harapanrakyat.com,- Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (DKUKMP) Ciamis mengungkapkan pengusaha tahu dan tempe di Ciamis, Jawa Barat, akan terkena imbas akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China. Kebijakan Donald Trump mengenai perang tarif yang AS lakukan ini berdampak pada harga kedelai yang tinggi.
Sebagai informasi, bahwa kedelai sebagai bahan baku untuk membuat tahu dan tempe adalah impor dari AS. Menurut berbagai sumber, harga kedelai impor saat ini mencapai Rp 9.600/kilogram bahkan sampai Rp 10 ribu, yang sebelumnya harga normal mencapai sekitar Rp 9 ribu.
Baca Juga: Rupiah Melemah, Perajin Tahu di Ciamis Harap-harap Cemas
Kepala DKUKMP Ciamis, Asep Khalid menjelaskan, efek dari perang dagang yang AS lakukan mulai berdampak kepada para pengusaha tahu dan tempe di Ciamis. Sebab, bahan utama pembuatan tahu dan tempe masih menggunakan kedelai impor AS.
“Maka dampak dengan terjadinya perang dagang ini, akan membuat harga kedelai impor melonjak naik,” jelasnya kepada harapanrakyat.com, Kamis (10/4/2025).
DKUKMP akan Undang Pengusaha Tahu dan Tempe di Ciamis
Lanjutnya menambahkan, bahwa data kebutuhan kedelai di Ciamis mencapai 1.788 ton per/bulan. Kebutuhan yang banyak itu, karena Ciamis merupakan sentra pembuatan tahu dan tempe yang tersebar di 27 kecamatan.
“Para pelaku usaha tahu dan tempe Ciamis bahan utama kedelainya masih menggunakan kedelai impor. Karena kedelai lokal kita selain harganya mahal dan stoknya pun sedikit, sehingga tidak seimbang dengan biaaya produksi,” jelasnya.
Pihaknya saat ini sudah berkoordinasi dengan sebagian para pengusaha tahu dan tempe di Ciamis. Hasil koordinasi tersebut, ternyata harga kedelai sudah mulai naik yang tadinya harga Rp 8.500/kilogram menjadi Rp 10.000 per kilogram. Harga tersebut pun jika membeli langsung pada pihak importir kedelai.
“Kalau di pedagang eceran bisa saja harga lebih dari Rp 10.000 ribu per kilogram,” ungkapnya.
Baca Juga: Dampak Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe di Ciamis Menjerit
Sementara dalam menghadapi situasi tersebut, pihaknya akan mengundang para pengusaha tahu dan tempe di Ciamis. Undangan tersebut untuk berdiskusi dengan kondisi yang terjadi di lapangan, sebagai bahan evaluasi.
“Dalam waktu dekat ini kita akan mengundang Koperasi Tahu tempe Indonesia (KOPTI) Kabupaten Ciamis, untuk mendengarkan kondisi riil yang terjadi di lapangan,” pungkasnya. (Fahmi/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)