Rabu, April 2, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Babad Banten Catatan Istimewa Kesultanan

Sejarah Babad Banten Catatan Istimewa Kesultanan

Sejarah Babad merupakan kumpulan karya sastra tradisional yang mengisahkan tentang Kesultanan Banten. Dalam kisahnya, bermula dari kedatangan Syarif Hidayatullah dan Maulana Hasanuddin, hingga masa keruntuhan Kesultanan.

Baca Juga: Sejarah Pangeran Jayakarta Jadi Buronan Belanda

Naskah-naskah sejarah Banten tertulis dalam berbagai bahasa dan aksara, termasuk bahasa Jawa yang menggunakan aksara Jawa atau huruf Arab Pegon. Selain itu, ada pula naskah yang tertulis dalam bahasa Melayu dengan aksara Latin, serta bahasa Sunda dengan aksara Sunda

Kisah Kesultanan dalam Catatan Sejarah Babad Banten

Kebanyakan Babad Banten merupakan naskah yang berbentuk tempang. Kendati demikian, ada pula naskah yang berbentuk prosa (gancaran). Meskipun berbeda format, kedua naskah ini menyimpan sejarah penting mengenai perjalanan Kesultanan Banten.

Seputar Babad Banten

Menurut Menurut P.A. Hoesein Djajadiningrat, naskah Babad Banten tertulis antara tahun 1662/1663 hingga tahun 1725. Namun dalam versi Melayu, penulisan naskah ini terus dilakukan hingga abad ke-18.

Kini, terdapat 32 Babad Banten dan naskah sejenisnya yang tersebar di berbagai lokasi. Beberapa naskah yang telah diidentifikasi khusus meliputi, Sejarah Banten Kecil atau Wawacan Sajarah Haji Mansur, serta Sejarah Banten Rante-Rante yang berisi kumpulan mitos dan legenda sejarah Banten.

Di samping itu, ada pula Hikayat Hasanuddin dan Sejarah Banten naskah Cibeber, Cilegon. Dalam sejarah Babad Banten tersebut mengisahkan tentang perjalanan Maulana Hasanuddin di Kesultanan Banten.

Catatan Babad Banten tentang Hasanuddin

Babad Banten menceritakan salah satu kisah tentang dua ulama dari Maroko yaitu Maulana Baghdad dan Maulana Bahrum. Menurut catatan, kedua ulama tersebut bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW.

Dalam mimpi tersebut, Kanjeng Rasul menyampaikan bahwa Islam sebagai agama rahmatan lil alamin akan terselamatkan oleh seorang pemuda. Pemuda itu berasal dari negeri seberang yang memiliki alam indah dan elok.

Pemuda yang dimaksud bernama Hasanuddin. Menurut mimpi tersebut, Hasanuddin akan membawa dan memperkuat ajaran Islam di wilayah Banten.

Maulana Hasanuddin ini kemudian menjadi sosok pemimpin Kesultanan Banten. Pada masa pemerintahannya, Maulana Hasanuddin mendirikan tiga institusi penting. Diantaranya, masjid, Keraton Surosowan, dan pelabuhan.

Sebagai informasi, umat islam mengalami nasib yang mengambang setelah runtuhnya Daulah Abbasiyah. Hal tersebut akibat dari serangan Mongol oleh Hulagu Khan, serta perang salib yang terjadi selama puluhan tahun.

Baca Juga: Sejarah Misi Kebudayaan Lekra ke Tiongkok 26 September 1963

Jatuhnya peradaban Abbasiyah di Baghdad mengakibatkan keberlangsungan islam mengalami ketidakpastian. Padahal, dalam sejarah sebelumnya telah membuktikan bahwa islam menjadi mercusuar peradaban dunia selama lima abad.

Catatan Babad Banten Kehadiran Sayyid Ali Rahmatullah dari Campa

Pada halaman 30-35, sejarah Babad Banten menceritakan bahwa Sayyid Ali Rahmatullah yang merupakan ulama sufi datang dari Champa. Kedatangannya tersebut atas permintaan dari bibinya, Ratu Dewi Dwarawati, istri Raja Brawijaya V.

Namun, kapal yang ditumpangi Sayyid Ali Rahmatullah terdampar di Pelabuhan Ratu Bojonegara. Kini, wilayah tersebut terkenal dengan nama Kabupaten Serang.

