harapanrakyat.com,- Pasca diterjang banjir luapan Sungai Cimande, genangan air masih terlihat di pemukiman warga yang ada di empat kecamatan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (16/3/2025). Seperti terlihat di Desa Sukadana yang merupakan titik lokasi terparah dilanda banjir.
Setelah digenangi air setinggi 2 meter pada Sabtu (15/3/2025) malam, saat ini debit air di Desa Sukadana sudah berangsur turun hingga sekira 60 centimeter.
Banjir yang terjadi selain merendam ratusan rumah warga, juga menggenangi ruas jalan kabupaten di sejumlah wilayah Kabupaten Sumedang.
Baca Juga: Banjir Luapan Sungai Cimande Rendam 4 Desa di Sumedang, 200 KK Terdampak
Salah seorang warga, Soleh Saripudin (60), mengungkapkan, meski air sudah berangsur surut, aktivitas warga kini masih fokus pada membersihkan rumah yang dipenuhi lumpur sisa banjir.
“Kalau dibandingkan dengan kemarin, banjir kali ini jauh lebih parah. Airnya lebih tinggi,” katanya, Minggu (16/3/2025).
Korban Banjir Luapan Sungai Cimande Sumedang Butuh Bantuan Makanan
Lebih lanjut Soleh mengatakan, kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan siap saji. Mengingat sebagian warga korban terdampak banjir tidak bisa memasak karena rumah mereka terendam air.
Makanan siap saji sangat dibutuhkan warga, tapi sampai sekarang belum ada yang dating,” ungkap Soleh.
Banjir melanda wilayah Desa Sukadana memang bukan kejadian langka. Namun biasanya air hanya tidak sampai masuk ke dalam rumah.
Menurut Soleh, penyebab utama banjir kali ini adalah pendangkalan Sungai Cimande dan tersumbatnya gorong-gorong di jembatan jalan raya. Kondisi tersebut menyebabkan aliran air menjadi terhambat.
“Sekarang sungainya dangkal. Jembatan juga hanya sekitar 50 sentimeter dari permukaan air,” ujar Soleh.
Sementara itu warga lainnya, Yanti (40), menuturkan bahwa air mulai cepat naik sekitar pukul 17.00 WIB saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Baca Juga: Sungai Cimande Kembali Meluap dan Rendam Ratusan Rumah, Sejumlah Warga Sumedang Dievakuasi
“Air datang dari arah Sungai Cimande, memang datang agak lambat. Tapi kemudian tiba-tiba naik dengan cepat,” terangnya.
Ia menyebutkan, banjir yang terjadi saat ini merupakan yang ketiga kalinya dalam satu bulan terakhir, dan merupakan banjir terparah.
“Ini yang paling parah, karena sungainya sudah dangkal dan bentengnya juga terlalu pendek,” kata Yanti.
Warga berharap pemerintah segera melakukan normalisasi Sungai Cimande untuk mencegah banjir kembali terulang. “Harapannya, pemerintah segera turun tangan agar banjir tidak terus terjadi,” pungkasnya. (Aang/R3/HR-Online/Editor: Eva)