Menurut beberapa ahli fisika kimia, contoh gaya London berupa gaya tarik-menarik antar molekul nonpolar. Hal ini terjadi karena dipol sesaat. Sayangnya, hal ini bersifat lemah dan dapat terputus apabila suhu rendah.
Gaya London pertama kali muncul lantaran jasa seorang ahli fisika asal Jerman bernama Fritz London di tahun 1930 silam. Lantas seperti apakah proses terjadi beserta contohnya.
Baca Juga: Memahami Konsep Pelepasan dan Penerimaan Elektron
Contoh Gaya London dan Penjelasannya
Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai proses pembuatan (terjadinya) dan contoh, mari simak mengenai penjelasan terlebih dahulu. Sebuah gaya tarik-menarik terjadi antara atom karena adanya dipol sesaat, memiliki elektron yang selalu bergerak atau pergerakan menimbulkan ketidakmerataan elektron pada atom.
Ditemukan dan dikemukakan pertama kali oleh Fritz London ini (1930) disebut juga gaya dispersi. Hal ini berarti sebuah gaya timbul dan terjadi karena adanya gesekan sementara pada muatan elektron di molekul homogen. Ahli Fritz menjelaskan jika suatu saat elektron-elektron bergerak serta bergeser di dalam molekul akan menimbulkan gaya sesaat (pada ujung-ujung listrik terjadi sesaat).
Dipol ini akan mempengaruhi molekul tepat di sebelahnya sehingga terjadi gaya terinduksi atau terimbas. Bahkan sebuah fakta menunjukkan bahwa suatu molekul non-polar bisa cair. Hal ini berkaitan dengan di mana hanya mungkin terjadi apabila terdapat suatu gaya antarmolekul menyatukan seluruh molekul dalam wujud cair.
Nantinya akan ada sisi atom penuh dengan muatan negatif yaitu elektron serta satu sisinya bermuatan positif. Kondisi inilah yang menyebabkan adanya dipol sesaat. Gaya akan mempengaruhi atom pada sekitarnya. Dipol negatifnya akan menarik dipol positifnya dan sebaliknya, sehingga kedua atom terus menempel. Sehingga gaya inilah yang disebut sebagai gaya London sifatnya lemah, sehingga bisa terputus di titik leleh serta titik didih rendah.
Baca Juga: Pembahasan Konsep Medan Listrik pada Pelat Paralel
Proses Terjadinya Gaya London
Gaya London atau gaya dipol sesaat (terimbas) menjadi gaya tarik-menarik dipol yang terjadi pada molekul non-polar dan berwujud gas. Gaya ini terjadi akibat terbentuknya dipol sesaatnya serta memiliki daya tarik-menariknya lemah karena hanya terjadi sementara saja. Sebelum mengetahui apa saja contoh gaya London, alangkah baiknya mengetahui bagaimana proses pembentukan sehingga menghasilkan gaya sesaat. Adapun prosesnya ialah sebagai berikut.
- Elektron atom selalu bergerak menimbulkan ketidakmerataan elektron pada sebuah atom.
- Untuk perpindahan elektron dari lintasan satu ke lintasan lain, membuat senyawa nonpolar menjadi polar dan mempunyai gaya sesaat.
- Kemudian dipol sesaat ini akan mempengaruhi atom pada sekitarnya, sehingga gaya negatif menarik gaya positif bahkan sebaliknya.
- Kedua atom akan menempel sehingga terjadilah gaya tarik-menarik.
Lebih spesifiknya, gaya London terjadi karena adanya dipol sesaat yang disebabkan oleh pergerakan elektron dalam orbital. Hal inilah yang menjadikan satu sisi atom bermuatan negatif (elektron) dengan sisi lain bermuatan positif. Adanya elektron yang selalu bergerak dalam orbital menjadi penyebab pada waktu singkat terjadi penyaluran elektron tidak merata, sehingga terbentuk kutub muatan. Hal ini juga terkenal dengan sebutan dipol sesaat.
Contoh Gaya London
Molekul yang memiliki contoh gaya London, pertama CH₄ merupakan senyawa nonpolar karena atom pusat C tak memiliki PEB serta bentuknya simetris. Kedua, N₂ mempunyai bentuk sejenis dan termasuk senyawa nonpolar. Ketiga dan terakhir BH₃, menjadi senyawa nonpolar karena atom pusat B tidak memiliki PEB dan bentuk yang simetris. Selain contoh, berikut ini merupakan beberapa penjelasan mengenai pentingnya gaya London.
- Jenis gaya tarik-menarik antar atom atau molekul disebabkan oleh gaya sesaat.
- Terjadi karena terjadi pergerakan elektron dalam atom menyebabkan ketidakmerataan sebuah elektron.
- Memiliki sifat lemah sehingga dapat terputus pada titik leleh serta titik didih rendah.
- Seringkali diberi nama dengan sebutan gaya dispersi london atau hanya gaya dispersi.
- Pertama kali ditemukan oleh ahli fisika dari Jerman bernama Fritz London di tahun 1930.
- Lebih lemah dibandingkan dengan jenis gaya lain, salah satunya Van der Waals.
- Semakin kuat antar molekul, maka kian besar pula energi yang digunakan untuk membuat proses peleburan dan pendidihan.
Baca Juga: Belajar Mengenal Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan
Contoh senyawa yang memilikinya ialah H₂, N₂, Br₂, dan PCl5. Semoga penjelasan contoh gaya London ini dapat membantu dan menginspirasi, khususnya siswa-siswi. (R10/HR-Online)