Larutan asam basa menurut Arrhenius merupakan salah satu teori ilmiah yang populer di perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satu buah pemikiran Arrhenius adalah mengenai asam dan basa yang kerap muncul dalam pelajaran ilmu kimia.
Baca Juga: Larutan Penyangga Intrasel dan Ekstrasel dalam Ilmu Kimia
Keduanya merupakan zat dengan keterkaitan erat satu dengan lainnya. Sehingga memahami kedua unsur ini begitu penting karena perannya tidak lepas dari kehidupan sehari-hari.
Pengertian Larutan Asam Basa Menurut Arrhenius
Tanpa kita sadari, banyak fenomena dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan asam dan basa. Misalnya, buah-buahan seperti lemon mengandung asam, sementara aneka sabun mengandung basa. Namun, tidak banyak orang memahami definisi sebenarnya dari kedua unsur tersebut.
Menurut teori Arrhenius, seorang ilmuwan Swedia, asam adalah zat yang dapat melepaskan ion hidrogen (H⁺) ketika dilarutkan dalam air, sedangkan basa adalah zat yang dapat melepaskan ion hidroksida (OH⁻). Teori ini membantu menjelaskan perilaku kimia asam dan basa dalam berbagai situasi sehari-hari.
Pengertian Asam
Larutan asam basa menurut Arrhenius yaitu asam adalah zat yang, ketika larut dalam air, akan menghasilkan ion hidrogen (H+). Contoh asam seperti asam klorida (HCl) akan terdisosiasi menjadi ion H+ dan Cl- ketika larut. Sebagaimana terlihat dalam reaksi HCl (aq) → H+ (aq) + Cl- (aq).
Hal serupa juga terjadi pada asam asetat (CH3COOH), yang terurai menjadi ion H+ dan CH3COO- (aq). Seperti yang muncul dalam reaksi CH3COOH (aq) → CH3COO- (aq) + H+ (aq). Menurut teori ini, ciri khas dari asam adalah kemampuannya untuk mengion dalam air, melepaskan ion H+ yang bermuatan positif.
Ion H+ yang terlepas akan memberikan sifat asam pada larutan, sedangkan sisa senyawa akan membentuk ion bermuatan negatif.
Sehingga HCl, yang terdisosiasi sempurna dalam air, terkenal sebagai asam kuat. Sebaliknya, asam seperti asam asetat yang hanya terdisosiasi sebagian dianggap sebagai asam lemah.
Pengertian Basa Menurut Arrhenius
Menurut teori Arrhenius, basa adalah zat yang melepaskan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam air. Contohnya, natrium hidroksida (NaOH) dan amonium hidroksida (NH4OH) terurai menjadi ion OH- dalam larutan, yang menjadikan larutan tersebut bersifat basa.
NaOH terkenal sebagai basa kuat karena menghasilkan banyak ion OH-. Sedangkan NH4OH adalah basa lemah karena hanya menghasilkan sedikit ion OH-.
Namun, tidak semua senyawa yang mengandung gugus hidroksida selalu bersifat basa. Beberapa senyawa hanya bersifat basa dalam kondisi tertentu.
Hanya Berlaku Pada Larutan Air
Teori larutan asam basa menurut Arrhenius hanya berlaku pada larutan air. Sebab suatu zat harus larut dalam air untuk diidentifikasi sebagai asam atau basa. Sifat asam atau basa baru muncul saat zat bereaksi dengan air, sehingga teori ini bergantung pada keberadaan air.
Baca Juga: Suhu Hidrogen Cair, Berpengaruh terhadap Kepadatannya
Akibatnya, teori ini tidak bisa menjelaskan sifat asam atau basa dari zat dalam bentuk gas, padatan, atau dalam pelarut non-air. Karena itu, teori Arrhenius memiliki keterbatasan dan sering digantikan oleh teori lain. Seperti teori Brønsted-Lowry atau teori Lewis untuk kondisi yang lebih kompleks.
Tidak Berlaku pada Senyawa Non Hidroksida dan Hidrogen
Teori ini juga tidak dapat mengklasifikasikan senyawa non hidroksida (OH-) atau ion hidrogen (H+). Misalnya, senyawa seperti sulfur dioksida (SO2), sulfur trioksida (SO3), karbonat (CO3), aluminium klorida (AlCl3), dan tembaga sulfat (CuSO4). Senyawa tersebut tidak masuk sebagai asam dalam teori ini karena mereka tidak melepaskan ion hidrogen secara langsung.
Kemudian, senyawa basa seperti kalsium oksida (CaO), magnesium oksida (MgO), amonia (NH3), dan natrium karbonat (Na2CO3) tidak mengandung ion hidroksida. Sehingga tidak masuk dalam kategori basa menurut Arrhenius.
Karakteristik Asam
Menurut teori larutan asam basa menurut Arrhenius, asam memiliki karakteristik khas seperti rasa masam dan pH kurang dari 7. Senyawa asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah dan bersifat korosif. Sehingga dapat merusak bahan lain. Ketika bereaksi dengan logam, asam menghasilkan gas hidrogen, serta melepaskan ion hidrogen (H+) saat larut dalam air.
Karakteristik Basa
Basa memiliki beberapa karakteristik, seperti rasanya yang pahit dan pH lebih dari 7. Senyawa basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. Bersifat kaustik sehingga bisa merusak kulit, serta memiliki tekstur licin seperti sabun. Selain itu, basa mampu menghasilkan ion hidroksil (OH-) saat larut dalam air.
Baca Juga: Kaidah Oktet dan Duplet, Berikut Perbedaan Utamanya
Itulah penjelasan mengenai pengertian teori larutan asam basa menurut Arrhenius. Lengkap dengan keterbatasan teori dan karakteristik asam dan basa yang mudah dipahami. (R10/HR-Online)