Jumat, April 25, 2025
BerandaBerita TerbaruKisah Ghulam Ashabul Ukhdud, Keteguhan Melawan Kezaliman

Kisah Ghulam Ashabul Ukhdud, Keteguhan Melawan Kezaliman

Kisah Ghulam Ashabul Ukhdud adalah sebuah catatan kelam serta bukti kuat tentang keteguhan iman di tengah ujian berat. Ketika dipaksa meninggalkan agama mereka, puluhan ribu umat Nasrani memilih untuk mempertahankan keyakinan mereka hingga akhir hayat.

Baca Juga: Kisah Perang Hamra Ul Asad, Tetap Semangat Meski Terluka

Tindakan keji pembakaran massal dalam parit pun tak mampu menggoyahkan iman mereka. Kisah ini menjadi inspirasi bagi umat beragama di seluruh dunia, menunjukkan betapa berharganya nilai-nilai keimanan.

Kisah Ghulam Ashabul Ukhdud yang Menginspirasi

Pada masa lampau, terdapat banyak kisah yang dapat menjadi teladan. Salah satunya adalah cerita tentang sekelompok orang beriman kepada Allah SWT yang tetap teguh menjaga ketauhidan meskipun berhadapan dengan ancaman kematian. Kisah ini terkenal sebagai Ashabul Ukhdud.

Kisah ini Allah Azza wa Jalla abadikan dalam Al-Qur’an Surat Al-Buruj ayat 1-9 serta dalam sebuah hadits sahih yang panjang. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Az-Zuhd pada bab “Qishashotu Ash-habil Ukhdud was Sahir war Rahib wal Ghulam: 3005.”

Kaum yang Rela Mati Demi Menjaga Keimanan

Dalam kisah tersebut, menceritakan sebuah kaum yang rela memilih mati dalam kobaran api dalam parit daripada meninggalkan keimanan mereka. Kaum ini terkenal sebagai kaum Faimiyun. kaum ini mayoritas mengikuti ajaran Nabi Isa AS.

Peristiwa tragis ini terjadi di Najran pada tahun 523 Masehi, ketika pemimpin wilayah Yaman yakni Kabilah Himyar dengan raja terakhirnya bernama Yusuf bin Syarhabill. Raja ini mempunyai julukan Zur’ah Dzu Nuwaz. Ia terkenal kejam, zalim, dan selalu memuja dirinya sendiri.

Kisah Ghulam Ashabul Ukhdud bermula karena kediktatorannya. Kaum Faimiyun mengalami pemaksaan untuk meninggalkan keimanan mereka kepada Allah SWT. Namun, mereka menolak dengan tegas. Sehingga membuat raja tersebut murka. 

Akibatnya, ia menghukum mereka dengan membakar mereka hidup-hidup dalam parit yang telah dibuatnya. Tidak peduli usia atau kondisi, baik orang tua, pemuda, remaja, ibu-ibu, maupun bayi, semua ia lempar ke dalam kobaran api tersebut hingga tewas terbakar. Total sekitar 20.000 jiwa menjadi korban kekejaman Dzu Nuwaz.

Menurut Al-Mufradat fi Gharib al-Quran, istilah “Ukhdud” berasal dari kata “Khadd,” yang bermakna “parit atau selokan lebar dan dalam di tanah.” 

Istilah ini mereka gunakan karena menjadi tempat pembakaran terjadi. Sementara itu, Ukhdud sendiri merujuk pada sebuah wilayah yang terletak sekitar 5 kilometer selatan Kota Najran, Arab Saudi. Tempat parit tersebut hasil karya sang penguasa zalim.

Awal Mula Kisah

Kisah Ghulam Ashabul Ukhdud ini bermula dari seorang penyihir kerajaan yang mencari penerus karena usianya telah tua. Ia memilih seorang pemuda cerdas yang ternyata juga belajar kepada seorang rahib beriman kepada Allah SWT. 

Baca Juga: Peristiwa di Gua Hira yang Penting untuk Diketahui

Suatu hari, pemuda itu membuktikan kebenaran ajaran rahib dengan berdoa kepada Allah untuk membunuh hewan buas yang menghalangi jalan. Doanya terkabul, dan hewan itu mati seketika.

Pemuda tersebut kemudian orang kenal memiliki kemampuan luar biasa, seperti menyembuhkan kebutaan dan penyakit lainnya. 

Kemudian, seorang penasihat kerajaan yang buta mendatanginya untuk meminta kesembuhan. Pemuda itu menolak hadiah yang ditawarkan dan menyatakan bahwa hanya Allah SWT yang dapat menyembuhkan. Dengan syarat beriman kepada Allah, penasihat itu sembuh.

