harapanrakyat.com,- Warga sunda di Jakarta ternyata punya pilihan sendiri di Pilkada Jakarta. Meski ada putra sunda Ridwan Kamil, namun mereka justru mendukung pasangan Pramono Anung dan Rano Karno atau Bang Doel.
Dukungan ini disampaikan langsung dalam acara silaturahmi Urang Sunda, bersama Pramono dan Bang Doel. Acara tersebut berlangsung di restoran Dapur Sunda, Cipete, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2024).
“Mari kita suarakan yel-yel dukungan untuk Mas Pramono dan Bang Doel. Supaya menang satu putaran dalam Pilkada Jakarta,” tandas tokoh Sunda, Jumhur Hidayat, saat sesi diskusi bersama Bang Doel.
Menurut Jumhur, pasangan Pramono dan Bang Doel sangat layak dan pantas untuk dipilih. Karena sebagai tokoh budaya dan seniman, Bang Doel pasti akan memperjuangkan dan melestarikan berbagai budaya di Jakarta. Termasuk mengembangkan budaya dan seni Sunda.
Jumhur sendiri adalah mantan tim kampanye Anies Baswedan pada Pilpres 2024. Kelompok “Anak Abah” ini, tampaknya mulai menunjukkan dukungan nyata kepada pasangan Mas Pramono dan Bang Doel.
Kata Bang Doel Usai Warga Sunda di Jakarta Mendukungnya
Selain Jumhur, dalam acara itu hadir pula sejumlah tokoh Sunda dari berbagai kalangan. Dari kalangan pengusaha hadir Heri S Atmawidjaja, Dadang Juhro. Kemudian, tokoh perempuan Sunda Ceu Kokom, akademisi Asep Kamaludin, dan tokoh Asgar Aa Dani Saliswijaya serta tokoh lainnya.
Mendapat dukungan tersebut, Bang Doel tampak sumringah dan tersenyum lebar.
Menurutnya, meski dukungan dari warga sunda di Jakarta itu berdasarkan etnis, namun itu mencerminkan aspirasi dan apresiasi masyarakat kepadanya dan pasangannya.
“Jadi kita lihat suku Jawa di Jakarta ada sekitar 30 persen, Betawi 27 persen dan suku Sunda 15 persen. Ini mencerminkan, bahwa Jakarta memang multi etnis. Dan saya merasa bersyukur (ada dukungan ini),” ungkap Rano seusai acara kepada wartawan.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Sambangi Relawan hingga Tokoh Golkar Banjar, Janji Tingkatkan SDM di Jabar
Sementara soal pengembangan budaya, menurut Bang Doel, adalah salah satu syarat kota global seperti Jakarta ini. Kebudayaan Betawi dan Sunda yang berdekatan, harus terus dihidupkan yang selama ini cenderung terpinggirkan.
“Sekarang ini kan budaya Betawi makin terpinggirkan. Ini harus kita bawa lagi ke tengah. Termasuk seni Sunda. Misalnya kita adakan pentas budaya pencak silat, lenong dan lain-lain pada car free day setiap Minggu,” paparnya.
Selain kebudayaan, dukungan dari warga Sunda di Jakarta juga dikarenakan program pengembangan UMKM. Menurut Bang Doel, program pendanaan Rp300 miliar bagi UKM mendapat apresiasi dari warga Sunda. (Rizal/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)