Tembok rumah miring atau model dinding tilt-up merupakan beton yang dicor untuk posisi miring ke atas sampai mencapai posisi vertikal. Desain rumah ini merupakan sebuah konstruksi dinding miring atau pelat miring. Model seperti ini banyak memiliki keuntungan, namun juga terdapat kekurangannya.
Baca Juga: Denah Rumah Green Building, Hunian Ramah Lingkungan
Penggunaan model tembok miring ini perlu Anda sesuaikan dengan kebutuhan dan jenis konstruksi bangunan yang akan Anda bangun. Untuk memahami lebih lanjut mengenai kelebihan, kekurangan, serta penerapannya, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut.
Desain Tembok Rumah Miring Tilt-Up dan Keuntungannya
Penerapan konstruksi dinding miring telah ada sejak dahulu dan menjadi salah satu metode konstruksi yang paling populer untuk bangunan komersial. Sekitar 15 persen dari semua bangunan industri di wilayah Amerika Serikat, telah menggunakan dinding miring ini.
Pembangunan tembok miring ini sangat bervariasi dalam berbagai ukuran. Banyak alasan mengapa dinding miring ini menjadi metode konstruksi yang populer untuk bangunan komersial besar. Namun, perlu Anda catat bahwa teknik ini juga memiliki beberapa kekurangan.
Secara umum, dinding tilt-up menawarkan lebih banyak keuntungan daripada metode konstruksi tradisional. Berikut ini adalah beberapa keuntungan utama menggunakan metode tembok yang miring ini.
Lebih Hemat Biaya daripada Dinding Cor
Sebagian besar biaya dalam pembangunan dinding cor biasanya mencakup upah tenaga kerja untuk pemasangan yang aman serta kebutuhan peralatan tambahan, seperti perancah sebagai alat penopang kerja.
Sementara itu, tembok rumah miring dengan metode tilt-up membutuhkan lebih sedikit peralatan dan tenaga kerja. Meskipun penggunaan derek untuk mengangkat beton dapat menambah biaya, desain ini tetap lebih hemat secara keseluruhan, terutama untuk proyek bangunan berskala besar.
Lebih Cepat dan Aman untuk Dipasang
Meskipun proses pengecoran panel membutuhkan waktu, pemasangan tembok miring dengan metode tilt-up berlangsung sangat cepat. Setelah panel beton siap, derek Anda gunakan untuk mengangkat dan menempatkannya pada posisi yang Anda inginkan.
Selama panel masih dalam tahap pengecoran, kru tukang lainnya dapat menyelesaikan pekerjaan mereka di area lain. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja, tetapi juga membantu menjaga keselamatan dan mengurangi kepadatan di lokasi proyek ketika banyak kontraktor terlibat.
Minim Menimbulkan Sampah dan Limbah Lingkungan yang Berbahaya
Konstruksi tembok rumah miring tilt-up akan menghasilkan sedikit limbah secara keseluruhan apabila berbanding dengan dinding cor tradisional. Dinding cor memerlukan tulangan, bekisting, dan material lain untuk proses pengecoran. Selain itu masih ada banyak penggunaan beton dalam pengecoran tersebut.
Desain tembok miring ini menghasilkan sedikit limbah untuk dibuang sehingga meminimalisir dampak yang berbahaya terhadap lingkungan. Selain itu, sampah dapat dilakukan proses daur ulang jika bangunan roboh sehingga mengurangi kerusakan ekosistem pada lingkungan.
Bangunan Lebih Menawan dan Berestetika
Model tembok miring tidak harus terlihat seperti beton polos. Teknik ini dapat dikombinasikan dengan berbagai tekstur dan efek permukaan yang beragam untuk menciptakan tampilan yang lebih estetis dan dekoratif.
Baca Juga: Inspirasi Denah Rumah Panjang ke Samping yang Fungsional
Dengan sentuhan desain yang tepat, dinding tilt-up dapat memberikan kesan menawan serta meningkatkan nilai estetika bangunan secara keseluruhan.
Kekurangan Dinding Miring Tilt-Up
Meskipun tembok rumah miring tilt-up memiliki banyak manfaat untuk bangunan komersial atau industri pada umumnya, namun ada juga kekurangannya. Oleh karena itu, perlu pertimbangan sebelum memutuskan menggunakan metode ini. Berikut beberapa kekurangan yang perlu Anda ketahui.
1. Tidak Ideal untuk Bangunan Kompleks
Pada umumnya, dinding miring untuk keperluan komersial atau industri yang tidak rumit. Oleh karena itu, penggunaannya sangat cocok. Khususnya untuk bangunan atau struktur persegi panjang yang besar.
Hal ini berarti bahwa arsitek yang menggunakan model ini mungkin menginginkan metode yang praktis dan tidak rumit. Untuk itu, desain ini kurang cocok bagi bangunan perumahan kompleks yang tidak hanya menyerupai gedung saja.
2.Kurangnya Fleksibilitas
Meskipun dinding miring cukup serbaguna untuk bangunan besar, namun model ini bukan ide terbaik untuk proyek yang lebih kecil. Biasanya, penggunaan dinding miring hanya sesuai untuk ukuran minimal sekitar 5.000 kaki persegi.
Cara yang lebih serbaguna adalah menggunakan bekisting beton berinsulasi. Jenis sistem dinding ini mudah dalam hal pemasangan, namun jauh lebih cocok untuk proyek bangunan komersial yang lebih kecil.
Baca Juga: Denah Rumah Flat Minimalis, Hunian Kompak di Lahan Terbatas
Dari uraian di atas, dapat menarik kesimpulan bahwa metode tembok rumah miring ini cocok untuk konstruksi bangunan besar, seperti fasilitas komersial, industri, pendidikan, dan kesehatan. Oleh karena itu, desain ini kurang sesuai apabila diterapkan pada perumahan kompleks yang menginginkan desain yang rumit dan indah. Namun, apabila Anda ingin mencoba menghemat biaya dengan memakai metode desain ini, inilah solusi terbaiknya. (R10/HR-Online)