Menilik dari sejarah yang ada, Salakanagara dianggap sebagai salah satu kerajaan tertua yang ada di Nusantara. Namun, eksistensi dari kerajaan ini sendiri dianggap sebagai mitos. Kerajaan yang terletak di wilayah Jawa Barat ini diperkirakan berdiri pada tahun 130 M dan runtuh pada tahun 362 M.
Orang yang mendiami kerajaan Salakanagara ini diperkirakan merupakan leluhurnya Suku Sunda. Hal inilah yang kemudian membuat kerajaan Salakanagara tidak bisa dipisahkan dari sejarah Jawa Barat.
Namun, meskipun dianggap kerajaan tertua, masih terdapat perdebatan dan minimnya bukti-bukti sebagai kerajaan pertama di Nusantara.
Sejarah Kerajaan Salakanagara yang Dianggap Kerajaan Tertua
Mengutip dari, “Hitam Putih Pajajaran Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran” (2020), Kerajaan Salakanagara dikatakan sebagai kerajaan tertua yang pernah ada. namun, secara umum kerajaan tertua yang ada masih dipegang oleh Kutai Martadipura di Kalimantan Timur.
Salah satu alasan kenapa kerajaan ini belum bisa diakui sebagai kerajaan tertua yang pernah ada adalah karena sumber kerajaan ini yang masih minim. Sehingga sangat berisiko apabila para peneliti memberikan klaim sebagai kerajaan tertua.
Melalui sumber sejarah yang minim tersebut, diperkirakan kerajaan Salakanagara berdiri pada abad ke-2 M. Hal ini setidaknya menunjukkan abad yang berbeda dibandingkan dengan kerajaan Kutai yang muncul pada abad ke-4 M.
Namun, karena keterbatasan sumber yang ada kerajaan ini belum bisa ditetapkan sebagai kerajaan tertua.
Catatan sejarah pertama yang menunjukkan kehadiran dari Kerajaan Salakanagara adalah dari catatan perjalanan Cina. Pada catatan tersebut dijelaskan bahwa Kerajaan Salakanagara bekerjasama dengan Dinasti Han.
Sumber lainnya yang menyebutkan keberadaan kerajaan ini adalah terdapat pada naskah Wangsakerta pada bagian Pustaka Rajya-Rajya I Bhumi Nusantara. Catatan ini menjelaskan bahwa wilayah Salakanagara mencangkup Pulau Jawa bagian barat.
Namun, sumber ini masih dianggap kontroversi dan penuh dengan keraguan. Hal ini karena naskah ini dikerjakan pada masa Kesultanan Cirebon dan diperkirakan selesai pada tahun 1698.
Baca Juga: Sejarah Kesultanan Banten, Masa Kejayaan hingga Jatuh di Tangan VOC
Pusat Kerajaan di Pandeglang Banten
Lokasi kerajaan Salakanagara yang pertama diperkirakan terletak di Pandeglang Banten. Secara spesifik kerajaan ini terletak di Teluk Lada.
Keterangan ini didasarkan pada Naskah Wangsakerta yang menyebutkan Rajatapura sebagai ibu kota Salakanagara. Selain menjadi ibu kota, wilayah ini juga menjadi tempat tinggal bagi Raj Dewawarman I hingga Raja Dewawarman VIII.
Dikisahkan bahwa sosok Dewawarman adalah seorang pedagang asli dari India. Ekspedisi yang dilakukan kemudian mengantarkannya ke Nusantara di Pulau Jawa.
Ekspedisi yang dilakukan ini kemudian mengantarkan Dewawarman untuk menetap di Pulau Jawa. Di sana ia kemudian menikah dengan Aki Tirem atau Dewi Pwachi Larasati. Dari sinilah kemudian Kerajaan Salakanagara bermula.
Pusat Kerajaan di Condet Jakarta
Prediksi pusat yang kedua terdapat di Condet, Jakarta Timur. Diperkirakan di wilayah Condet terdapat sungai mengalir bernama Sungai Tiram.
Diperkirakan Tiram ini berasal dari Aki Tiram yang merupakan mertua Dewawarman I yang merupakan pendiri Kerajaan Salakanagara.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Tarumanegara dan Raja yang Membawa pada Puncak Kejayaannya
Tentu saja klaim ini masih termasuk klaim yang lemah. Meskipun wilayah tersebut terdapat pelabuhan paling ramai yaitu pelabuhan Sunda Kelapa, namun tidak terdapat bukti akurat lain mengenai lokasi Salakanagara.
Pusat Kerajaan di Gunung Salak, Bogor
Prediksi lainnya menyatakan bahwa kerajaan ini berpusat di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Klaim ini didasarkan pada Gunung Salak yang ketika siang hari berwarna keperak-perakan. Klaim ini dikaitkan dengan Salakanagara yang berarti “Negara Perak”
Tak hanya itu, nama Salakanagara juga dianggap mirip dengan kata Salak. Hal ini kemudian melanjutkan klaim Kerajaan Salakanagara terletak di Gunung Salak.
Mengutip dari, “Genealogi Kerajaan Islam Di Jawa Menelusuri Jejak Keruntuhan Kerajaan Hindu Dan Berdirinya Kerajaan Islam di Jawa” (2021), Salakanagara juga diyakini sebagai nenek moyang Suku Sunda. Salah satu alasannya adalah karena peradaban Salakanagara ini sama dengan wilayah peradabannya orang-orang Sunda selama berabad-abad.
Selain itu, terdapat indikasi bahasa yang digunakan memiliki kesamaan antara Salakanagara dan Sunda. Tak hanya itu terdapat juga bukti arkeologi berupa penemuan jam Sunda atau jam Salakanagara yang berbahasa Sunda. (Azi Wansaka/R7/HR-Online/Editor-Ndu)