Perbedaan zat aditif dan adiktif perlu dipahami. Keduanya adalah dua zat yang sangat berbeda. Zat ini secara nama mirip tetapi tidak sama.
Baca Juga: Larutan Asam Basa Menurut Arrhenius dan Karakteristiknya
Sayangnya, beberapa orang awam kesulitan menemukan perbedaan keduanya. Padahal, memahaminya sangatlah penting agar tidak salah dalam penggunaan.
Berbagai Perbedaan Zat Aditif dan Adiktif
Sejak di bangku sekolah, anak-anak biasanya mulai mempelajari kandungan zat dalam makanan, termasuk aditif dan adiktif. Meski namanya terdengar mirip, kedua zat ini memiliki arti dan fungsi yang sangat berbeda.
Aditif adalah zat tambahan yang digunakan untuk memperbaiki rasa, warna, atau umur simpan makanan. Sementara adiktif mengacu pada zat yang dapat menyebabkan ketergantungan.
Kesalahan dalam memahami perbedaan ini bisa berdampak pada konsumsi yang tidak tepat dan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk memahami keduanya demi kesehatan dan kesejahteraan di masa depan.
Zat Aditif
Pertama, mari memahami zat aditif. Zat ini sebenarnya sudah tidak asing lagi karena sering terkandung dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Aditif adalah bahan tambahan yang digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas makanan, baik dari segi tekstur, warna, rasa, maupun penampilannya. Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka telah mengonsumsi zat aditif dalam berbagai makanan olahan.
Fungsinya sangat beragam, mulai dari mempertahankan kesegaran hingga mempercantik tampilan makanan, membuatnya lebih menarik untuk dikonsumsi.
Beberapa zat aditif juga bisa ditambahkan untuk langkah pengawetan beberapa jenis makanan. Contohnya adalah sebagai berikut:
- Garam di dalam pengawet daging.
- Gula yang ada di dalam beberapa selai.
- Sulfur dioksida yang ada di dalam minuman, sepertinya di dalam wine.
Terlihat bahwa bahan-bahan tersebut tidak asing. Gula atau garam sudah menjadi bahan penting di kehidupan, terutama untuk masak.
Selain dalam makanan, zat aditif juga sering kita temukan pada pewarna makanan. Ada dua jenis pewarna makanan, yaitu pewarna alami dan buatan, yang sangat berbeda.
Pewarna alami berasal dari bahan-bahan asli seperti buah dan sayur, sementara pewarna buatan terbuat dari bahan sintetis namun tetap aman untuk konsumsi. Selain pewarna, aditif juga termasuk zat pengental yang digunakan dalam makanan.
Zat ini, seperti gelatin atau pati, berfungsi untuk meningkatkan tekstur makanan, membuatnya lebih padat atau kental. Hal ini berbeda dari zat adiktif yang bersifat menyebabkan ketergantungan.
Zat Adiktif
Pengertian juga bisa memperlihatkan perbedaan zat aditif dan adiktif. Zat adiktif sendiri penggunaannya perlu diperhatikan.
Baca Juga: Larutan Penyangga Intrasel dan Ekstrasel dalam Ilmu Kimia
Zat adiktif bisa menyebabkan seseorang mengalami kecanduan. Ketika kecanduan, artinya seseorang tidak dapat mengendalikan sesuatu.
Beberapa kecanduan bisa mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Pekerjaan: kecanduan akan membuat orang bekerja kelelahan sehingga berbahaya untuk kesehatan mental dan fisik.
- Internet: menyebabkan seseorang kesulitan fokus mengerjakan hal lainnya yang lebih penting.
Zat adiktif ini menjadi salah satu yang menyebabkan kecanduan. Bahkan, zat ini bisa mempengaruhi fisik dan juga mental.
Pengguna zat adiktif akan mendapatkan rasa nyaman. Hal inilah yang membuat mereka ingin terus mengonsumsinya.
Contoh pertama dari zat adiktif adalah narkotika. Semua orang pasti sudah tahu bahwa narkotika ini berbahaya untuk penggunanya.
Beberapa contoh narkotika adalah heroin, morfin, ganja dan lainnya. Narkotika akan membuat penggunanya kecanduan padahal bisa menyebabkan kerusakan organ dan gangguan mental.
Perbedaan Keduanya
Dari penjelasan di atas, maka bisa terlihat perbedaan zat aditif dan adiktif ini. Keduanya memang memiliki nama yang mirip, tetapi sangat berbeda.
Zat aditif biasa masyarakat gunakan kapan saja. Fungsi dari zat ini sangat beragam dan pembeliannya tidak memiliki batas dan legal.
Konsumsi zat aditif juga sebenarnya masih sangat aman. Penggunanya hanya perlu memperhatikan jumlah yang dikonsumsi karena apapun yang berlebihan itu bisa bahaya.
Sementara itu, zat adiktif benar-benar berbahaya. Zat ini bisa merusak organ tubuh dan bahkan mental para penggunanya.
Zat adiktif yang bisa dipahami adalah narkoba. Bahkan, zat ini juga ilegal dan membeli serta menggunakannya secara bebas bias mendapatkan pidana.
Di Indonesia, semua zat adiktif ilegal. Jadi, hindari konsumsi zat ini karena bisa menyebabkan kecanduan dan bahkan harganya juga tidak murah sehingga berpotensi menguras kantong.
Baca Juga: Manfaat Kalium Klorida dan Dosis Penggunaan yang Tepat
Jadi, itulah perbedaan zat adiktif dan aditif. Zat ini memang mirip, tetapi sesungguhnya sangat berbeda. Bahkan, salah satunya legal untuk digunakan, sementara yang lainnya berbahaya untuk tubuh dan ilegal. (R10/HR-Online)