Senin, Maret 24, 2025
BerandaBerita TerbaruMengulas Sejarah Bunker Kaliadem di Kawasan Lereng Gunung Merapi

Mengulas Sejarah Bunker Kaliadem di Kawasan Lereng Gunung Merapi

Sejarah Bunker Kaliadem menyimpan kisah pilu di dalamnya yang membuat keberadaannya semakin menarik untuk dibahas. Kisah ini tak lain akibat tragedi letusan Gunung Merapi tahun 2006 silam yang merenggut nyawa dua relawan. Bunker Kaliadem merupakan salah satu destinasi wisata di kawasan lereng Gunung Merapi.

Letaknya di Kelurahan Kepuharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Tempat tersebut berjarak sekitar 4,5 km dari puncak Gunung Merapi. Wisatawan dapat menikmati panorama Merapi dan mengabadikan momen saat berada disana.

Baca Juga: Sejarah Masjid Mungsolkanas, Tertua Sekaligus Saksi Bisu Penyebaran Islam di Bandung

Untuk mengetahui lebih jelas terkait sejarah dari bangunan yang terbuat dari beton tersebut, simak ulasan selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Sejarah Bunker Kaliadem dan Awal Berdirinya

Bunker Kaliadem berdiri pada tahun 2001 oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dan proses peresmiannya 4 tahun setelahnya. Awalnya, bunker ini berfungsi sebagai tempat berlindung dari awan panas Gunung Merapi. Akan tetapi, pada tahun 2006, letusan gunung berhasil menutup seluruh area bangunan.

Setelah peristiwa tersebut, pemerintah setempat melakukan pengerukan pasir yang menimbun area bunker. Semenjak itu, bangunan ini tidak lagi berfungsi menjadi tempat perlindungan, namun berubah sebagai objek wisata. Para wisatawan pun dapat mengunjungi dan melihat kondisi di dalam area bunker.

Kondisi di dalamnya terlihat gelap dan lembab serta di area tengahnya terdapat batu besar akibat letusan Gunung Merapi. Untuk mengunjungi tempat tersebut dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun jeep wisata yang ada di kawasan lereng gunung tersebut.

Proses Pembangunan

Sejarah Bunker Kaliadem Merapi proses pembangunannya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2001. Menurut laman resmi Desa Kepuharjo (https://kepuharjosid.slemankab.go.id), Pemerintah Kabupaten Sleman membangun Bunker Kaliadem Merapi pada awal tahun 2000-an sebagai tempat perlindungan dari awan panas Gunung Merapi.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa semula tempat ini berfungsi sebagai tempat berlindung dari semburan awan panas Gunung Merapi. Proses pembangunan bunker Kaliadem berlangsung selama kurang lebih dua tahun.

Bunker ini mempunyai ukuran panjang 7 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 2,5 meter. Selain itu, destinasi wisata ini juga lengkap dengan sistem ventilasi dan pintu besi. Posisinya berada di selatan lereng Gunung Merapi, yaitu tepatnya di atas rumah Mbah Maridjan.

Saksi Pilu Tewasnya Dua Relawan

Sejarah Bunker Kaliadem tidak terlepas dari sebuah kisah pilu yang hingga kini masih terasa berkaitan dengan bangunan satu ini. Kejadian terjadi pada 14 Juni 2006, kala erupsi besar Gunung Merapi melanda area tersebut. Pada waktu itu, Merapi mengeluarkan awan panas dengan suhu mencapai 600 derajat Celcius dan kecepatannya sekitar 100 kilometer per jam.

Baca Juga: Mengulas Upacara Labuh Saji, Ritual Unik Nelayan Di Palabuhanratu Sukabumi

Awan panas tersebut berhasil menutupi seluruh bangunan bunker Kaliadem dan membuat dua orang relawan yang berlindung di dalamnya terjebak hingga meninggal dunia. Peristiwa naas itu menyisakan duka mendalam dan menjadi tragedi paling menyedihkan dalam sejarah erupsi Gunung Merapi.

Bangunan yang sejatinya sebagai tempat perlindungan warga sekitar justru memakan korban dan menjadi makam relawan yang berjasa tersebut.

Empat tahun kemudian, pada 2010, Merapi kembali meletus dalam salah satu erupsi terbesar dalam 100 tahun terakhir. Letusan ini mengakibatkan lebih dari 200 korban jiwa, termasuk Mbah Maridjan, sang juru kunci Merapi, serta mengharuskan 400.000 orang mengungsi dalam radius 20 kilometer dari puncak gunung.

