harapanrakyat.com,- Potret pelajar SD di pelosok Garut, Jawa Barat, yang rela bertaruh nyawa menyeberangi sungai besar untuk bisa sampai ke sekolah. Mereka nekat menantang maut akan derasnya air sungai. Hal itu karena tak ada akses lain pasca jembatan penghubung roboh diterjang banjir bandang beberapa hari lalu.
Pemandangan seperti itu terlihat di Kampung Wangun, Desa Gunamekar, Kecamatan Bungbulang, dimana ada 15 orang siswa SD yang menyebrangi sungai dengan cara berenang.
Mereka bisa sampai ke sekolah dengan cara itu, meski terbilang ekstrim jika dilakukan siswa usia kelas 2 hingga kelas 6 SD.
Jembatan Cirompang penghubung Desa Gunamekar menuju Desa Jagabaya, Kecamatan Mekarmukti terputus beberapa hari lalu setelah diterjang banjir bandang. Sehingga akses para pelajar sudah tidak ada lagi selain harus nyebur menyeberangi Sungai Cikandang.
Potret Pelajar SD di Pelosok Garut, Bertaruh Nyawa Menuju Sekolah
Salah seorang siswa mengaku, meski merasa takut karena ketinggian air bisa mencapai setinggi dada. Namun mau tak mau ia harus menyeberang dengan cara berenang agar bisa sampai ke sekolah.
Baca Juga: Siswa Terdampak Sekolah Ambruk di Garut Curhat ke Presiden Prabowo
“Saya mau pulang ke rumah menyeberangi sungai, berenang melewati sungai karena jembatannya roboh. Tidak ada jalan lain selain berenang, ya takut juga karena tinggi air sampai sedada, tapi harus di beraniin,” kata Vanesa, siswa SDN 2 Jagabaya, Kamis (20/2/2025).
Sementara itu, guru sekolah yang bersangkutan memang mengetahui perjuangan anak didiknya menuju sekolah harus menantang maut dengan cara berenang menyeberangi sungai besar.
Namun, karena sekolah itu yang paling dekat, maka mau tidak mau para siswa harus rela basah kuyup sampai sekolahnya.
“Andai pun debit airnya kecil, tapi untuk kelas 1 dan kelas 2 diantar oleh orang tuanya. Karena mereka belum bisa berenang. Kalau kelas 6 ya mungkin bisa berenang sendiri,” kata Agus, guru SDN 2 Jagabaya.
Itulah salah satu potret pelajar di pelosok Garut yang terpaksa harus bertaruh nyawa berenang menyeberangi sungai demi bisa sekolah.
Harapan jembatan bisa diperbaiki secara cepat seolah sirna. Para siswa tersebut kini hanya bisa berdoa agar diberi keselamatan supaya bisa tetap belajar di sekolah.
Sementara perbaikan atau pembuatan jembatan baru yang rencananya dilakukan pemerintah daerah masih harus menunggu waktu yang tidak sebentar. (Pikpik/R3/HR-Online/Editor: Eva)