harapanrakyat.com,- Debat calon bupati untuk Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Tasikmalaya yang digelar di Hotel Alhambra, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada Senin (14/4/2025) malam berlangsung tenang di dalam ruangan. Namun suasana di luar memanas oleh aksi seorang aktivis pria yang tampil nyentrik dengan mengenakan daster perempuan lengkap dengan kerudung.
Aksi tak biasa itu dilakukan oleh Givan Alifia Muldan, aktivis dari Jaringan Aksi Mahasiswa (Jaman), yang menggelar orasi tunggal di depan area debat. Ia sempat mencoba masuk ke lokasi debat, tetapi dicegah oleh petugas. Tak kehabisan akal, Givan akhirnya berorasi di atas air mancur halaman hotel.
“Saya datang bukan untuk merusuh, saya ingin ikut menguji langsung para calon bupati dan wakil bupati. Debat jangan hanya formalitas, tapi harus menguji komitmen mereka soal integritas dan tolak politik uang,” tegas Givan.
Baca Juga: PSU di Kabupaten Tasikmalaya dengan DPT Terbesar di Indonesia
Menurutnya, politik uang dalam PSU ibarat penyakit kanker stadium empat yang bisa merusak tatanan demokrasi secara sistematis. Ia juga melontarkan kritik terhadap salah satu kandidat yang menurutnya melakukan poligami. Dengan mengenakan pakaian perempuan, Givan menyampaikan pesan simbolik bahwa perempuan seharusnya dimuliakan, bukan diduakan.
“Saya berpakaian seperti ini sebagai bentuk kritik sosial. Kita butuh pemimpin yang berpihak pada rakyat dan menghargai perempuan, bukan yang menambah beban pribadi di tengah kondisi daerah yang penuh tantangan,” tambahnya.
Debat Calon Bupati Tasikmalaya Diikuti Tiga Paslon
Debat kandidat ini mempertemukan tiga pasangan calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati Tasikmalaya, yaitu pasangan nomor urut 1 Iwan Saputra-Dede Muksit Aly, nomor urut 2 Cecep Nurul Yakin-Asep Sopari Al Ayubi, dan nomor urut 3 Ai Diantani-Iip Miftahul Paoz.
Ketiganya memaparkan visi dan misi di bawah pengamanan ketat aparat gabungan. Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya, Ami Imran Tamami, memastikan, debat ini hanya digelar satu kali dalam rangkaian PSU.
“Debat ini bagian dari edukasi politik publik, sekaligus sebagai media klarifikasi visi dan program dari tiap pasangan calon,” ujarnya. (Apip/R7/HR-Online/Editor-Ndu)