Komposisi awan Jupiter mengundang rasa penasaran siapa saja yang mengikuti perkembangan dunia astronomi. Tak sedikit yang bertanya-tanya apakah komposisinya sama seperti awan Bumi. Rupanya hal tersebut terjawab pada penemuan baru-baru ini.
Baca Juga: Planet Merkurius Menyusut Sejak Jutaan Tahun Lalu
Penemuan tersebut cukup menghebohkan karena ternyata komposisi pada planet dalam tata surya tersebut tidak seperti yang kita duga selama ini. Awalnya, banyak yang menduga awannya dari es amonia. Namun rupanya astronom menemukan hal berbeda.
Komposisi Awan Jupiter Jadi Sorotan
Dalam penemuan belum lama ini, para astronom meyakini bahwa awan Jupiter mengandung amonium hidrosulfida. Kandungan tersebut bercampur dengan kabut asap.
Dengan komposisi tersebut, astronom tak hanya bisa memetakan amonia yang ada di atmosfer planet ini, melainkan juga mengungkap hal mengejutkan lainnya. Hal tersebut tidak lain ialah lokasi awannya ternyata terlalu dalam di atmosfernya.
Dengan demikian, letaknya di atmosfer hangat planetnya. Penemuan ini dilakukan oleh para astronom amatir maupun profesional yang saling bekerja sama satu sama lain.
Dugaan Kandungan Awan Jupiter Sebelumnya
Jauh sebelum ada penemuan baru soal komposisi awan Jupiter ini, tak sedikit yang beranggapan bahwa kandungan awannya berupa es amonia atau amonia beku sebagaimana uraian tadi. Alih-alih demikian, ternyata kandungannya berupa campuran bahan kimia keruh.
Lokasinya pun lebih rendah di atmosfer sebagaimana yang diyakini banyak orang dulu. Dalam publikasi penelitian tanggal 21 September 2022 lalu, ada model 3D yang memperlihatkan bagaimana potret awan planet Jupiter.
Dalam potret tersebut memperlihatkan betapa menakjubkannya penampilan planetnya. Bahkan tampilannya seperti cupcake beku.
Sejak saat itu pun pecinta dunia astronomi membayangkan planetnya seperti potret di model 3D. Tak heran jika penemuan baru-baru ini cukup mengejutkan karena ternyata berbeda dengan bayangan sebelumnya.
Perbedaannya tidak hanya dari penampakan planet Jupiter maupun komposisi awan di dalamnya saja. Akan tetapi, posisi atau letaknya juga tak sesuai dengan dugaan sebelumnya.
Teknologi Penelitian
Penemuan ini tentu menggunakan teknologi yang tidak sembarangan. Para astronom menggunakan teknologi canggih sehingga bisa mengungkap hal yang selama ini jadi perdebatan di kalangan ilmuwan.
Adapun salah satu teknologi yang digunakan ialah teleskop. Teleskop ini berperan penting dalam mengukur kadar amonia maupun tekanan yang ada di puncak awan planet tersebut.
Baca Juga: Fungsi Cincin Saturnus yang Jarang Diketahui
Tak hanya itu, para astronom juga menggunakan instrumen MUSE (Multi Unit Spectroscopic Explorer) di VLT (Very Large Telescope) milik European Southern Observatory yang ada di Chili. Lebih tepatnya instrumen tersebut dilakukan oleh Profesor Patrick Irwin.
Dengan instrumen ini, ia menerapkan metode analitis Dr. Steven Hill. Berkat penggunaan teknologi canggih dan kemampuan ilmuwan, pengamatan terkait komposisi awan Jupiter tersebut jadi lebih optimal.
Bagaimana tidak, teknologi MUSE memanfaatkan kekuatan spektroskopi. Penggunaan teknologi ini bisa mengungkap bahwa ternyata gas planet tersebut menciptakan sidik jari yang bisa dikenali dalam cahaya tampak.
Hal tersebut berlangsung di panjang gelombang yang berbeda-beda. Pada akhirnya, ilmuwan mengetahui komposisi awan Jupiter karena melihat cahaya berinteraksi dengan awan dan gas lewat model komputer.
Peta Amonia
Dalam mengungkap penemuan yang mengejutkan ini, para ilmuwan menghasilkan peta amonia dengan teknik analisis sederhana. Berbicara soal peta amonia tersebut, rupanya membutuhkan biaya komputasi yang cenderung lebih murah jika kita bandingkan dengan metode lebih canggih.
Dengan peta amonia tersebut, ilmuwan bisa melacak variasi komposisi amonia maupun tekanan puncak awan yang ada di sejumlah fitur atmosfer planet Jupiter. Hal ini tidak terkecuali dengan badai kecil maupun pita-pita Jupiter.
Bahkan bisa juga melacak pusaran besar seperti halnya Bintik Merah Besar. Hal ini memperlihatkan bahwa peta amonia tersebut memang memberikan keuntungan tersendiri dalam melakukan pengamatan terkait planetnya.
Dengan peta amonia juga menunjukkan bahwa awannya berbeda dengan awan Bumi. Untuk awannya Bumi memiliki inti kondensasi berupa partikel padat maupun cair.
Partikel tersebut bisa berupa asap, debu, belerang dioksida, garam laut (NaCl) maupun benda mikroskopik lainnya. Benda tersebut bersifat higroskopis dengan ukuran 0,001 10 mikrometer.
Baca Juga: Awan di Planet Neptunus yang Dikabarkan Hilang, Ini Faktanya
Komposisi awan Jupiter dalam penemuan baru-baru ini memang menggemparkan. Kendati demikian, tentu masih membutuhkan penelitian yang lebih lanjut terkait penemuan tersebut. Dengan penelitian lebih lanjut, tentu bisa mengungkap fakta menarik lainnya. (R10/HR-Online)