Sejarah Hari Dokter Nasional menjadi sebuah momen penting bagi berbagai organisasi kesehatan di Indonesia. Perayaan ini bertujuan untuk menghormati jasa-jasa para dokter kepada masyarakat.
Baca Juga: Sejarah Palang Merah Remaja Komitmen untuk Kemanusiaan
Umumnya, momen penting ini identik dengan hari jadi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Berbagai kegiatan terselenggara untuk merayakan sejarah berharga ini. Misalnya, pengobatan gratis, senam sehat, konsultasi kesehatan gratis, dan lain sebagainya.
Sejarah Hari Dokter Nasional Penghormatan Bagi Pahlawan Kesehatan
Peringatan Hari Dokter menjadi sebuah penghormatan atas jasa para dokter yang berkontribusi menjaga kesehatan masyarakat di Indonesia. Peran tenaga kesehatan ini, semakin terlihat ketika seluruh dunia terserang wabah mematikan Covid 19.
Sejarah Hari Dokter
Perayaan hari dokter, tidak lepas dari peran organisasi Ikatan Dokter Indonesia dalam menjaga kesehatan masyarakat. Sebelumnya, organisasi IDI telah terbentuk jauh sebelum tanggal peresmiannya pada tahun 1950.
Pada 1911 terbentuk perkumpulan dokter di nusantara dengan nama Vereniging van Indische Artsen. Setelah lima belas tahun, tepatnya pada tahun 1926 organisasi ini mengalami perubahan nama menjadi Vereniging Van Indonesische Geneeskundigen.
Pada 1940, Vereniging Van Indonesische Geneeskundigen mengadakan sebuah konferensi di Solo. Saat itu, Kongres mengutus Prof. Bahder Djohan untuk membina dan mencetuskan istilah baru dalam dunia kedokteran.
Akhirnya, setelah tiga tahun berlalu VIG dibubarkan pada masa pemerintahan Jepang. Kemudian Negeri Sakura tersebut membentuk organisasi baru dengan nama Jawa Izi Hokokai.
Pada tanggal 30 Juli 1950 berlangsung sebuah pertemuan yang menghasilkan gagasan tentang Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia (PMDWNI). Pertemuan tersebut juga menjadikan Dr. Bahder Djohan sebagai ketua organisasi.
Gagasan pertemuan tersebut atas usul dari beberapa tokoh penting yang hadir. Beberapa di antaranya yaitu, Dr. Seni Sastromidjojo, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia), dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia).
Selanjutnya, pada tanggal 22-25 September 1950, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) berlangsung di Deca Park. Dalam muktamar IDI tersebut, Dr. Sarwono Prawirohardjo terpilih sebagai Ketua Umum IDI.
Baca Juga: Sejarah dan Cara Memperingati Hari Museum Nasional
Baru pada tanggal 24 Oktober 1950, Ikatan Dokter Indonesia legal secara hukum di hadapan notaris. Tanggal tersebut juga ditetapkan sebagai hari jadi IDI dan juga sebagai peringatan sejarah Hari Dokter Nasional.
Perjuangan Dokter di Masa Covid 19
Sejarah Hari Dokter Nasional membawa peran penting aktivis kesehatan pada masa pandemi yang menyerang seluruh lapisan masyarakat. Seiring dengan virus yang menyerang secara global, Indonesia juga terkena dampak cukup signifikan.
Setiap hari angka kematian akibat Covid 19 semakin bertambah. Hal tersebut membuat suasana di lingkungan masyarakat semakin resah. Bahkan, banyak perusahaan dan UMKM lokal yang tidak dapat melanjutkan bisnis mereka.
Selain tingkat kesehatan yang menurun drastis, perekonomian masyarakat juga ikut terkena dampak. Di sinilah para Dokter di Indonesia mengambil peran penting dalam mengatasi masalah kesehatan.
Aktivis kesehatan turun tangan dengan mengorbankan waktu, bahkan mengabaikan virus yang bisa jadi menyerang mereka. Berbagai pihak, baik Dokter maupun aktivis kesehatan lainnya berusaha keras memberikan solusi terbaik dan merawat pasien terdapak dengan serius.
Berbagai kontribusi yang dilakukan, membuahkan hasil cukup signifikan. Kasus harian Covid 19 di Indonesia semakin menurun. Bahkan, banyak vaksin dilakukan untuk mengatasi wabah yang menyebar.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerja keras para dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas. Peran tersebut menjadikan dokter sebagai pahlawan yang sesungguhnya.
Oleh sebab itu, tanggal 24 Oktober mengajak masyarakat untuk turut serta dalam mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan. Dalam perayaan ini, setiap individu dapat memperingatinya dengan cara yang paling sederhana.
Di era serba digital saat ini, setiap individu dapat menggunakan media sosial sebagai ajang untuk merayakan sejarah Hari Dokter Nasional. Misalnya penggunaan tagar yang relevan seperti, #PahlawanKesehatan atau #TerimaKasihDokter.
Individu juga dapat turut serta dalam kegiatan yang berlangsung selama perayaan Hari Dokter Nasional. Misalnya, kampanye kesehatan, donor darah, senam masal, atau turut berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan terkait.
Baca Juga: Sejarah Pekan Paralimpiade Nasional, Ajang Olahraga Disabilitas
Sejarah Hari Dokter Nasional tidak lepas dari peran Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Organisasi kesehatan tersebut telah banyak memperjuangkan kualitas layanan kesehatan terbaik di seluruh pelosok Nusantara. (R10/HR-Online)