Cirebon sudah lama terkenal sebagai wilayah yang kaya akan sejarah dan budaya. Lebih dari itu, kota pesisir di Provinsi Jawa Barat ini ternyata juga menyimpan berbagai kisah magis. Salah satunya terkait mitos Jalan Karanggetas Cirebon.
Mitosnya masih mengakar kuat sejak dulu hingga di era modern seperti sekarang. Bahkan, legenda tersebut mampu menyita atensi masyarakat biasa hingga kalangan pejabat. Lantas apa yang membuatnya begitu menarik perhatian? Langsung saja kita ulas ceritanya secara lebih detail.
Menguak Mitos Jalan Karanggetas Cirebon
Masyarakat Kota Cirebon tentu sudah tidak asing lagi dengan Karanggetas. Sebuah akses yang terletak di pusat kota, tepatnya di Desa Pekalangan, Kecamatan Pekalipan. Pasalnya, ini merupakan salah satu jalan utama yang menghubungkan berbagai kawasan penting, termasuk Keraton.
Nama “Karanggetas” sendiri berasal dari kata “karang” yang berarti tempat. Sementara “getas” memiliki makna mudah patah. Mencerminkan karakteristik tanah di daerah tersebut yang konon memang relatif rapuh.
Berdasarkan cerita rakyat yang beredar di masa lalu, Karanggetas merupakan tempat angker. Konon kala itu, Syekh Magelung Sakti menjadi penguasa yang terkenal dengan kesaktian dan keangkuhannya.
Suatu hari, Syekh Magelung Sakti yang memiliki rambut panjang menantang kepada semua orang untuk mengguntingnya. Ia berseloroh bahwa tidak ada seorangpun yang mampu memotong rambut tersebut.
Hingga akhirnya, sumpah serapah itu mengundang Sunan Gunung Jati. Ia datang untuk menerima tantangan sang penguasa. Dengan syarat, apabila berhasil, maka Syekh Magelung Sakti akan menjadi pengikutnya dalam menyebarkan Islam di Cirebon.
Tanpa Syekh Magelung Sakti duga, Sunan Gunung Jati berhasil menggunting rambut gondrongnya hanya dengan 2 jari. Ini akhirnya menjadi cikal bakal berkembangnya mitos Jalan Karanggetas Cirebon yang berkaitan dengan tumbangnya kekuasaan penguasa angkuh.
Pernah Membuat Presiden Ke-2 Ketakutan
Kuatnya legenda tersebut nyatanya tak sekedar mempengaruhi orang-orang biasa, bahkan sosok Soeharto juga mempercayainya. Beberapa sumber mengatakan Presiden ke-2 RI tersebut tak pernah melewati Karanggetas selama menjabat.
Suatu hari, Soeharto harus ke Pelabuhan Cirebon untuk meresmikan Kapal Ciremai. Dalam perjalanannya, Soeharto meminta kepada para pengawal untuk tidak lewat Karanggetas setelah keluar bandara Penggung. Melainkan, memilih akses lain guna menghindarinya.
Jadi Tempat Ritual Para Calon Pejabat
Kendati menakutkan bagi Soeharto, saat ini, akses tersebut kabarnya justru menjadi tempat ritual bagi calon pejabat negara. Terutama yang akan memasuki tahap pelantikan. Mereka akan meminta restu dari para makhluk gaib di kawasan ini supaya bisa mengemban tugas dengan baik.
Tak sedikit pejabat yang mengaku menjumpai sejumlah pengalaman mistis ketika melintas. Salah satunya melihat penampakan-penampakan makhluk dunia lain. Ada juga yang merasakan aura aneh serta mencekam. Setiap peristiwa hampir tidak dapat dijelaskan dengan logika atau ilmu pengetahuan.
Jadi Kawasan Terbaik Berbisnis Emas
Banyaknya toko emas turut menjadi bagian mitos Jalan Karanggetas Cirebon yang tak kalah menarik. Sepanjang jalan ini memang berderet toko-toko emas yang menawarkan berbagai jenis perhiasan. Mulai dari cincin, kalung, gelang, hingga anting.
Konon, jalannya memiliki kekuatan spiritual yang dapat mematahkan niat jahat. Masyarakat percaya bahwa kekuatan spiritual yang tertinggal di Karanggetas mampu menetralkan segala energi negatif. Termasuk niat jahat seperti pencurian.
Oleh sebab itu, para pedagang emas merasa aman untuk membuka usaha di sini. Karena mereka yakin bahwa potensi tindak kejahatan akan luntur seketika. Selain itu, potensi keuntungan juga semakin meningkat.
Larangan Lewat Malam Hari
Terakhir ada mitos larangan melewati Jalan Karanggetas Cirebon pada malam hari. Ini berakar dari keyakinan masyarakat bahwa energi spiritual Syekh Magelung Sakti menjadi lebih kuat saat malam tiba. Energi tersebut konon dapat mempengaruhi orang-orang yang melintas. Apalagi mereka yang memiliki niat buruk atau kesombongan.
Sehingga, banyak orang percaya jika melintasi Karanggetas pada malam hari dapat membawa nasib buruk. Keyakinan ini menciptakan rasa aman dan nyaman untuk melintasinya pada siang hari saja. Tepat ketika aktivitas perdagangan dan keramaian masih dapat mengurangi rasa takut akan hal-hal mistis.
Secara keseluruhan, mitos Jalan Karanggetas Cirebon mencerminkan bagaimana budaya lokal dapat mempengaruhi persepsi maupun perilaku masyarakat terhadap suatu tempat. Benar atau salah legenda tersebut belum ada yang tahu. Namun, ini dapat memberikan pelajaran penting bagi manusia supaya senantiasa menghindari keangkuhan dan niat jahat. (R10/HR-Online)