Secara kebetulan, di dalam kapal terdapat seorang ulama yang bekerja sebagai juru kemudi bersama awak kapal lainnya. Ulama tersebut bernama Syekh Syarifudin. Meskipun seorang ulama, ia tidak memperlihatkan tanda-tanda khusus yang mencerminkan identitasnya.

Ketika semua orang kehausan, Syekh Syarifudin mengambil air laut. Berkat keramahannya, air tersebut berubah menjadi air tawar yang sangat menyegarkan.

Akhirnya, kejadian itu sampai ke telinga Sayyid Ali Rahmatullah. Mendengar mukjizat tersebut, ia meminta Syekh Syarifudin agar bersedia menjadi gurunya.

Oleh sebab itu, Sayyid Ali Rahmatullah mengurungkan niatnya menuju Majapahit. Ia memutuskan untuk menemani Syekh Syarifudin berdakwah di Banten untuk sementara waktu.

Sejarah Babad Banten kemudian menceritakan tentang perjalanan Sayyid Ali Rahmatullah yang terkenal dengan sebutan Sunan Ampel. Selang beberapa lama, akhirnya Sayyid Ali Rahmatullah menikah dengan Nyai Ageng Manila.

Nyai Ageng Manila sendiri merupakan putri dari Tumenggung Arya Reja, Bupati Tuban. Dari pernikahan tersebut, lahirlah generasi penerus yang tanpa henti menyebarkan agama islam di tanah Jawa.

Dalam perjalanan dakwahnya, Sayyid Ali Rahmatullah membangun beberapa masjid dan pesantren. Tempat tersebut kemudian menjadi pusat dakwah untuk menyebarkan dan memperluas keberadaan agama Islam.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Bolaang Mongondow dan Masa Kejayaannya

Sejarah Babad Banten merupakan kumpulan naskah yang menceritakan tentang Kesultanan Banten. Naskah ini tertulis dalam bahasa Jawa, bahasa Melayu, dan bahasa Sunda. (R10/HR-Online)

Kandungan Surat Al Qiyamah, Dahsyatnya Hari Kiamat

Kandungan Surat Al Qiyamah, Dahsyatnya Hari Kiamat

Memahami pokok isi kandungan surat Al Qiyamah sudah semestinya dilakukan oleh umat muslim. Hal ini karena memahami kandungannya bisa membantu umat muslim untuk meningkatkan...
Cara Membuka File RAW di HP dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuka File RAW di HP dengan Mudah dan Praktis

Cara membuka file RAW di HP menjadi pertanyaan banyak pengguna yang gemar fotografi. Format RAW menyimpan lebih banyak detail daripada JPEG, sehingga sering digunakan...
Arus mudik lebaran Banjar

Arus Mudik Lebaran 2025, Dishub Kota Banjar Catat 132.764 Kendaraan Melintas Menuju Jawa Tengah

harapanrakyat.com,- Dinas Perhubungan Kota Banjar, Jawa Barat, mencatat ada sebanyak 132.764 kendaraan yang melintas dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah selama arus mudik lebaran...
Lalu lintas padat merayap

Macet di Cikoneng, Arus Lalu Lintas Ciamis-Tasikmalaya Padat Merayap

harapanrakyat.com,- Arus Lalu lintas di Jalan Raya Ciamis-Tasikmalaya tepatnya di Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis padat merayap bahkan macet di Cikoneng, Selasa (1/4/2025) malam. Polisi...
Balita kejang-kejang

Aksi Heroik Polisi Selamatkan Balita Kejang-kejang Saat Terjebak Macet di Sumedang

harapanrakyat.com,- Aksi heroik dilakukan petugas kepolisian dari Satlantas Polres Sumedang, yang mengevakuasi seorang balita perempuan (4) yang mengalami kejang-kejang. Saat kejadian sedang kemacetan di...
hari kedua lebaran

Hari Kedua Lebaran, Objek Wisata Situwangi di Kawali Ciamis Masih Sepi, Kok Bisa?

harapanrakyat.com,- Sejak memasuki libur panjang sampai hari kedua libur lebaran idul fitri tahun 2025, objek wisata Situwangi di Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis Jawa Barat...