Erupsi ini juga menyebabkan Bunker Kaliadem tertimbun material vulkanik setebal 4 meter, hingga sempat dianggap hilang. Proses pencarian dan pengerukan memerlukan 54 jam menggunakan alat berat, sementara jalan menuju bunker yang tertutup material setebal 1,5 meter harus direkonstruksi selama dua hari.

Sekarang Berfungsi Sebagai Objek Wisata

Sejarah Bunker Kaliadem yang kelam di atas, membuat bangunan tersebut kini berubah menjadi objek wisata. Hal ini terjadi pasca erupsi merapi yang terjadi pada 2010 silam. Tidak berselang lama, bangunan ini berubah fungsi sebagai tempat wisata tahun 2013.

Pengunjung bahkan boleh memasuki area dalam Bunker Kaliadem. Ruangannya pun apa adanya tanpa renovasi perubahan yang signifikan. Bagian dalam bunker terlihat gelap dan lembab. Lahar dan berbagai material gunung lain yang membeku, masih tertumpuk di tengah ruangan.

Hal ini bertujuan agar tempat tersebut dapat menjadi saksi bagaimana ganasnya letusan Gunung Merapi. Khususnya yang terjadi pada erupsi Merapi tahun 2006 silam merenggut nyawa dua relawan di atas. Meskipun menyimpan kenangan menyedihkan dan juga kelam, keberadaannya mempunyai sisi keindahan.

Pengunjung dapat merasakan atmosfer kesejukan di sekitar area Bunker Kaliadem. Mereka dapat melihat Gunung Merapi dari jarak lebih dekat apabila tidak tertutup oleh awan. Bunker ini sendiri hanya berjarak kurang lebih 5 kilometer dari lereng Merapi. Biasanya, beberapa wisatawan yang datang lebih pagi akan menyaksikan secara langsung keindahan gunung tersebut. 

Baca Juga: Sejarah Makam Ki Lobama Cirebon, Sosok Penyebar Agama Islam Sebelum Hadirnya Wali Songo

Demikian sejarah Bunker Kaliadem yang terletak di wilayah sekitar area Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Keberadaannya menyimpan sejarah cerita kelam yang mengingatkan akan sosok dua relawan yang berjasa dalam erupsi gunung Merapi 2006 silam. Kini, objek wisata ini sudah menjadi destinasi wisata ramai pengunjung yang ingin menyaksikan bukti-bukti keganasan letusan Merapi. (R10/HR-Online)

Fitur Security Checkup TikTok, Solusi Keamanan Akun yang Lebih Baik

Fitur Security Checkup TikTok, Solusi Keamanan Akun yang Lebih Baik

TikTok terus berupaya meningkatkan keamanan penggunanya dengan menghadirkan fitur terbaru bernama Security Checkup atau Pemeriksaan Keamanan. Fitur Security Checkup TikTok ini hadir untuk membantu...
Polemik Hak Cipta Lagu: Ariel NOAH vs. Ahmad Dhani, Siapa yang Benar?

Polemik Hak Cipta Lagu: Ariel NOAH vs. Ahmad Dhani, Siapa yang Benar?

Industri musik Indonesia kembali memanas setelah perdebatan sengit antara dua musisi besar, Ariel NOAH dan Ahmad Dhani, terkait hak cipta lagu dan sistem royalti....
Cara Menonaktifkan FB Pro, Lakukan Lewat Menu Pengaturan

Cara Menonaktifkan FB Pro, Lakukan Lewat Menu Pengaturan

Cara menonaktifkan FB Pro mungkin sedang Anda butuhkan saat ini. Facebook telah menjadi bagian integral dari kehidupan digital banyak orang, tetapi ada kalanya kita...
Profil Steven Wongso, Jadi Sorotan Usai Mualaf

Profil Steven Wongso, Jadi Sorotan Usai Mualaf

Nama dan profil Steven Wongso belakangan menjadi sorotan publik. Ya, Steven Wongso adalah seorang selebgram dan kreator konten asal Indonesia yang dikenal luas karena...
Rianti Cartwright Sewa ART Infal untuk Lebaran, Solusi Praktis Saat Pekerja Mudik

Rianti Cartwright Sewa ART Infal untuk Lebaran, Solusi Praktis Saat Pekerja Mudik

Sebagai persiapan Lebaran, rupanya Rianti Cartwright sewa ART infal. Menghitung hari menuju Lebaran, banyak keluarga yang mulai mencari solusi untuk urusan rumah tangga, terutama...
Telegram Trading Bot, Kelola Transaksi dengan Perintah Sederhana

Telegram Trading Bot, Kelola Transaksi dengan Perintah Sederhana

Telegram trading bot adalah perangkat lunak otomatis yang memungkinkan pengguna melakukan trading aset kripto langsung melalui aplikasi Telegram. Bot ini beroperasi dengan menghubungkan akun...