harapanrakyat.com,- Dalam rangka merawat benda pusaka peninggalan Raden Adipati Aria Koesoemadiningrat (Bupati Galuh Ciamis 1839-1886), Yayasan Koesoemadiningrat menggelar Tradisi Jamasan Pusaka di Situs Jambansari Ciamis, Jawa BaratSelasa (24/9/2024).
Tradisi Jamasan Pusaka sendiri rutin diselenggarakan setiap tahun. Adapun, prosesi tradisi tersebut diawali dengan mengeluarkan benda-benda pusaka peninggalan dari RAA Koesoemadiningrat dari Museum Galuh Pakuan.
Baca Juga: Beredar Info Tentang Pembacokan Modus Ketuk Pintu di Maleber Ciamis, Polisi Sebut Itu Hoaks
Kemudian, satu persatu benda pusaka tersebut dibersihkan dengan menggunakan air Kahuripan dari 8 mata air. Delapan mata air tersebut adalah mata air dari Situs Jambansari, Situs Karangkamulyan, Pulo Majeti Kota Banjar, Ciomas Panjalu, Cakra Dewa Panjalu, Tumenggung Wira, Adi Kusumah Gunung Galuh, dan Situs Gandoang Wanasigra.
Adapun benda-benda pusaka yang dibersihkan dalam Tradisi Jamasan ini ada 8 pusaka, yakni 1 keris betok, 3 tumbak, 3 keris dan 1 pedang.
Ketua Yayasan Koesoemadiningrat, R. Adi Gardjita menjelaskan, kegiatan Jamasan merupakan suatu tradisi yang sudah menjadi agenda khusus bagi keluarga Raden Adipati Aria Koesoemadiningrat.
“Jadi tujuannya itu kita bisa bersilaturahmi dengan warga masyarakat Tatar Galuh, dan juga kita merawat benda-benda peninggalan RAA Koesoemadingrat. Jadi kita harus tetap merawat. Supaya anak cucu kita mengetahui, ternyata di Tatar Galuh ini masih banyak budaya yang harus dilestarikan,” jelasnya.
Melalui tradisi Jamasan, Adi berharap ke depannya bisa bersinergi dengan pemerintah daerah. Tujuannya agar tradisi Jamasan tidak hilang begitu saja.
“Harapannya ke depan bisa bersinergi dengan pemerintah daerah untuk lebih intens lagi dalam masalah kebudayaan ini. Supaya tidak hilang begitu saja, karena sudah menjadi ciri khas dari Galuh,” harapnya.
Tradisi Jamasan di Situs Jambansari Ciamis Terus Dipelihara
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Ciamis, Ega Anggara Al Kautsar mengatakan, tradisi Jamasan ini memang sudah dilaksanakan setiap tahun oleh keluarga RAA Koesoemadiningrat.
Baca Juga: Cerita Kadus di Ciamis Ini Lihat Sosok Pocong di Pemakaman Muringis, Nyaris Pingsan
“Kegiatan ini betul-betul ngamumule budaya, adat tradisi ini harus tetap terpelihara. Karena dengan memelihara tradisi ini minimal masyarakat Ciamis mengetahui sejarah Galuh Ciamis cukup panjang, sehingga menjadi kebanggaan dan motivasi untuk generasi mendatang,” pungkasnya. (Feri/R7/HR-Online/Editor-Ndu)