harapanrakyat.com,- Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengapresiasi program upaya penanganan stunting di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Pangandaran. Hal itu ia sampaikan saat kunjungan kerjanya ke Pangandaran pada Selasa, (19/11/2024).
Baca Juga: Jalankan Program MBG, Pj Gubernur Jawa Barat Imbau Gunakan Bahan Baku Lokal
Setelah menyempatkan diri melihat langsung kegiatan penanganan stunting di Desa Batukaras, menurutnya, langkah yang melibatkan nelayan dalam program ini sangat inspiratif.
“Jadi nelayan yang baru pulang melaut menyisihkan ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) sebanyak dua ekor, untuk penanganan stunting di Batukaras. Program yang dikelola oleh kader PKK dan posyandu ini sudah berjalan sejak 2021,” katanya.
Menurutnya, berkat kerja sama masyarakat, jumlah kasus stunting di Desa Batukaras turun, dari 25 anak menjadi hanya 2 anak.
“Ini sangat baik untuk ditiru, dan merupakan bentuk kerja sama masyarakat tanpa intervensi pemerintah,” ujar Bey.
Sementara Kepala Desa Batukaras, Dede Hadi Somantri menyebut, bahwa pada 2021 terdapat 25 anak stunting berdasarkan laporan awal Puskesmas.
Setelah melakukan audit mandiri dengan bantuan dokter spesialis dari RSUD Pandega, jumlah kasus yang sebenarnya adalah 11 anak.
“Tetap, 25 anak itu kami tangani. Alhamdulillah, sekarang tinggal 5 anak, terdiri dari 2 anak dengan kondisi penyerta, dan 3 anak yang masih stunting,” kata Hadi.
Ia menambahkan, selain kontribusi nelayan, program penanganan stunting ini juga mendapat dukungan dari Dana Desa dan CSR melalui program Cimitan (Cegah Stunting dengan Ikan).
Jadi, jelasnya, setiap menjual ikan di TPI, nelayan menyisihkan satu hingga dua ekor ikan. “Jika jumlah ikan banyak, sebagian dijual, dan sisanya diolah untuk diberikan kepada anak-anak yang stunting,” jelasnya.
Baca Juga: DKPP Jawa Barat Pantau Langsung Uji Coba Program Makan Bergizi di Sumedang
Sebagian ikan dijual untuk mendanai program penanganan stunting. Sementara sisanya diolah menjadi makanan bergizi untuk anak-anak stunting.
“Kolaborasi ini menjadi model penanganan stunting berbasis komunitas, yang inovatif dan efektif,”pungkasnya. (Madlani/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)