Batik sudah menjadi kebudayaan yang melegenda. Bahkan sejak masa kolonial Belanda, bangsa barat sudah takjub dengan keindahan batik dari Indonesia. Batik yang dikagumi sejak masa kolonial Belanda ini bahkan sempat diklaim Malaysia.
Batik sudah dikukuhkan menjadi salah satu Warisan Tak Benda Indonesia oleh UNESCO. Meskipun sudah diakui, tetapi klaim mengenai batik tidak pernah selesai. Termasuk Malaysia yang mengklaim batik merupakan kebudayaan negaranya.
Baca Juga: Sejarah Ratu Shima Jepara, Penguasa Kerajaan Kalingga
Sebagai kebudayaan khas Indonesia, Indonesia punya tanggal sendiri untuk memperingati batik. Setiap tanggal 2 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Batik Nasional.
Sejarah Hari Batik Nasional, Sudah Dikagumi Sejak Masa Kolonial Belanda
Mengutip dari, “Akulturasi dalam Bahasa Rupa Pada Motif Batik Belanda Cirebon Dan Batik Pesisir Jawa” (2021), Hari Batik Nasional ditetapkan pada tanggal 2 Oktober 2009.
Penetapan tersebut mengukuhkan batik sebagai identitas bangsa Indonesia dan mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi Dunia.
Secara makna, batik sejatinya bukan hanya sekedar aktivitas mewarnai kain secara fisik saja, melainkan merupakan ritual kehidupan, doa, harapan, dan kesabaran dari pembatiknya.
Batik dimaknai tidak hanya sebagai benda materil, melainkan juga nonmaterial. Batik digambarkan memiliki ruh dan makna simbolis mengenai hubungan manusia antar sesama, dan hubungan manusia dengan pencipta alam.
Bagi masyarakat Jawa terutama Yogyakarta dan Surakarta batik tidak hanya menggambarkan makna yang mendalam, melainkan juga status sosial seseorang.
Terdapat batik-batik yang hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu dan dilarang dipakai oleh rakyat biasa. Batik-batik ini biasanya merupakan batik yang khusus dipakai oleh seorang raja atau permaisuri saja.
Setiap batik pun memiliki ciri khas tersendiri. Batik di daerah pedalaman biasanya cenderung memiliki warna yang gelap, sedangkan batik di kawasan pesisir cenderung lebih terang.
Batik Pada Masa Pendudukan Belanda
Mengutip dari, “Menelusuri Asal Usul Batik: Benang Merah Antara Sejarah, Dongeng Panji Hingga Hasil Riset Modern” (2021), Pada tahun 1900, pemerintah Belanda pernah menampilkan batik dalam acara Expositio Universeller yang diselenggarakan di Paris.
Masyarakat Eropa sampai terpukau ketika Belanda membawa batik sebagai kebudayaan eksotis dari tanah jajahannya. Meskipun kala itu Indonesia masih berstatus sebagai tanah jajahan, tetaopi sejak saat itulah batik menjadi kebudayaan yang dikenal dunia.
Baca Juga: Sejarah Ekspor Pasir Laut, Dilarang Megawati Dibuka Kembali Era Jokowi
Batik yang dipamerkan pada acara tersebut merupakan hasil koleksi Museum Etnik Belanda yang merupakan hadiah dari seorang saudagar Belanda ketika berkunjung ke wilayah kolonial Belanda.
Batik yang dibawa itu berhasil memukau para pengamat dan pecinta seni dari Eropa. Tak terkecuali para peneliti di bidang antropologi budaya yang menjadikan Jawa sebagai perhatiannya.
Sejak saat itu mulai abad ke-20 mulailah bermunculan karya-karya tulis yang mengulas mengenai batik, terutama yang berkembang di Jawa Tengah.
Salah satu contoh karya yang pernah mengulas mengenai batik adalah sebuah buku History of Java yang ditulis oleh Thomas Stamford Raffles.
Malaysia Mengklaim Batik
Mengutip dari “Batik Nusantara: Makna Filosofis, Cara Pembuatan, dan Industri Batik” (2011), meskipun menjadi ikon kebudayaan asli Indonesia, batik sempat diklaim sebagai warisan budaya dari Malaysia.
Pertikaian ini pun sempat memperkeruh hubungan Indonesia dan Malaysia. Walaupun pada akhirnya kasus ini berhasil diselesaikan.
Lalu dari manakah alasan Malaysia mengakui batik sebagai kebudayaan asli mereka? asumsi ini bisa jadi berasal dari letak geografis Malaysia yang berdekatan dengan Indonesia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa jalur lintas perdagangan antara wilayah-wilayah di Asia Tenggara membuat kebudayaan saling terpengaruh.
Perdagangan yang berlangsung sejak lama menyebabkan pertukaran kebudayaan antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Baca Juga: Hari Bhakti Postel 27 September, Ini Fakta Sejarahnya
Namun, pengukuhan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional semakin menambah bukti-bukti bahwa batik merupakan kebudayaan asli dari Indonesia. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)