Mitos pohon Dewandaru di Gunung Kawi sangat menarik perhatian, karena dipercaya dapat mendatangkan kekayaan. Oleh karena itu, hingga kini banyak orang yang tertarik untuk membuktikan kebenaran mitos tersebut. Mereka pun melakukan berbagai cara demi mendapatkan kekayaan dari Gunung Kawi.
Dewandaru (Eugenia uniflora) yang juga terkenal sebagai ceremai Belanda atau Surinam cherry, adalah tanaman yang menarik dengan berbagai manfaat. Selain memiliki makna spiritual dalam beberapa budaya, Dewandaru juga menawarkan khasiat bagi kesehatan dan lingkungan.
Baca Juga: Mitos Danau Cipondoh Tangerang, Ular Mustika dan Buaya Putih
Tanaman perdu ini dapat tumbuh hingga 5–8 meter dengan daun kecil berwarna hijau mengilap dan berbentuk lonjong. Buahnya yang unik berbentuk bulat agak pipih dengan alur menyerupai labu kecil. Saat masih muda, buahnya berwarna hijau, kemudian berubah menjadi merah terang atau ungu ketika matang.
Mitos Pohon Dewandaru Sebagai Perantara Kekayaan
Gunung Kawi merupakan salah satu gunung yang terkenal dengan cerita legenda dan mitosnya. Terletak di Desa Wonosari, Malang, Jawa Timur, gunung ini memiliki ketinggian 2.551 mdpl.
Tempat ini dikenal sebagai lokasi yang sering dikaitkan dengan praktik pesugihan. Banyak yang mempercayai tempat ini dapat mendatangkan kekayaan secara instan melalui ritual tertentu.
Salah satu mitos yang terkenal di kawasan ini adalah pesugihan pohon Dewandaru. Pohon ini tumbuh di dua lokasi utama di Gunung Kawi, yaitu di Pesarean Gunung Kawi dan Keraton Gunung Kawi.
Di wilayah Keraton Gunung Kawi, pohon Dewandaru dianggap sakral oleh masyarakat sekitar. Lokasinya berada di samping makam Toenggol Manik Djaja Ningrat dan Toenggol Wati, serta di dekat bangunan Keraton. Selain itu, pohon ini juga tumbuh di samping Pesanggrahan Gunung Kawi, yang semakin menambah aura mistis kawasan tersebut.
Mendapatkan Kekayaan Instan
Tak sedikit yang mengaitkan mitos pohon Dewandaru di Gunung Kawi dengan pesugihan untuk memperoleh kekayaan secara instan. Konon katanya, pohon ini merupakan perwujudan tongkat Eyang Sujo yang memiliki kekuatan magis. Tumbuhan yang telah ada sejak tahun 1871 ini menjulang tinggi dan masyarakat setempat menganggapnya sakral.
Menurut kepercayaan, jika bagian dari pohon Dewandaru, seperti ranting, buah, atau daun, jatuh dan berhasil kita dapatkan, maka dapat membawa keberuntungan. Setiap bagian yang jatuh memiliki makna tersendiri.
Konon, daun yang jatuh dapat mendatangkan rezeki berupa uang. Sementara buah yang jatuh dianggap sebagai pertanda datangnya rezeki yang lebih besar.
Karena keyakinan tersebut, banyak orang melakukan semedi atau ritual di sekitar pohon untuk mendapatkan keberuntungan. Terutama saat pohon ini berbuah pada bulan September, orang-orang berlomba-lomba mendapatkan bagian yang jatuh sebagai jimat keberuntungan.
Bahkan, ada yang rela tidur di bawah pohon selama berhari-hari demi mendapatkan ranting, buah, atau daun yang jatuh secara alami. Namun, mendapatkan bagian dari pohon Dewandaru bukanlah hal yang mudah.
Butuh kesabaran, karena bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga sesuatu jatuh dari pohon. Menurut kepercayaan, jika seseorang menunggu selama tiga hari tetapi tidak mendapatkan apa pun, itu menandakan bahwa keinginannya untuk menjadi kaya belum terkabul.
Selain katanya membawa keberuntungan, pohon Dewandaru juga konon dapat memberikan pertanda akan terjadinya suatu bencana. Masyarakat meyakini bahwa pohon ini memiliki keterkaitan dengan kejadian besar di alam.
Salah satu contoh yang dianggap sebagai bukti kebenaran kepercayaan ini adalah peristiwa sebelum tsunami Aceh tahun 2004. Beberapa hari sebelum bencana tersebut terjadi, pohon Dewandaru kabarnya tumbang akibat terpaan badai yang sangat kencang.
Baca Juga: Mitos Ikan Dewa di Cibulan Kuningan, Konon Jelmaan Prajurit Prabu Siliwangi
Kejadian ini semakin memperkuat keyakinan bahwa pohon Dewandaru tidak hanya membawa rezeki. Akan tetapi juga dapat memberikan sinyal terhadap peristiwa besar yang akan datang.
Ziarah untuk Mendapatkan Kekayaan
Orang-orang yang ingin mendapatkan kekayaan juga sering memanfaatkan pohon Dewandaru yang berada di area Pesarean Gunung Kawi. Di tempat ini terdapat makam Eyang Sujo dan Eyang Jugo, dua sahabat yang dimakamkan dalam satu liang lahat.
Hingga kini, banyak peziarah datang pada waktu-waktu tertentu untuk menghormati kedua tokoh tersebut. Selain sebagai bentuk penghormatan, ziarah ke makam ini juga mereka lakukan dengan tujuan lain, yaitu mencari berkah atau kekayaan.
Menurut kepercayaan, berziarah ke makam Eyang Sujo dan Eyang Jugo katanya dapat membantu seseorang memperoleh kekayaan dengan cepat.
Sebagai Pariwisata Religi dan Budaya
Mitos pohon Dewandaru sebagai perantara pesugihan untuk mendapatkan kekayaan memang sudah lama populer. Namun, kepala desa setempat menepis anggapan bahwa pohon ini menjadi asal mula mitos pesugihan di kawasan Gunung Kawi.
Menurutnya, tidak ada ritual atau aktivitas pesugihan yang berlangsung di sana, apalagi yang melibatkan tumbal hewan maupun manusia. Bahkan, area utama yang sering dikaitkan dengan pesugihan merupakan makam tokoh agama yang dihormati.
Meskipun rumor tentang praktik pesugihan telah tersebar luas, tempat ini tidak pernah memfasilitasi atau memberikan arahan bagi siapa pun untuk menjalankan ritual tersebut. Tidak ada praktik pengorbanan hewan seperti domba atau bentuk pesugihan lainnya.
Bagi kepala desa dan penduduk setempat, Pesarean Gunung Kawi lebih mereka anggap sebagai destinasi wisata religi dan budaya.
Baca Juga: Menguak Mitos Curug Lawe di Ungaran Semarang dan Pesonanya
Mitos pohon Dewandaru yang sering orang kaitkan dengan sumber kekayaan instan memang menarik perhatian banyak pihak. Banyak yang mencoba peruntungan dengan berharap mendapatkan bagian dari pohon ini. Namun, sebagian orang menganggap legenda tersebut lebih bersifat simbolik, mengajarkan bahwa kesabaran dan kerja keras tetap menjadi kunci utama dalam meraih kesuksesan. (R10/HR-Online)
