Mitos Telaga Ngebel memang menawarkan daya tarik tersendiri. Telaga Ngebel merupakan danau alami yang terletak di kaki Gunung Wilis, tepatnya di Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Dengan luas sekitar 150 hektar, telaga ini menawarkan pemandangan yang indah serta udara yang sejuk.
Destinasi wisata ini juga lengkap dengan berbagai fasilitas modern, seperti Ngebel Sunset View Point dan rumah pohon, yang semakin menambah daya tariknya.
Baca Juga: Mitos Rawa Pening Semarang di Balik Keindahan yang Ditawarkan
Mitos Telaga Ngebel, Legenda Mistis di Balik Keindahan Alam Ponorogo
Telaga Ngebel terbentuk secara alami dari mata air Kanal Santen dan Air Terjun Toyomarto. Destinasi wisata ini terletak di kaki Gunung Wilis, sehingga memiliki suhu yang sejuk, berkisar antara 20 hingga 26 derajat Celsius.
Dengan keliling sekitar 5 kilometer, telaga ini menjadi pilihan ideal bagi wisatawan yang gemar berjalan-jalan sambil menikmati keindahan alam. Selain itu, tempat ini juga ramah di kantong, cocok bagi para pelancong yang mencari wisata terjangkau.
Di balik keindahannya, Telaga Ngebel memiliki berbagai mitos yang masih dipercaya masyarakat setempat. Kisah-kisah ini berkaitan dengan legenda ular raksasa, batu suci, dan berbagai hal mistis lainnya. Berikut adalah beberapa mitos di Telaga Ngebel yang masih berkembang hingga kini.
Legenda Naga Baru Klinting
Mitos Telaga Ngebel yang paling terkenal adalah kisah Naga Baru Klinting. Dalam cerita rakyat Jawa, Baru Klinting adalah seekor naga yang konon melingkari Gunung Wilis.
Menurut kepercayaan setempat, ia adalah jelmaan dari Patih Bataringin atau Putra Ki Ageng Mangir dan Nyai Roro Kijang. Baru Klinting bersemedi selama ratusan tahun hingga akhirnya ditemukan oleh warga yang sedang berburu.
Tanpa mengetahui asal-usulnya, warga membawanya untuk mereka jadikan santapan dalam pesta bersih desa. Saat ia berubah wujud menjadi manusia, tubuhnya penuh luka dan ia meminta makanan kepada warga, tetapi hanya Nyi Lantung yang bersedia memberi makan.
Sebagai balasan atas kebaikannya, Baru Klinting memberi petunjuk kepada Nyi Lantung untuk bersiap menghadapi bencana. Ia kemudian menancapkan sebatang lidi dan menantang warga untuk mencabutnya.
Tak satu pun warga yang berhasil, hingga akhirnya Baru Klinting sendiri mencabut lidi tersebut. Seketika, air menyembur keluar dan menenggelamkan desa, membentuk Telaga Ngebel. Hanya Nyi Lantung yang selamat dengan menaiki lesung seperti yang telah disarankan.
Batu Suci, Sumber Air Telaga Ngebel
Mitos yang berkembang lainnya menyebutkan bahwa telaga ini terbentuk dari sebuah batu suci yang ditemukan oleh seorang pemuda bernama Ngebel. Setelah menemukan batu itu, air mengalir deras dan terus menggenangi area tersebut hingga akhirnya membentuk telaga.
Kepercayaan ini menunjukkan betapa eratnya hubungan masyarakat dengan legenda yang mengakar dalam kehidupan mereka.
Suara Misterius di Malam Hari
Mitos Telaga Ngebel lainnya berkaitan dengan suara gemuruh yang sering terdengar pada malam hari. Sejak tahun 2011, beberapa warga mengaku mendengar suara aneh yang membuat mereka merasa gelisah.
Sebagian percaya bahwa suara tersebut berasal dari naga penjaga telaga. Sementara yang lainnya mengaitkannya dengan aktivitas geologi di kawasan tersebut.
Baca Juga: Mitos Curug Pangeran, Keindahan Alam yang Penuh Misteri
Menurut penjelasan ilmiah dari BMKG, suara tersebut kemungkinan besar berasal dari pergerakan tektonik di wilayah sekitar Telaga Ngebel. Namun, bagi masyarakat setempat, mitos ini tetap menjadi bagian dari cerita turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Keberadaan Belut Raksasa
Selain kisah Naga Baru Klinting, mitos di destinasi wisata alam ini yang lainnya adalah adanya belut raksasa yang menghuni dasar telaga. Konon, sebelum pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), nelayan setempat pernah melihat sosok belut raksasa yang ukurannya sangat besar hingga menciptakan gelombang di permukaan telaga.
Namun, setelah pembangunan PLTA menggunakan dinamit, belut raksasa tersebut tidak pernah terlihat lagi. Banyak yang percaya bahwa getaran akibat ledakan dinamit telah menyebabkan kematiannya.
Larangan Meludah Sembarangan
Mitos Telaga Ngebel juga berkaitan dengan sopan santun. Masyarakat percaya bahwa meludah sembarangan di sekitar telaga dapat memicu kemarahan penunggu gaibnya. Orang yang melakukannya konon akan mengalami kesialan, bahkan ada yang meyakini mereka tidak akan pulang dengan selamat.
Mitos ini kemungkinan besar bertujuan untuk mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan dan kesopanan saat berkunjung ke Telaga Ngebel. Selain sebagai tempat wisata, telaga ini juga memiliki nilai spiritual yang dihormati oleh masyarakat setempat.
Penutup
Deretan mitos di atas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan sejarah Ponorogo. Kepercayaan tentang keberadaan Naga Baru Klinting, batu suci, suara misterius, belut raksasa, hingga larangan meludah sembarangan menunjukkan betapa kuatnya warisan budaya yang masih dipegang oleh masyarakat.
Terlepas dari benar atau tidaknya mitos ini, Telaga Ngebel tetap menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di Jawa Timur. Keindahan alamnya, udara sejuk, serta berbagai cerita mistis yang menyertainya menjadikan tempat ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Baca Juga: Mitos Pantai Jodo Jawa Tengah, Tempat Menemukan Jodoh
Nah, demikian tadi informasi mengenai berbagai mitos Telaga Ngebel. Jika Anda berkunjung ke Ponorogo, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati keindahan Telaga Ngebel dan merasakan langsung aura mistis yang menyelimutinya. (R10/HR-Online)
