Di tengah populasi Badak Jawa yang semakin terancam punah, terdapat studi terbaru menyatakan adanya perbedaan klasifikasi dari dua jenis badak bercula satu di wilayah Asia. Penelitian tersebut menghadirkan sebuah usulan nama ilmiah baru Badak Jawa, yakni sebelumnya Rhinoceros sondanicus menjadi Eurhinoceros sondanicus.
Studi terbaru ini dicetuskan oleh ahli zoologi Francesco Nardelli dari Kelompok Spesialis Perencanaan Konservasi Badak, Swiss. Selain itu, terdapat juga ahli paleontologi asal Jerman bernama Kurt Heißig yang terbit dalam jurnal Zookeys, 6 Maret 2025 lalu.
Baca Juga: Fakta Hyrax Awawa, Hewan Mungil Kerabat Gajah
Penelitian ini menghasilkan keputusan bahwa Badak Jawa lebih tepat dengan nama ilmiah Eurhinoceros sondanicus dengan alasan adanya perbedaan mendalam anatomi dan ekologi dengan badak India (Rhinoceros unicornis).
Nah, untuk lebih jelas terkait pemberian nama baru Badak Jawa tersebut, simak ulasannya dalam artikel selengkapnya di bawah ini!
Nama Ilmiah Baru Badak Jawa dan Karakteristiknya
Badak Jawa saat ini memiliki status terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Spesies ini hidup di Semenanjung Ujung Kulon, Banten.
Karakteristik hewan tersebut memiliki tubuh yang kecil dan ramping. Menariknya badak ini mempunyai gigi khusus untuk memakan makanan yang lebih lembut seperti daun.
Kulit mereka pun juga unik karena tertutup poligon seperti sisik khas yang berupa pola seperti mosaik di area tubuhnya. Keunikan lainnya antara lain spesies badak betina tidak terdapat cula, namun hanya tonjolan kecil.
Pemberian nama baru badak Jawa erat kaitannya dengan studi para ahli tentang perbedaan struktur tubuh dan pola hidup pada Badak India. Selain itu, terdapat pula perbedaan dalam hal penampilan dan cara bertahan hidupnya. Berikut uraian selengkapnya.
Perbedaan Struktur Tubuh dan Pola Hidup
Nama ilmiah baru badak Jawa tidak terlepas dari perbedaan struktur tubuh dan pola hidup badak India. Badak Jawa merupakan contoh sejarah evolusi yang mendapat pengaruh dari tekanan ekologi. Adaptasi terhadap berbagai sumber pangannya terlihat dari perbedaan struktur pada gigi dan tengkorak.
Kedua badak ini pada awalnya memiliki persamaan evolusi karena mempunyai jumlah cula 1. Akan tetapi, penelitian di atas berhasil membedah lebih dalam terkait taksonomi, anatomi hingga pola hidup mereka.
Badak Jawa mempunyai tengkorak lebih ramping dibandingkan dengan India. Bagian kepala belakangnya lebih lebar dan rendah.
Selain itu, hidung dan giginya berukuran lebih pendek. Struktur inipun cocok untuk memakan berbagai jenis dedaunan yang lembut. Sedangkan untuk badak India cenderung memakan tekstur yang keras.
Perbedaan Penampilan
Alasan pemberian nama ilmiah baru Badak Jawa juga terkait dengan adanya hasil studi tentang perbedaan yang signifikan pada penampilan. Kulit Badak Jawa memiliki pola poligonal yang unik, sedangkan badak India tidak.
Namun, spesies badak India mempunyai lipatan kulit yang dalam. Khusus badak jawa betina tidak mempunyai cula.
Baca Juga: Penemuan Fosil Dinosaurus Sebesar Kuda Poni, Berusia 166 Juta Tahun
Secara berat pun badak jenis India jauh lebih besar daripada Jawa. Ukurannya hanya kalah oleh gajah dan badak putih. Bobot badak india jantan lebih dari 2.000 kg, sedangkan untuk betina mencapai 1.600 kg. Selain itu, bobot badak jawa hanya berkisar antara 900-2.300 kg.
Perbedaan Cara Bertahan Hidup
Nama ilmiah baru badak Jawa juga terkait dengan cara keduanya bertahan untuk hidup. Badak Sunda terkenal sebagai pengembara soliter, namun India sebagai pengembara sementara (crash).
Badak Jawa ini mempunyai jarak tempuh 15-20 kilometer dalam sehari untuk menemukan kubangan, kolam, atau aliran sungai tempat mereka untuk berenang. Namun, mereka menempati wilayah dalam waktu lama apabila menemukan lokasi sumber makanan. Ia juga lebih banyak menghabiskan waktu sendiri dan hidup bersama dalam beberapa waktu pada masa kawin.
Namun, badak India tidak demikian. Mereka justru membangun tingkatan antara jantan dan betina untuk waktu yang lama dan bukan ikatan perkawinan monogami.
Pengukuhan Nama Baru Badak Jawa
Berdasarkan studi ahli di atas, baik Nardelli dan Kurt mengusulkan nama ilmiah baru badak Jawa menjadi Eurhinoceros sondaicus. Dengan melakukan klasifikasi ulang spesies ini secara resmi sebagai Rhinoceros sondaicus.
Kedua ahli tersebut berharap dapat menarik perhatian dunia terhadap status meresahkan terkait nasib badak bercula satu tersebut. Selain itu, perlu langkah-langkah dan memperkuat inisiatif konservasi termasuk proses mengidentifikasi habitat tambahan yang sesuai untuk relokasi potensial.
Lebih dari itu juga harus meningkatkan langkah-langkah anti perburuan dalam rangka memerangi perburuan ilegal. Terakhir yaitu melakukan studi genetik sebagai upaya menilai keanekaragaman dan memastikan strategi kelangsungan hidup untuk jangka panjang.
Baca Juga: Gigi Komodo Berlapis Besi, Bantu Cabik Mangsa
Demikian ulasan terkait nama ilmiah baru badak Jawa yang memberikan harapan baru dalam mengatasi krisis kepunahan hewan Sunda tersebut. Semoga langkah ini menjadi titik awal sebagai upaya melestarikan hewan langka di Indonesia. Semoga bermanfaat! (R10/HR-Online)