Kamis, April 17, 2025
BerandaBerita TerbaruKisah Letnan Merpati Anumerta yang Membuat Belanda Kewalahan

Kisah Letnan Merpati Anumerta yang Membuat Belanda Kewalahan

Letnan Merpati Anumerta adalah kisah heroik dari seekor burung merpati yang digunakan oleh pejuang kemerdekaan Indonesia sebagai kurir pesan pada masa penjajahan. Dalam kondisi terbatasnya teknologi komunikasi pada tahun 1946, Tentara Republik Indonesia (TRI) menggunakan burung merpati.

Baca Juga: Sejarah Perjanjian Bongaya, Awal Dominasi VOC di Sulawesi

TRI memakai merpati tersebut untuk menghubungkan satuan TRI di Ronggolawe, Lamongan dengan satuan TRI di Surabaya yang berjarak sekitar 50 km. Merpati ini, dengan insting dan kecerdasannya, mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Bahkan menjadi elemen vital dalam menjaga komunikasi antar pejuang.

Letnan Merpati Anumerta: Pahlawan Tak Terlupakan dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Burung ini mendapat pelatihan khusus agar mampu memahami tugasnya, menggunakan nalurinya untuk navigasi jarak jauh, dan terbang dengan kecepatan tinggi. Kemampuannya yang luar biasa ini menjadi andalan TRI dalam menghadapi tantangan dari pasukan penjajah yang kerap kali menghalangi jalur komunikasi.

Kecerdasan dan Keberanian Merpati dalam Mengemban Misi

Merpati pos ini tidak hanya cerdas, tetapi juga sangat tangguh dan berani. Berkat kemampuannya, TRI dapat mengirimkan pesan penting tanpa risiko pesan tersebut dicegat oleh penjajah. 

Burung ini mengandalkan naluri alaminya dalam menghafal jalur serta menavigasi berbagai rintangan selama perjalanan menuju tempat tujuan. Setiap kali berangkat dengan sepucuk surat di paruhnya, sang merpati tak pernah meleset dari tujuan.

Ketangguhan sang merpati menjadi ancaman nyata bagi pasukan Belanda yang saat itu mencurigai adanya peran penting burung tersebut dalam strategi komunikasi TRI. Keberadaan merpati pos ini mereka anggap sebagai salah satu penyebab utama yang membuat pasukan penjajah kewalahan menghadapi pejuang kemerdekaan Indonesia.

Tragedi Penembakan oleh Penjajah Belanda

Pada tahun 1946, pasukan Belanda menyadari bahwa Letnan Merpati Anumerta ini bukan sekadar burung biasa. Setelah beberapa kali kehilangan informasi dan strategi, pasukan Belanda merencanakan upaya untuk memutuskan jalur komunikasi penting ini dengan menargetkan sang merpati. 

Pasukan penjajah akhirnya menyiapkan seorang penembak jitu yang bertugas untuk menembak merpati saat sedang menjalankan misinya. Saat menjalankan tugasnya, sang merpati tertembak oleh penembak jitu Belanda, peluru melukai sayap dan lehernya. 

Namun, meski dalam kondisi kritis, burung ini tetap berusaha keras untuk menyelesaikan tugasnya. Dengan sisa-sisa tenaganya yang ada, ia terbang menuju Surabaya, tempat tujuannya.

Setibanya di sana, burung tersebut berhasil menyampaikan pesan yang ia bawa kepada komandan TRI, sebelum akhirnya jatuh dan tewas di depan komandannya.

Penghargaan “Letnan Anumerta” dan Peristirahatan di Museum Brawijaya

Pengorbanan dan jasa besar sang merpati tidak mereka lupakan begitu saja. Para komandan TRI memberikan penghargaan yang sangat layak kepadanya. 

Untuk mengenang pengabdian dan keberaniannya, burung ini mendapatkan anugerah pangkat “Letnan Anumerta” setelah ia gugur dalam menjalankan tugasnya. Jenazah sang Letnan Merpati Anumerta tidak dikubur, tetapi diawetkan dan disimpan di Museum Brawijaya, Malang.

Baca Juga: Sejarah Raden Gagar Manik, Konon Jasadnya Masih Utuh

Kisah inspiratif ini tercatat dalam buku “Album Perang Kemerdekaan 1945-1950” yang merupakan hasil terbitan Badan Penerbit Almanak RI, sehingga generasi selanjutnya bisa terus mengingat jasa dari pahlawan tanpa tanda jasa ini. 

