Kisah Nabi Isa AS yang merupakan utusan Allah SWT untuk beriman sangat menarik untuk kita ketahui. Dalam sejarah Islam, nabi yang satu ini selain sabar, juga sangat peduli terhadap siapapun.
Sebagaimana kita ketahui, Nabi Isa yang merupakan keturunan Maryam adalah sosok yang begitu mulia. Apalagi dalam perjalanan dakwahnya, ia memiliki mukjizat yang sangat luar biasa.
Meski begitu, ada saja perilaku kaumnya yang masih meragukan dakwahnya untuk menyembah kepada Allah SWT meski Nabi Isa telah menunjukkan keagungan Allah.
Selain penuh kesabaran dalam membimbing kaum Hawariyyun yang sangat setia, Nabi Isa dalam berdakwah juga menghadapi berbagai rintangan, termasuk pengkhianatan salah satu pengikutnya yang bernama Yahuda Iskariot.
Meski ia mengaku mengimani Kenabian Nabi Isa, namun dalam hatinya justru berkata sebaliknya.
Kisah Nabi Isa dan Lelaki yang Tidak Jujur
Suatu ketika, seorang laki-laki datang kepada Nabi Isa dengan tujuan untuk bisa menjalin persahabatan dengannya.
Kedatangan itu pun mendapatkan sambutan hangat Sang Nabi. Apalagi lelaki itu menyatakan akan mengikuti ke mana saja Nabi Isa pergi.
Pada suatu hari, mereka pun melakukan perjalanan dengan berbekal tiga potong roti. Satu potong untuk Nabi Isa, satu potong untuk lelaki itu dan satunya lagi diletakkan.
Saat Nabi Isa berhenti sejenak dan pergi ke sungai untuk mengambil minum, ketika kembali lagi roti yang sepotong itu sudah tiada.
Sontak saja Sang Nabi menanyakan roti itu kepada lelaki tersebut. Namun siapa sangka lelaki itu malah tidak mengakuinya.
Mendengar jawaban itu, Nabi Isa tidak lantas memperpanjang pertanyaan, namun melanjutkan perjalanan.
Saat di tengah perjalanan selanjutnya, mereka menjumpai seekor rusa dan dua anaknya. Kemudian Nabi Isa menyembelih salah satu anak rusa itu. Namun setelah itu Nabi berdoa kepada Allah agar bisa anak rusa yang ia sembelih bisa hidup lagi. Alhasil, atas izin Allah anak rusa itu bisa hidup lagi.
Dari peristiwa itu, kemudian Nabi Isa menanyakan lagi kepada lelaki itu siapakah yang mengambil sepotong roti itu. Namun, jawabannya sama, lelaki itu tetap tidak mau mengakuinya.
Pada perjalanan selanjutnya, Nabi Isa menggandeng tangan lelaki itu untuk berjalan melintasi sungai. Lagi-lagi, Nabi Isa menanyakan ulang soal roti itu, namun jawabannya tetap sama, mengaku tidak tahu.
Saat mereka memasuki hutan, tiba-tiba Nabi Isa mengambil tanah serta kerikil dan kemudian berdoa kepada Allah agar benda tersebut bisa berubah menjadi emas.
Atas izin Allah, tanah dan kerikil itu pun benar-benar menjadi emas. Ini menjadi salah mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Isa.
Lalu, Nabi Isa menyampaikan kepada lelaki itu jika emas tersebut sepertiganya buat Nabi Isa, sepertiganya untuk lelaki itu dan sepertiganya lagi untuk orang yang mengambil roti.
Mendapatkan pernyataan itu, lelaki tersebut pun langsung mengakuinya dengan harapan bisa mendapatkan bagian emas lebih banyak.
Benar saja, dalam kisah ini Nabi Isa langsung menyerahkan semua emas itu untuk lelaki yang serakah tersebut dan kemudian meninggalkannya.
Tiga Orang Serakah Mati
Setelah beberapa waktu, ada dua yang mendatangi lelaki tersebut di hutan dengan niat ingin merampas harta itu.
Dalam pertemuan itu, mereka sepakat akan membagi harta dari lelaki tersebut menjadi tiga. Namun, salah satu dari 3 orang itu pergi ke pasar membeli makanan.
Siapa sangka, orang yang ke pergi ke pasar itu memiliki niat licik untuk menguasai harta dari lelaki itu daripada membaginya bertiga.
Caranya, ia membeli makanan dan kemudian meracuni makanan tersebut dengan harapan dua orang yang ada di hutan mati.
Namun ternyata, dua orang yang sedang menunggu makanan di hutan justru juga memiliki niat jahat dengan membunuh orang yang pergi ke pasar. Harapannya, harta tersebut bisa dibagi menjadi dua.
Benar saja, setelah orang yang ke pasar kembali, dua orang itu membunuhnya. Lalu, mereka pun memakan makanan yang sudah diracuni oleh orang yang dibunuhnya itu. Sehingga, ketiga orang itu mati.
Sementara itu, ketika Nabi Isa berjalan menyusuri hutan, ia mendapati tiga orang yang mati. Lalu Nabi menasehati pengikutnya agar tidak tertipu dalam urusan dunia. Sebab, godaan dunia bisa menjerumuskan siapa saja ke dalam lembah kehancuran.
Dari kisah Nabi Isa dan tiga orang serakah ini kita bisa mengambil hikmah yang sangat luar biasa, yakni agar tidak serakah dalam urusan dunia yang membawa malapetaka. (Muhafid/R6/HR-Online)