Perjuangan Emma Poeradiredja untuk bangsa Indonesia memang pantas kita acungi jempol. Salah satu tokoh wanita yang turut berperan dalam peristiwa Sumpah Pemuda adalah Emma Poeradiredja. Meskipun namanya mungkin tidak sepopuler Muhammad Yamin, perannya sebagai pahlawan perempuan dalam Sumpah Pemuda patut dikenang.
Baca Juga: Sejarah Sultan Hadiwijaya, Raja Terhebat Kerajaan Pajang
Perjuangan Emma akan menjadi fokus utama dalam artikel ini. Sebagai sosok wanita yang aktif dalam Kongres Pemuda II, kisahnya dapat menjadi sumber inspirasi bagi seluruh wanita Indonesia.
Perjuangan Emma Poeradiredja dari Penjajah Belanda
Emma adalah seorang aktivis dari Jong Java yang juga menjabat sebagai Ketua Cabang Jong Islamieten Bond di Bandung. Nasionalisme yang ia miliki sangat tinggi, terutama dalam memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Belanda, meskipun ia seorang perempuan.
Dalam peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2024, Ambarwati, anak Emma, mengungkapkan bagaimana ia menyaksikan langsung besarnya perjuangan ibunya melawan Belanda. Fokus perjuangan Emma terletak pada bidang sosial dan pendidikan, yang ia anggap sebagai aspek penting dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Ambarwati juga menegaskan bahwa ibunya, Emma, pernah mengalami insiden penculikan oleh pihak Belanda bersama tokoh lainnya, Otto Iskandar Dinata. Perempuan tangguh ini menjadi sasaran pengejaran oleh Belanda, yang memaksa keluarganya untuk mengungsi ke daerah Ciamis demi keselamatan.
Dalam penuturan Ambarwati, ibunya sempat berpindah ke Yogyakarta. Namun meski sudah mendapat perlindungan dari Sultan, ia akhirnya ditangkap oleh Belanda. Meskipun demikian, Emma berhasil melarikan diri ke Jakarta dan bersembunyi di rumah seorang tokoh bernama Kusumaatmadja.
Aktif Menyuarakan Isu Sosial dan Pendidikan
Perjuangan Emma Poeradiredja di masa lalu sangat berfokus pada isu sosial dan pendidikan. Salah satu perjuangannya adalah aktif memberantas masalah sosial, terutama pelacuran.
Bersama tokoh-tokoh lainnya, Emma berupaya memastikan anak-anak terlantar mendapatkan perlindungan yang layak. Sebagai langkah konkret, ia mendirikan Dameskring, sebuah pusat yang berfungsi untuk menggalang nilai-nilai kebangsaan dan memberikan perhatian pada kesejahteraan sosial.
Menurut penjelasan Ambarwati, ibunya mendirikan sekolah di daerah Pasundan hingga mengelola panti asuhan bersama tokoh wanita lain bernama Nenok dan juga bersama Bank Wanita. Meskipun bukan yang mendirikan panti, namun beliau bersama tokoh lain ikut mendukung dan mendorong agar maju dan berkembang.
Tidak hanya itu, Emma bersama kawan lainnya juga membuat sebuah organisasi istri bernama Pasundan Istri (PASI). Ia menjabat sebagai ketua umum di organisasi tersebut ketika usianya menginjak angka 28-40 tahun.
Baca Juga: Kiprah Raden Tjetje Somantri, Sang Maestro Tari
Tokoh Wanita Bandung yang Masuk ke Dunia Politik dan Pemerintahan
Perjuangan Emma Poeradiredja semakin inspiratif ketika ia berhasil terpilih sebagai wanita pertama yang menjadi anggota dewan Kota Bandung pada 1938. Titik ini menjadi awal mula langkahnya terjun ke dunia pemerintahan dan politik. Setelah kemerdekaan, Emma menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Selain itu, Emma berhasil mengembangkan kiprah politiknya dengan menjabat sebagai pegawai tinggi Balai Besar Kereta Api Negara Staatspoor Jakarta pada 1948. Ia kemudian membentuk Badan Sosial Pusat Buruh Kereta Api (BSPBKA) pada tahun 1951.
Selepas aktif di bidang Kereta Api, Emma duduk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) periode 1959-1965. Periode inilah yang mengantarnya berperan penting dalam menyusun Undang-Undang Perkawinan untuk melindungi kaum wanita.
Sosok Mandiri dan Tegas di Mata Keluarga
Perjuangan Emma Poeradiredja yang sangat inspiratif ini tidak terlepas dari sosoknya yang mandiri dan juga tegas. Di mata keluarga, ia dengan tegas mendidik anaknya untuk senantiasa menggunakan prinsip berjuang dalam kehidupan.
Meskipun Emma aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, ia tidak pernah sekalipun memanjakan anak-anaknya di rumah. Anaknya harus senantiasa mandiri dan juga berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi impiannya.
Hal ini tidak terlepas dari sifat beliau yang senantiasa memberikan contoh dan nasihat melalui perjuangan hidupnya. Baginya tidak ada alasan untuk menyusahkan orang lain, sejauh dirinya mampu untuk menyelesaikan masalah sendiri. Inilah yang selalu diajarkan kepada anak-anaknya menurut penuturan Ambarwati selaku sang anak.
Baca Juga: Sejarah Perjuangan Pahlawan RI, Padjonga Daeng Ngalle
Perjuangan Emma Poeradiredja dapat menjadi inspirasi kaum muda Indonesia khususnya perempuan yang sering dianggap tidak mampu berkiprah dalam dunia politik atau pemerintah. Emma telah membuktikan bahwa sebagai seorang perempuan ia mampu menyumbangkan aspirasinya untuk bangsa dan negara. Selain itu, sosoknya yang tegas dan mandiri layak menjadi panutan agar senantiasa menggunakan prinsip berjuang dalam kehidupan. (R10/HR-Online)