Dalam etalase museum, burung ini ditempatkan dengan tanda khusus bertuliskan, “Burung merpati pos yang pernah digunakan sebagai kurir di daerah Komando Ronggolawe, Lamongan/Bojonegoro dengan front Surabaya pada tahun 1946.”

Burung Merpati dalam Simbol Kemerdekaan Indonesia

Untuk menghormati jasa dan pengorbanan burung merpati ini, Pos Indonesia sempat menjadikannya sebagai logo resmi hingga 26 Agustus 2023. Merpati sebagai simbol Pos Indonesia bukan hanya melambangkan kemampuan mengantarkan pesan.

Akan tetapi juga mewakili semangat keberanian dan pengabdian untuk bangsa. Merpati yang setia dan tangguh ini menggambarkan peran tak ternilai dari setiap individu dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, baik manusia maupun hewan.

Inspirasi yang Menghidupkan Semangat Patriotisme

Kisah Letnan Merpati Anumerta bukan sekadar kisah heroik burung biasa saja. Tetapi sebuah pengingat bahwa setiap elemen, sekecil apapun, memiliki kontribusi yang besar dalam perjuangan kemerdekaan. 

Burung merpati ini telah menjadi saksi bisu dari sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajah. Kisahnya yang penuh keberanian terus menginspirasi generasi penerus tentang arti dari pengorbanan, keberanian, dan pengabdian yang tulus demi kemerdekaan bangsa.

Di Museum Brawijaya, peninggalan sang Letnan Anumerta ini bersama peninggalan perang lainnya seperti tank, senjata, dan patung para pejuang kemerdekaan, menjadi simbol keberanian yang terus hidup. Makhluk ini menunjukkan kepada kita bahwa semangat juang dapat berasal dari siapa saja, bahkan dari seekor burung yang tanpa lelah mengemban tugas untuk bangsa dan negara.

Baca Juga: Sejarah Babad Banten Catatan Istimewa Kesultanan

Dengan melihat jasad burung merpati yang telah diawetkan itu, masyarakat diingatkan untuk selalu menghargai pengorbanan dari para pahlawan kemerdekaan. Generasi muda dapat belajar bahwa dalam perjuangan mencapai sesuatu yang besar, tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Sang Letnan Merpati Anumerta adalah bukti nyata bahwa keberanian dan dedikasi dalam mencapai tujuan bisa melampaui batas kehidupan itu sendiri. (R10/HR-Online)

Mengetahui Makna Tanda Seru Merah di WA dan Cara Mengatasinya

Mengetahui Makna Tanda Seru Merah di WA dan Cara Mengatasinya

Sudahkah Anda mengetahui arti tanda seru merah di WA? Tanda ini umumnya menunjukkan bahwa pesan atau chat WhatsApp yang telah dikirim mengalami kegagalan. Meskipun...
Tes Kebugaran Fisik

Calon Jemaah Haji di Kota Banjar Jalani Tes Kebugaran Fisik, Jalan Kaki 1,6 Km

harapanrakyat.com,- Sebanyak 120 calon jemaah haji Kota Banjar, Jawa Barat, yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun 2025, melakukan tes kebugaran fisik yang diselenggarakan...
Oknum Dokter Cabul di Garut

Akhirnya Oknum Dokter Cabul di Garut Ditetapkan Tersangka, Malam Ini Langsung Ditahan

harapanrakyat.com,- Oknum dokter cabul di Garut, Jawa Barat, yang melakukan pelecehan seksual kepada ibu hamil saat praktik di salah satu klinik swasta akhirnya ditetapkan...
Bewara Ngalaksa 2025

Bewara Ngalaksa 2025 Dimulai, Warga Rancakalong Sumedang Siap Meriahkan Acara Budaya

harapanrakyat.com,- Kegiatan budaya khas Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yakni Ngalaksa kembali menggema di masyarakat. Acara dimulai dengan kegiatan Bewara Ngalaksa 2025 yang berlangsung...
Miras Jenis Tuak

Terima Aduan Masyarakat, Satpol PP Kota Banjar Amankan Puluhan Liter Miras Jenis Tuak

harapanrakyat.com,- Puluhan liter minum keras (miras) jenis tuak diamankan petugas Satpol PP di wilayah Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Petugas Satpol PP...
Dikejar Lebah Odeng

Lagi Asyik Nyabit Rumput Warga Cipaku Ciamis Dikejar Lebah Odeng, Begini Kondisinya

harapanrakyat.com,- Lagi asyik menyabit rumput, Holil warga Desa Cipaku, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dikejar lebah odeng, Rabu (16/4/2025). Meski telah berusaha lari...