harapanrakyat.com,- Ide Dedi Mulyadi terkait Nyai Ratu Kidul menjadi branding pariwisata Pangandaran, mendapat respon dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pangandaran. Kang Dedi Mulyadi (KDM), sapaan akrab Gubernur Jawa Barat terpilih, mengeluarkan ide brilian tersebut saat pengukuhan Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Pangandaran di Alun-alun Paamprokan, Jumat (31/1/2025).
Ketua MUI Kabupaten Pangandaran, KH. Harun Al Aziz, dengan tegas menolak ide KDM, untuk menjadikan Nyai Ratu Laut Kidul sebagai brand pariwisata Pangandaran. Sebab menurutnya berpotensi merusak akidah umat Islam. Selain itu juga, hal-hal yang berawal dari mitos sangatlah sulit untuk dirasionalisasikan, terlebih soal Nyi Roro Kidul.
Baca Juga: Gagasan Dedi Mulyadi Tata Sektor Wisata Pangandaran, Larang Aktivitas yang Merusak Alam
Untuk itu, MUI Pangandaran pun berencana dalam waktu dekat akan melaksanakan pertemuan secara khusus dengan bupati saat ini dan bupati terpilih.
“Pertemuan ini untuk berkomunikasi dengan baik dan efektif, dalam rangka menyampaikan respon kami terhadap ide atau gagasan tersebut,” katanya Senin (3/2/2025).
Ketua Komisi Fatwa MUI Pangandaran, Kiai Ucu Saeful Aziz, mengungkapkan hal senada dengan KH. Harun Al Aziz. Kiai Ucu menegaskan, bahwa tujuan hukum Islam yaitu memberantas dan menghapus paganisme.
“Sehingga, segala sesuatu yang mendekatinya atau yang mengingatkannya (paganisme) adalah haram,” tegasnya.
Ketika ditanya apakah Islam antipati terhadap nilai-nilai seni dan budaya, ia menjawab, bahwa Islam tidaklah anti terhadap seni maupun budaya.
“Namun dengan catatan, selama itu tidak kontradiktif dengan nilai-nilai syari’ah. Apalagi jika mengkontaminasi aqidah, jelas tidak diperkenankan,” jelasnya.
Bagaimana Respon Ketua DKD Pangandaran terkait Nyai Ratu Kidul Jadi Branding Pariwisata?
Sementara itu, Ketua DKD Pangandaran, Anton Rahanto mengatakan, bahwa pernyataan KDM yang menyebut-nyebut Nyai Ratu Kidul adalah hanya mengilustrasikan.
“Itu hanya mengilustrasikan. Isinya biar Pangandaran yang dikenal dengan wisatanya, mempunyai ikon yang menarik dan satu gagasan tentang ikon wisata,” katanya Senin (3/2/2025).
Baca Juga: Kukuhkan DKD Pangandaran, Dedi Mulyadi Minta Pemda Lestarikan Nilai Tradisi dan Budaya Daerah
Pihaknya dari jajaran DKD, tentu dalam membuat gagasan dan ikon wisata itu akan menyesuaikan dengan kultur dan budaya yang ada di Pangandaran. Ikon Pangandaran harus mewakili semua, termasuk laut dan pegunungan.
“Intinya, masyarakat menyikapi sebuah pernyataan tersebut dengan cermat. Sehingga mampu mewujudkan Pangandaran yang berkarakter dengan agama sebagai payungnya. Kita menerima semua masukan dan kritik, tentunya demi kemajuan Kabupaten Pangandaran,” pungkasnya. (Enceng/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)