca Juga: Kandungan Surat Al Bayyinah Ayat 4, Ajaran untuk Menerima Kebenaran
Sering kali, saat menghadapi kesalahan orang lain, kita justru lebih cepat marah. Padahal ada cara yang lebih baik, yaitu mengajak berdialog dengan kasih. Allah menunjukkan, bahwa memberi kesempatan untuk bertaubat adalah bentuk kasih yang tertinggi. Allah tidak pernah menutup pintu maaf. Tapi juga tidak membiarkan kesalahan dibiarkan begitu saja. Teguran yang membangun bisa menjadi awal dari perubahan besar. Dan kandungan Surat At Tahrim ayat 4 ini adalah contoh paling nyata dari itu semua. (R10/HR-Online)