harapanrakyat.com,- Video jalur Emplak Pangandaran longsor menyebar di media sosial. Padahal, video tersebut lokasinya di Sukabumi, Jawa Barat.
Dalam video yang berdurasi 24 detik itu, menunjukan sebuah ruas jalan terbelah akibat longsor. Sementara keterangannya menyebutkan terjadi di Jalan Emplak Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.
Baca juga: Dua Tebing di Pangandaran Longsor saat Hujan Deras, Sempat Tutup Akses Jalan Warga
Dalam video tersebut, terlihat sejumlah orang sedang berkumpul dan terlihat juga material longsor. Akibatnya, jalan di sekitarnya pun rusak parah.
Hoaks Video Jalur Emplak Pangandaran Longsor
Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Harapan Rakyat, video tersebut selain menyebar begitu massif melalui pesan instan WhatsApp masyarakat Pangandaran.
Selain itu, video tersebut juga cukup banyak tersebar di media sosial. Seperti halnya di Tiktok, akun @jasad0121 mengunggah video tersebut dengan caption jalur Emplak Pantai Pangandaran Jawa Barat dengan tagar Pangandaran, Jabar dan FYP.
Kemudian, di Youtube akun @Darasutra juga mengunggah video serupa dengan narasi jalur Emplak ke Pangandaran terputus longsor.
Sedangkan di platform Facebook, unggahan video tersebut terbilang cukup banyak yang mengunggahnya dengan narasi yang hampir mirip. Seperti akun Jonikemod, Ang Obet, Iwan Abdurahman Bin Auf serta akun lainnya.
Berdasarkan penelusuran dari video aslinya, tidak ada keterangan apapun yang menunjukkan bahwa lokasinya di Emplak.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Diskominfo Kabupaten Pangandaran Tonton Guntari memastikan bahwa kejadian di video tersebut bukan di Emplak Kabupaten Pangandaran.
“Bukan, itu kejadianya di Surade Sukabumi,” katanya.
Ia pun cukup menyayangkan tersebarnya video tersebut, dengan keterangan disinformasi bahwa peristiwa tersebut terjadi di Emplak.
“Kita dari kominfo sudah membuat video bantahan, bahwa lokasi kejadian itu bukan di Kabupaten Pangandaran,” ujarnya.
Ia pun meminta masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh video-video yang belum bisa dipastikan kebenaranya, termasuk soal bencana alam.
Salah seorang warga Tendi (36) mengatakan bahwa dirinya juga menerima video tersebut dan awalnya cukup kaget.
“Ya sebelum tahu itu bukan di Pangandaran, sempat percaya, tapi ternyata bukan,” ucapnya.
Ia pun berharap agar penyebar hoaks segera menghapus video tersebut agar tidak menyesatkan masyarakat dan tidak merugikan pariwisata Pangandaran. (Jujang/R6/HR-Online)