Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berbicara dengan baik. Jika mereka tidak mampu, lebih baik untuk diam yang berarti menjaga lisan. Nasihat menurut ajaran Islam ini juga terdapat dalam hadits bicara baik atau diam.
Baca Juga: Hadits Umrah di Bulan Ramadhan dan Keistimewaannya yang Luar Biasa
Hadits Bicara Baik atau Diam dan QS An-Nisa Ayat 114
Perkataan atau lisan sering ibarat seperti pisau. Jika kita gunakan tanpa hati-hati, bisa melukai orang lain. Oleh karena itu, umat Islam diajarkan untuk menjaga lisan mereka dan berhati-hati dalam berbicara. Dalam ajaran Islam, lisan yang tak terjaga bisa menjadi sumber dosa dan perpecahan. Allah SWT memerintahkan kaum Muslimin untuk menggunakan lisan mereka dalam kebaikan dan memperbanyak zikir, sebagaimana tertera dalam Surah An-Nisa ayat 114. Ayat ini menjadi pengingat agar ucapan kita membawa manfaat, bukan justru menyakiti atau merugikan orang lain.
Artinya: “Tidak ada kebaikan dalam kebanyakan bisikan mereka, kecuali bisikan dari orang yang mengajak untuk memberi sedekah, berbuat baik atau mendamaikan sesama manusia. Barangsiapa yang melakukan ini demi mencari keridhaan Allah, maka Kami akan memberinya pahala yang besar. “
Tidak hanya dalam Al-Quran dan hadits bicara baik atau diam, dalam buku Sejumlah Amalan Penting Penghuni Surga Saat di Dunia karya Ahmad Abi Al-Musabbih, banyak perbuatan yang berasal dari lisan dan berakhir dengan dosa, seperti ghibah, adu domba, pembicaraan yang tidak berguna, dan lelucon yang berlebihan.
Hadits Tentang Berkata Baik atau Diam
Di zaman digital sekarang, di mana komunikasi sangat mudah, setiap orang mempunyai peluang untuk berinteraksi secara luas. Fasilitas ini perlu pengaturan dengan etika agar komunikasi tidak menimbulkan hal-hal negatif, pertikaian, dan perdebatan yang tidak perlu. Oleh karena itu, penting untuk berbicara dengan baik atau memilih untuk diam dalam kehidupan sehari-hari sebagai ukuran keimanan seseorang.
Nabi Muhammad SAW dalam hadits bicara baik atau diam mengingatkan umat Muslim untuk mengucapkan hal-hal baik. Jika tidak mampu, maka sebaiknya memilih untuk diam. “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya berbicara baik atau diam. ” (HR Al-Bukhari)
Dalam buku Syarah Hadits Arba’in oleh Muhyiddin Yahya, ditekankan bahwa berbicara baik dalam konteks ini termasuk menyampaikan ajaran Allah dan Rasul-Nya serta memberikan nasihat kepada umat Islam terkait perbuatan baik dan menahan diri dari keburukan. Umat muslim disarankan untuk mendamaikan orang-orang dan berkata baik kepada sesama manusia, tentunya dengan landasan ilmu dan agama yang cukup.
Syekh Ibnu Daqiq al-Id mengutip pendapat seorang penulis dalam Kitab al-Ifshah yang menyatakan bahwa berbicara baik itu lebih baik daripada diam. Di sisi lain, diam lebih baik daripada berbicara buruk. “Karena Rasulullah memerintahkan terlebih dahulu untuk berkata baik dan jika tidak bisa, berdiam diri,” demikian penjelasannya dalam kitab tersebut.
Kumpulan Hadits tentang Berkata Baik dan Menjaga Lisan
Beberapa hadits bicara baik atau diam juga berkaitan dengan anjuran untuk berucap dan menjaga lisan. Berikut adalah beberapa hadits yang dikutip dari buku 1100 Hadits Terpilih karya Muhammad Faiz Almath.
Baca Juga: Isi Hadits Berbagi Takjil dan Ganjarannya
1. Hadits Allah Membenci Muslim yang Berkata Tanpa Dasar
“Sesungguhnya Allah menyukai kalian dalam tiga hal dan membenci kalian dalam tiga hal. Allah menyukai kalian ketika menyembah-Nya tanpa menyekutukan apa pun, berpegang teguh pada agama, dan tidak terpecah belah. Sebaliknya, Allah membenci kalian yang sering berbicara tanpa dasar, bertanya hal yang tidak berguna, dan menyia-nyiakan harta. ” (HR At-Tirmidzi)
2. Hadits Menjaga Lisan
Berikut hadits bicara baik atau diam yang kedua:
“Seorang hamba bisa mengucapkan satu kalimat yang memicu murka Allah Ta’ala, tanpa ia sadari, yang menyebabkan ia terjerumus dalam neraka jahanam. ” (HR Bukhari)
3. Hadits Larangan Menceritakan Aib Sendiri
“Setiap orang di antara umatku akan mendapatkan pengampunan, kecuali mereka yang mengungkapkan aib mereka sendiri. Sungguh, salah satu tindakan mengungkapkan aib diri sendiri adalah ketika seseorang melakukan dosa di malam hari, yang kemudian ditutupi oleh Allah SWT. Namun, di pagi harinya, orang tersebut sendiri yang membuka kembali apa yang telah Allah tutup. ” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Pentingnya Berkata Baik dan Memilih Tidak Berbicara
Melalui hadits bicara baik atau diam ini, kita dapat memahami betapa pentingnya untuk berkata baik dan terkadang memilih untuk tidak berbicara. Rasulullah mengaitkan hal ini dengan keimanan dan secara tidak langsung menunjukkan betapa pentingnya ini sebagai tolak ukur keimanan kita.
Dari sini, kita bisa selalu berhati-hati dalam berbicara, terutama di zaman sekarang yang memungkinkan kita untuk berkomentar di media sosial. Apa yang kita katakan dan tulis di media sosial memiliki konsekuensi, baik positif maupun negatif.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap menghadapi situasi di mana kita perlu mempertimbangkan apakah harus berbicara atau tetap diam. Setiap kata yang kita ucapkan perlu dipikirkan dengan baik, apakah itu membawa manfaat atau tidak. Jika tidak ada kebaikan yang bisa disampaikan, sebaiknya kita memilih untuk diam.
Ini bukan berarti kita tidak boleh berbicara, namun kita harus memastikan bahwa apa yang kita ucapkan adalah benar, baik, tidak menyakiti orang lain, dan selalu bermanfaat. Diam bisa menjadi cara untuk menjaga lisan kita dari perbuatan dosa. Kita sering mendengar bahwa lisan adalah salah satu penyebab utama orang terjerumus dalam dosa.
Baca Juga: Hadits Makan Kurma Ketika Berbuka Puasa, Inilah Anjuran Rasulullah
Banyak perselisihan, pertikaian, bahkan peperangan terjadi hanya karena kata-kata yang tidak terkontrol. Oleh sebab itu, menjaga lisan merupakan salah satu bentuk ibadah yang dalam Islam anjurkan. Itulah inti dari beberapa hadits bicara baik atau diam. Semoga kita dapat terus menjaga lisan dan tindakan kita. (R10/HR-Online)