Ketika raja zalim, Zur’ah Dzu Nuwaz, mengetahui hal ini, ia murka karena penasihatnya mengakui Allah sebagai Tuhan. Raja memaksa pemuda itu meninggalkan imannya, tetapi pemuda tersebut tetap teguh. 

Raja kemudian menyiksa rahib dan penasihat itu hingga wafat. Pemuda itu juga dihukum, tetapi Allah selalu menyelamatkannya dari berbagai upaya pembunuhan.

Upaya Raja Melawan Kekuatan Doa

Kisah Ghulam Ashabul Ukhdud berlanjut saat raja tidak menyerah dengan usahanya melenyapkan si pemuda. 

Saat itu, pemuda dibawa ke gunung atas perintah raja. Para prajurit diperintahkan agar menjatuhkan ke jurang saat pemuda itu tidak juga murtad. Kemudian, si pemuda akhirnya berdoa kepada Allah SWT. Sehingga, gunung tersebut berguncang sampai menewaskan seluruh prajurit. Ia pun selamat.

Tak sampai disitu saja, sang raja pun kembali mencari cara untuk melenyapkan si pemuda. Raja memerintahkan para prajurit untuk membawa pemuda itu ke laut. Lagi-lagi dengan kekuatan doa, ombak dan badai menerjang, sehingga para prajurit tenggelam. Pemuda tersebut kembali selamat.

Akhirnya, pemuda itu menyerahkan diri dan menyarankan raja untuk mengucapkan kalimat “Demi nama Tuhannya anak ini” sebelum memanahnya. Raja pun mengabulkan permintaan si pemuda. Akhirnya, pemuda itu wafat. 

Ketika pemuda itu wafat, banyak rakyat yang menyaksikan peristiwa tersebut justru semakin beriman kepada Allah. Kemarahan raja memuncak. Lalu ia memerintahkan pembakaran massal terhadap para pengikut Allah, termasuk seorang ibu yang menggendong bayinya.

Baca Juga: Sejarah Bani Jurhum, Suku Pertama yang Menghuni Makkah

Kisah Ghulam Ashabul Ukhdud ini mengajarkan keteguhan iman kepada Allah SWT meski nyawa menjadi taruhan. Keimanan sejati tidak dapat tergantikan oleh apapun di dunia. Wallahu a’lam bisshawab. (R10/HR-Online)

Hidden Farm Cafe Bandung

Hidden Farm Cafe Bandung, Tempat Nongkrong dengan Nuansa Ghibli Nih!

harapanrakyat.com,- Yuk coba nongkrong tenang dan jauh dari keramaian kota di Hidden Farm Cafe di Bandung, Jawa Barat. Cafe ini menyajikan suasana adem dan...
Anak nakal di Jabar

Langkah Tegas Dedi Mulyadi, Anak Nakal di Jabar Akan Dibina ala Militer Mulai Mei 2025!

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengambil langkah tegas untuk menangani kenakalan remaja di wilayah Jawa Barat. Anak warga Jabar yang dianggap nakal dan...
Yuki Kato Tulis Pesan Menyentuh Saat Rayakan Ultah ke 30

Yuki Kato Tulis Pesan Menyentuh Saat Rayakan Ultah ke 30

Yuki Kato baru saja memasuki usia baru yang cukup spesial. Usia yang sering orang sebut sebagai gerbang kedewasaan sebenarnya. Perayaan ulang tahunnya yang ke-30...
Angka konsumsi ikan di Ciamis

Angka Konsumsi Ikan di Ciamis Naik, Langkah Positif Cegah Stunting dan Dukung Generasi Cerdas

harapanrakyat.com,- Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Ciamis mencatat angka konsumsi ikan (AKI) di wilayahnya meningkat dari 25,31 kilogram per kapita per tahun pada...
Pembangunan Jalan Rampung, Begini Wujud Syukur dan Kegembiraan Warga Ciamis yang Patut Dicontoh

Pembangunan Jalan Rampung, Begini Wujud Syukur dan Kegembiraan Warga Ciamis yang Patut Dicontoh

harapanrakyat.com,- Masyarakat Dusun Cikawung, Desa Sindangsari, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, menggelar syukuran pembangunan jalan. Hal itu sebagai bentuk ungkapan terima kasih warga dan momentum...
Soal Waktu Penetapan Paslon Bupati Tasikmalaya Hasil PSU, Begini Kata KPU

Soal Waktu Penetapan Paslon Bupati Tasikmalaya Hasil PSU, Begini Kata KPU

harapanrakyat.com,- Setelah menyelesaikan tahapan rekapitulasi dan rapat pleno, KPU Kabupaten Tasikmalaya, kini tinggal melakukan penetapan paslon Bupati Tasikmalaya yang meraih suara terbanyak. Namun hal...