Sejarah Gapura Wringin Lawang menarik untuk kita bahas. Dalam catatan sejarah Indonesia, rupanya gapura ini menyimpan berbagai fakta menarik yang dapat menjadi referensi bagi banyak orang. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.
Baca Juga: Sejarah Benteng Van Der Wijck Gombong, Kapan Dibangun?
Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berjaya di Indonesia. Kerajaan ini meninggalkan banyak jejak sejarah berupa bangunan yang masih berdiri hingga kini. Salah satu peninggalan yang terkenal adalah Gapura Wringin Lawang.
Sekilas Sejarah Gapura Wringin Lawang di Mojokerto Jawa Timur
Gapura Wringin Lawang terletak di Dusun Wringin Lawang, Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Bangunan ini merupakan gapura kuno berbentuk candi bentar, yaitu gapura belah tanpa atap, yang terbuat dari batu bata merah.
Masyarakat meyakini bahwa Gapura Wringin Lawang dulunya berfungsi sebagai pintu masuk ke Kerajaan Majapahit. Saat ini, bangunan tersebut menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang penting.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bahkan menduplikasi desain gapura ini sebagai gerbang masuk ke wilayah kota.
Asal Usul Nama Bangunan
Sejarah Gapura Wringin Lawang tidak lengkap tanpa membahas asal usul namanya. Kata Wringin Lawang berasal dari dua unsur, yaitu lawang yang berarti pintu, serta wringin yang merujuk pada pohon beringin yang dulu tumbuh mengapit bangunan ini. Nama tersebut mencerminkan kondisi lingkungan sekitar gapura pada masanya.
Gapura Wringin Lawang dibangun dari batu bata merah tanpa ornamen hiasan. Bangunan ini berbentuk candi yang terbelah menjadi dua bagian dengan celah di tengahnya, dan tanpa atap. Struktur semacam ini dikenal dengan sebutan Candi Bentar atau Gapura Gapit, meskipun ada juga yang menyebutnya sebagai Gapura Belah.
Lokasi dan Struktur Bangunan
Sejarah mencatat bahwa Gapura Wringin Lawang terletak di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Gapura yang berada di dekat jalan raya ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah dari Kerajaan Majapahit yang menurut perkiraan berasal dari abad ke-14.
Nama Wringin Lawang sendiri berasal dari Bahasa Jawa, yang berarti “Pintu Beringin,” merujuk pada keberadaan pohon beringin di sekitar bangunan ini. Gapura Wringin Lawang memiliki struktur yang besar dengan panjang 13 meter, lebar 11 meter, dan tinggi mencapai 15,5 meter.
Bangunan ini terbuat dari bata merah dengan arsitektur yang memiliki kemiripan dengan gaya Bali. Karena tidak memiliki atap, bentuknya dikategorikan sebagai Gapura Bentar.
Meskipun struktur aslinya tidak lagi utuh, pemerintah melakukan pemugaran pada bangunan ini sekitar tahun 1991 hingga 1995 untuk menjaga kelestariannya sebagai salah satu warisan budaya Majapahit.
Baca Juga: Sejarah Tugu Lilin Cilacap, Ikon Kota yang Sarat Makna
Fungsi Bangunan di Masa Kerajaan Majapahit
Sejarah Gapura Wringin Lawang diyakini berkaitan dengan masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Namun, hingga kini masih terdapat berbagai spekulasi mengenai fungsi sebenarnya dari bangunan ini.
Menurut buku Jejak-jejak Peradaban Majapahit: Imperium Raksasa Penguasa Nusantara karya Prasetya Ramadhan (2020:41), beberapa ahli berpendapat bahwa Gapura Wringin Lawang dahulu merupakan pintu gerbang masuk ke sebuah kompleks penting dalam Kerajaan Majapahit. Pendapat ini didasarkan pada arsitektur dan posisi strategis gapura yang menunjukkan bahwa bangunan ini
Selain sebagai pintu gerbang kompleks Kerajaan Majapahit, ada pula teori yang menyebutkan bahwa Gapura Wringin Lawang berfungsi sebagai gerbang menuju kediaman Patih Gajah Mada. Beberapa ahli sejarah lainnya berpendapat bahwa gapura ini merupakan pintu masuk ke Kerajaan Majapahit dari arah utara.
Selain itu, gapura yang tersusun dari bata merah ini diyakini memiliki fungsi sebagai simbol penyambutan tamu penting pada masa Majapahit. Meskipun terdapat berbagai pendapat mengenai fungsi aslinya, satu hal yang pasti adalah bahwa Gapura Wringin Lawang merupakan salah satu pintu gerbang utama menuju pusat kerajaan Majapahit.
Sebagai Edukasi Sejarah Di Masa Kini
Saat ini, Gapura Wringin Lawang menjadi sarana edukasi sejarah bagi masyarakat, tidak hanya di sekitar Mojokerto, tetapi juga di seluruh Indonesia. Keberadaannya menjadi bukti nyata peninggalan Kerajaan Majapahit yang menyimpan banyak fakta menarik dari masa lampau.
Melalui arsitektur bangunan ini, masyarakat dapat mempelajari sejarah serta memahami keahlian teknik bangunan pada masa Majapahit. Selain sebagai sumber pembelajaran, Gapura Wringin Lawang juga menjadi salah satu objek wisata sejarah yang populer di Jawa Timur.
Baca Juga: Sejarah Situs Gua Harimau, Warisan Peradaban Masa Lampau
Sejarah Gapura Wringin Lawang mencatat saksi bisu berdirinya kejayaan Kerajaan Majapahit pada zaman dahulu. Selain itu, bangunan ini juga menjadi bukti keahlian arsitektur dan seni bangunan pada masa itu. Dengan mengunjungi Gapura Wringin Lawang, masyarakat dapat merasakan aura sejarah yang terpancar dari setiap bata merah yang tersusun rapi dan menghargai salah satu warisan budaya di Indonesia. (R10/HR-Online)