Sejarah Pangeran Sutajaya Gebang tergambar dalam cerita rakyat dan babad yang mengisahkan keunggulan pasukan Pakungwati berkat kekuatan mistis. Pasukan tersebut terdiri dari Sutajaya Alas, Aria Salingsingan, Aria Jagasatru alias Dipati Ukur Anom dan Pangeran Sutajaya Wira Upas.
Baca Juga: Menguak Sejarah Nyai Subang Larang Istri Prabu Siliwangi
Pangeran Sutajaya Gebang meninggalkan situs Keraton bersejarah yang menarik perhatian pengunjung berkat tradisi haul yang dilakukan. Situs bersejarah tersebut merupakan salah satu jejak peninggalan penyebaran islam di wilayah Cirebon.
Sejarah Pangeran Sutajaya Gebang dan Situs Keraton Penyebaran Islam
Sumber Eropa, terutama Belanda banyak menyebutkan tentang kisah Pangeran Gebang. Sosok tersebut tergambar dalam catatan harian VOC Daghregister, Priangan III, serta surat korespondensi antara kompeni dengan penguasa Nusantara.
Sumber Cerita Pangeran Sutajaya
Kisah Pangeran Sutajaya tidak hanya tergambar dalam catatan Belanda dan Babad Cirebon saja. Namun, kisahnya juga tertulis dalam beberapa karya sejarawan Indonesia.
Beberapa sejarawan tersebut seperti, Titik Pudjiastuti, Edi S Ekajati, dan Hoesein Djajadiningrat. Keempat tokoh tersebut menyumbangkan kesimpulan berharga tentang Pangeran Sutajaya yang pernah menjadi Perdana Menteri Banten.
Nama Pangeran Gebang diasumsikan sebagai Pangeran Wirasuta, setelah terbit tinjauan kritis tentang sajarah Banten Hoesein Djajadiningrat (1983). Di samping itu, surat-surat Sultan Banten karya Titik Pudjiastuti (2007) dan peminat sejarawan juga memberikan asumsi serupa.
Sejarah Pangeran Sutajaya
Menurut Babad Cirebon, sejarah Pangeran Sutajaya Gebang atau Wirasuta merupakan putra dari selir Pangeran Dipati Cirebon. Pangeran Sutajaya lahir sekitar tahun 1575.
Tercatat dalam sejarah, bahwa Pangeran Sutajaya wafat pada November 1706. Masa pemerintahannya kemudian digantikan oleh putranya yang menggunakan gelar Pangeran Ngabehi Sutajaya.
Sosok Pangeran Sutajaya menikah dengan putri dari Maulana Yusuf, Ratu Winaon. Saat itu, Maulana Yusuf adalah seorang Perdana Menteri Jero Banten. Ia bertugas bersama Tumenggung Anggabaya atau Ang Gobay Perdana Menteri Jaba.
Setelah masa perjanjian Banten dan VOC pada tahun 1619, Pangeran Sutajaya meninggalkan Negeri Banten. Ia kemudian bergabung dengan Panembahan Ratu Pakungwati.
Baca Juga: Sejarah Pangeran Antasari, Pemimpin Perang Banjar
Keduanya menjadi pemimpin di wilayah Timur Cirebon atau kawasan Pagebangan. Pada tahun 1689, Pangeran Sutajaya membuat perektorat dengan kompeni untuk membentuk kepangeranan tersendiri.
Peninggalan Sejarah Pangeran Sutajaya
Situs Keraton Gebang merupakan salah satu peninggalan Pangeran Sutajaya. Situs Keraton tersebut, berdekatan dengan makam Pangeran Sutajaya yang tidak pernah sepi oleh pengunjung.
Keraton Gebang terletak di Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. Situs tersebut terkenal dengan nama Elang Gajah yang merupakan peninggalan sejarah penyebaran islam di Cirebon.
Sebelumnya, keberadaan keraton dan makam belum terawat secara menyeluruh. Oleh sebab itu, Pemerintah Desa Gebang Kulon mulai mengembangkan situs ikonik tersebut.
Kini, situs Keraton Gebang semakin menarik perhatian berkat adanya haul Pangeran Sutajaya Gebang dan Pangeran Pengantin. Melalui tradisi haul, gelaran festival budaya sejarah Keraton Gebang kembali terangkat.
Sebelumnya, Haul sejarah Pangeran Sutajaya Gebang hanya untuk keluarga, kerabat, serta Elang Gebang saja. Kini, pelaksanaan Haul tersebut telah melibatkan seluruh warga desa di Kecamatan Gebang.
Bahkan, tradisi haul Pangeran Sutajaya di situs Keraton mendapatkan dukungan penuh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon. Penetapan tradisi haul ini terus berlangsung pada bulan Maulid. Dengan demikian, sejarah dan silsilah Pangeran Sutajaya dapat terjaga dengan baik.
Keberadaan Keraton Gebang menjadi simbol potensi wisata religi bagi masyarakat di wilayah Cirebon Timur. Hal tersebut juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian warga setempat.
Sampai saat ini, keberadaan Keraton sejarah Pangeran Sutajaya Gebang tak pernah absen dari wisatawan dari berbagai daerah. Setiap wisatawan memiliki tujuan kunjungan yang berbeda-beda.
Banyak wisatawan yang berkunjung dengan tujuan studi, kajian, rutinan, ataupun melakukan riset. Ada pula wisatawan yang berkunjung hanya untuk sekedar berwisata melihat bangunan peninggalan Pangeran Sutajaya.
Melalui Forum Komunikasi Warga Sutajaya Gebang (FKWSG), situs Keraton Gebang dan juga situs Pangeran Sutajaya rencananya akan dikembangan. Kendati demikian, FKWSG belum berhasil merealisasikannya karena kendala biaya dalam hal perizinan.
Baca Juga: Sejarah Nyi Ageng Serang Pahlawan Ahli Siasat Perang
Sejarah Pangeran Sutajaya Gebang merupakan sosok yang mendirikan situs Keraton Gebang. Kisahnya tergambar dalam Babad Cirebon, sumber Eropa, bahkan catatan Sejarawan Indonesia. (R10/HR-Online)