Hari Lebaran akan terasa indah jika suasana berkumpul dengan keluarga terasa hangat, penuh kasih sayang, dan saling memaafkan, Namun, tidak semua orang excited menyambut momen Hari Raya Idulfitri.
Memori yang membekas saat merayakan Idulfitri yaitu kumpul dengan keluarga besar, saling memaafkan hingga berkeliling ke rumah para tetangga. Termasuk menikmati makanan khas Lebaran dan uang THR.
Tetapi memori tersebut hanya teringat saat masa kecil. Karena seiring berjalannya waktu, bagi sebagian orang dewasa sudah tidak bersemangat lagi menghadapi momen Lebaran.
Baca Juga: Mahalini Lebaran Bareng Rizky Febian, Bajunya Jadi Sorotan Netizen
Di media sosial, banyak keluhan yang orang rasakan saat menyambut Lebaran. Padahal hari Lebaran yang seharusnya penuh kebahagiaan, bagi sebagian orang malah jadi momen ‘menakutkan’.
Bukan tanpa alasan mengapa mereka tidak suka dengan momen tersebut. Berikut ini beberapa penyebab orang tidak menyukai Hari Raya Idulfitri.
Beberapa Penyebab Orang Tak Suka Momen Hari Raya Idulfitri
Dibanding-bandingkan dengan Saudara Lain
Saat Lebaran, situasi ini sering muncul ketika berkumpul dengan keluarga besar. Setiap orang pastinya tidak akan suka ketika dibanding-bandingkan dengan saudaranya. Misal dalam hal kesuksesan, kekayaan, prestasi maupun penampilan fisik.
Ajang Pamer Pencapaian atau Materi
Lebaran menjadi momen untuk berkumpul bareng keluarga besar. Sesekali juga menyapa sambil bersalaman dengan orang-orang yang kita temui di jalan.
Banyak bertemu orang saat Lebaran menuntut kita untuk berpenampilan terbaik sesuai sunnah nabi. Namun, alih-alih ingin berpenampilan yang terbaik tapi malah sering kali menimbulkan kesenjangan ekonomi.
Mendapat Pertanyaan Sensitif
Penyebab lain orang tak suka momen Hari Raya Idulfitri yaitu mendapatkan pertanyaan-pertanyaan sensitif yang dilontarkan.
Seperti pertanyaan kapan nikah, sudah ada calon belum, atau kapan wisuda, dan kapan kerja atau kerja dimana sekarang. Bahkan sampai menanyakan kapan hamil atau kapan tambah anak lagi.
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu memang bersifat personal yang seharusnya tidak perlu dipertanyakan untuk menjaga perasaannya. Karena siapa yang tahu isi hati seseorang.
Meskipun pertanyaan-pertanyaan dari keluarga hanya sekedar basa-basi, tetapi basa-basi itu sudah basi. Seakan-akan tidak ada lagi topik pembicaraan lain yang tidak menyinggung perasaan lawan bicara.
Disaat semua orang tengah menikmati hari kemenangan setelah menjalankan satu bulan puasa Ramadhan. Tetapi sebagian orang malah merasa kebahagiaannya itu hancur dalam waktu satu hari oleh ucapan pihak keluarga yang terdengarnya tidak enak.
Canggung Bertemu Saudara Lama
Lama tidak bertemu dengan saudara terkadang bagi sebagian orang akan merasa canggung, seperti halnya bertemu orang baru.
Situasi ini menjadi pun salah satu penyebab orang merasa tidak bersemangat lagi merayakan momen Hari Raya Idulfitri bersama keluarga besarnya.
Baca Juga: Waktu Terbaik Zakat Fitrah Bagi Umat Islam, Simak Ini agar Tidak Salah
Berada dalam Situasi Broken Home
Tak ada seorangpun yang ingin kondisi keluarganya tidak harmonis atau tidak utuh. Karena kebahagiaan seseorang saat merayakan momen Hari Raya Idulfitri tidak terlepas dari peran keluarganya.
Bagi mereka yang berada dalam kondisi broken home sering kali merasakan sedih yang mendalam. Karena mereka tidak dapat merasakan hangatnya suasana Lebaran seperti layaknya keluarga yang lain.
Orang Tua Sudah Tiada
Bagi sebagian orang atau bahkan setiap orang akan merasa hampa ketika menyambut momen Hari Raya Idulfitri tanpa orang tua karena telah tiada.
Biasanya pada momen tersebut selalu kumpul dengan orang tua sambil menikmati masakan khas Lebaran buatan ibu tercinta. (R3/HR-Online/Editor: Eva)