Rabu, Februari 12, 2025
BerandaBerita NasionalEvaluasi Sistem Pemilu Demi Efisiensi Anggaran dan Keberlanjutan Program Sosial

Evaluasi Sistem Pemilu Demi Efisiensi Anggaran dan Keberlanjutan Program Sosial

Anggaran pemilu di Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan data, Pemilu 2004 menelan biaya Rp13,5 triliun. Pada Pemilu 2009, anggaran melonjak menjadi Rp47,9 triliun, disusul Pemilu 2014 dengan kenaikan sebesar Rp21,7 triliun. Anggaran Pemilu 2019 mencapai Rp24,8 triliun, dan pada Pemilu 2024 angkanya memecahkan rekor, yaitu Rp71,3 triliun.

Indrajaya, anggota Komisi II DPR RI, menyoroti tingginya anggaran Pemilu tersebut. Ia mengusulkan pemerintah segera mengevaluasi sistem pemilu demi menciptakan proses politik yang lebih efisien. 

“Kerumitan regulasi menjadi salah satu penyebab biaya pemilu membengkak setiap periode,” ujar Indrajaya di Jakarta, Senin (16/12/2024).

Baca juga: Kapolri Enggan Tanggapi Isu Cawe-cawe Partai Coklat di Pilkada Serentak 2024

Ia menjelaskan, Undang-Undang Pemilu digunakan untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD dengan sistem proporsional terbuka.

Sementara itu, Undang-Undang Pilkada digunakan untuk memilih kepala daerah dan wakilnya secara langsung. “Meski penyelenggaranya sama, regulasi dan sistemnya berbeda. Akibatnya, anggaran menjadi lebih besar,” tambahnya.

Mahalnya Anggaran Pemilu Kuras Dana APBN dan APBD

Pilkada 2024, misalnya, membutuhkan anggaran Pemilu sebesar Rp37,4 triliun yang bersumber dari APBD dan APBN. Anggaran untuk pileg dan pilpres mencapai Rp71,3 triliun, belum termasuk biaya tambahan seperti pemungutan suara ulang (PSU).

PSU diperlukan untuk 287 TPS di 20 provinsi. Selain itu, ada pilkada ulang di Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang akibat kemenangan kotak kosong. Pilkada ulang ini dijadwalkan pada 27 Agustus 2025 setelah selesainya Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).

Indrajaya juga mengingatkan potensi membengkaknya anggaran jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.

“Beruntung pilpres hanya satu putaran. Jika dua putaran, negara harus mengeluarkan tambahan Rp38,2 triliun,” jelasnya.

Menurut Indrajaya, evaluasi sistem pemilu yang lebih hemat sangat mendesak. Dengan efisiensi anggaran, dana dapat dialokasikan untuk kebutuhan mendesak lainnya.

“Misalnya, Program Makan Bergizi Gratis tahun 2025 membutuhkan Rp71 triliun. Tambahan anggaran kesejahteraan guru ASN dan non-ASN juga mencapai Rp81,6 triliun,” ujarnya.

Ia menegaskan, sistem politik yang sederhana dan hemat akan membawa manfaat besar bagi masyarakat. Selain mengurangi beban APBN, efisiensi anggaran Pemilu akan mendukung program-program yang langsung menyentuh kebutuhan rakyat. (Feri Kartono/R6/HR-Online)

Hari Jadi Garut ke-212

Hari Jadi Garut ke-212 Hanya akan Dihadiri 15 Peserta, Dewan Kebudayaan Sebut Pelaku Seni dan UMKM Terpuruk 

harapanrakyat.com,- Peringatan Hari Jadi Garut (HJG) ke-212 akan dilaksanakan secara sederhana. Tidak akan ada pawai kebudayaan dan perlombaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan peringatan HGJ...
Cara Mengatasi Panic Full iPhone Anti Ribet

Cara Mengatasi Panic Full iPhone Anti Ribet

Pengguna gadget seketika mencari cara mengatasi panic full iPhone ketika menemui masalah tersebut. Hal ini karena pengoperasian gadget jadi terganggu saat mengalaminya. Alhasil, kebutuhan...
Betrand Peto Putra Onsu

Heboh Kabar Kedekatan Ruben dan Desy Ratnasari, Betrand Peto Putra Onsu Fokus Hal Ini

Betrand Peto Putra Onsu baru-baru ini curhat soal perpisahan orang tuanya, Ruben Onsu dan Sarwendah. Sebagai anak ia mengaku tidak bisa berbuat banyak selain...
Kursi Kepemimpinan Karang Taruna Kota Banjar Digoyang Isu Mosi Tidak Percaya

Kursi Kepemimpinan Karang Taruna Kota Banjar Digoyang Isu Mosi Tidak Percaya

harapanrakyat.com,- Kursi kepemimpinan Ketua Karang Taruna Kota Banjar, Jawa Barat, sedang diterpa isu tak sedap terkait mosi tidak percaya. Mosi tidak percaya atas kepemimpinan...
Warga Panawangan Ciamis kepergok curi burung di rumah TNI

Maling Kepergok Curi Burung di Rumah TNI, Dapat Salam Olahraga dari Warga Ciamis

harapanrakyat.com,- Warga Panawangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat inisial W kepergok saat hendak curi burung di rumah seorang anggota TNI di Dusun Ranca Utama, Desa...
Penataan PKL di Alun-Alun Singaparna Tasikmalaya

Satpol PP Tasikmalaya Bakal Batasi Jam Operasional PKL di Alun-Alun Singaparna

harapanrakyat.com,- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat bakal membatasi jam operasional pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di Alun-Alun Singaparna. Hal...